Bandara Kertajati Akan Dioperasikan Mengangkut Calon Jemaah Haji 1444 H (Foto Ilustrasi)
Dream - Semenjak resmi ditetapkan pada tahun 2020 lalu, Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat akhirnya akan memberangkatkan calon jemaah haji Jawa Barat pada tahun ini. Sebanyak 7.000 hingga 8.000 calon jemaah haji akan terbang dari Bandara baru ini.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Bandara Kertajati telah ditetapkan sebagai salah satu bandara embarkasi dan debarkasi haji tahun 2023/1444 Hijriah oleh Kementerian Agama.
Rencananya Bandara Kertajati akan memberangkatkan sebanyak 20 kelompok terbang (kloter) calon jemaah haji yang berasal dari tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat.
Ketujuh daerah asal calon jemaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci tersebut adalah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
Selain persiapan infrastruktur Bandara Kertajati, Menhub juga memastikan sejumlah sarana pendukung menuju kawasan Bandara sudah siap dalam membantu penyelenggaraan musim haji 1444 H.
Sarana pendukung yang dimaksud adalah akses menuju Bandara Kertajati yang lebih mudah dengan beroperasinya Jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) pada pertengahan April 2023.
Kehadiran akses jalan tol ini akan membuat waktu tempuh dari Bandung ke Bandara Kertajati dan sebaliknya dipersingkat menjadi kurang lebih satu jam. “ Kita harapkan Bandara Kertajati akan semakin hidup, Tol Cisumdawu semakin ramai, dan masyarakat di sekitar Subang yang akan menuju bandara maupun sebaliknya semakin nyaman karena aksebilitasnya semakin mudah,” ujar Budi.
Dream - Kementerian Agama (Kemenag) bersama pihak otoritas Arab Saudi sepakat untuk menggunakan Aplikasi Visa Bio untuk seluruh jemaah haji Indonesia 1444 H/2023 M. Aplikasi ini akan merekam fitur biometrik wajah, sidik jari, serta fotokopi paspor calon jemaah.
Untuk bisa menggunakan aplikasi " Saudi Visa Bio" , calon jemaah bisa mengunduhnya melalui playstore maupun app store.
“ Penggunaan aplikasi 'Saudi Visa Bio' akan diterapkan pada seluruh jemaah haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M untuk memberikan kemudahan dan kecepatan pemeriksaan jemaah saat datang di bandara Arab Saudi," terang Hilman di Jakarta.
Menurut Hilman, calon jemaah juga tak perlu mengunjungi Kedutaan Besar, konsulat Arab Saudi, atau pusat penerbitan visa di Indonesia untuk mendapatkan visa. Dengan menggunakan aplikasi ‘Saudi Visa Bio’, jemaah bisa mendaftar secara mandiri.
© MEN
“ Aplikasi ini dapat diunduh melalui gawai masing-masing jemaah dan seluruh identitas termasuk sidik jari dan wajah jemaah direkam pada aplikasi tersebut," sambungnya.
Kesepakatan penggunaan aplikasi Saudi Visa Bio ini dihasilkan dari pertemuan antara Tim Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag dengan delegasi Arab Saudi di Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Kuningan, Jakarta, Kamis 9 Maret 2023.
Delegasi ini terdiri atas perwakilan Kementerian Haji dan Umrah, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, General Authority of Civil Aviation (GACA), Wukala, serta tim Visa Bio dan tim Makkah Route. Mereka dipimpin oleh Abdurrahman Al Bijawi dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi.
Dari Kemenag, hadir Dirjen PHU Hilman Latief yang ikut mendampingi Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab beserta jajarannya.
Selain terkait aplikasi ‘Saudi Visa Bio’, rapat koordinasi dua negara ini juga membahas implementasi Mecca Route atau fast track.
Tahun ini, fast track akan kembali dilaksanakan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), bagi jemaah dari DKI Jakarta, Banten, Lampung, dan sebagian Jawa Barat.
" Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan, pihak Saudi meminta fasilitas ruang tunggu fast track Bandara Soetta yang lebih luas dan akses yang lebih mudah," ujar Hilman.
Hilman mengungkapkan, layanan fast track sudah dimulai sejak 2018. Melalui layanan ini, proses jemaah haji dilakukan sejak di bandara Indonesia. Karena itu, jemaah tidak perlu diperiksa paspor dan visanya lagi saat tiba di Arab Saudi.
“ Jumlah jemaah yang akan dilayani oleh fasilitas fast track sebanyak 55.321 jemaah," tegasnya.
Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab menambahkan, untuk keberlanjutan layanan fast track, pihak Arab Saudi meminta agar MoU antara Indonesia dan Arab Saudi bisa segera dilakukan. Dengan begitu, perencanaan fast track dapat dilakukan lebih awal.
" Untuk lokasi fasilitas fast track, akan dilakukan pembahasan bersama dengan pihak Otoritas Bandara Soetta, Angkasa Pura 2, Imigrasi, Avsec, dan maskapai penerbangan," ungkapnya.
Kemudian, dalam pertemuan ini juga dibahas tentang jadwal penerbangan haji. Pihak GACA Saudi sudah meminta Ditjen PHU dan maskapai tentang jadwal penerbangan haji.
" Jadwal sudah dibuat bersama antara Ditjen PHU dengan maskapai. Kami sepakat dalam sehari rata-rata sebanyak 17 kloter yang akan berangkat dari berbagai embarkasi ke Arab Saudi," tandasnya.
sumber: Kemenag