Ashley Lawrence Mengenakan Masker Transparan (Foto: Facebook Ashley)
Dream - Sejak virus corona mewabah, masker menjadi sesuatu yang wajib dimiliki tiap orang, terutama bagi mereka yang harus beraktivitas di tengah pandemi Covid-19. Meski membantu mengurangi risiko terpaparnya covid-19, masker dapat menyulitkan bagi mereka yang tak bisa mendengar dan berbicara atau tuli.
Ashley Lawrence, seorang gadis asal Kentucky, Amerika Serikat, muncul dengan ide unik. Ia membuat masker khusus untuk komunitas tuli.
Ide ini muncul ketika banyak orang membuat masker sendiri (DIY/Do It Yourself). Seketika Lawrence terpikir bahwa belum ada masker yang dibuat khusus untuk penyandang tuna rungu. Gadis 21 tersebut kemudian mendesain sendiri maskernya.
" Jadi tepat sebelum pandemi corona, masker dibuat dan dikomersilkan untuk membantu orang dengan gangguan pendengaran mengakses mulut dokter melalui membaca bibir/membaca ucapan. Karena kekurangan masker saat ini, semua orang mulai membuat masker mereka sendiri, jadi saya berpikir: mengapa tidak saya membuat masker untuk mereka? Ini adalah salah satu cara untuk tetap tinggal dirumah #HealthyatHome," tulis Lawrence dalam unggahan Facebooknya.
Lawrence memang seorang mahasiswa di jurusan pendidikan untuk orang tuli di Eastern Kentucky University. Latar belakang pendidikan Lawrence membuatnya mengerti kebutuhan para komunitas tuna rungu.
Masker hasil karya Lawrence dibuat transparan pada bagian depan mulut agar orang lain bisa membaca gerakan bibir dan ekspresi si pemakai masker. Desain buatan Lawrence ini mendapat respons positif dari banyak pihak, terutama komunitas tuli dan kesehatan. Lawrence berjanji akan menyempurnakan desainnya agar lebih mudah dan nyaman dipakai.
Sumber: CBS News
Dream - Dokter spesialis paru RS Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Erlina Burhan, Sp.P(K),M.Sc, Ph.D, menjelaskan empat jenis masker yang ada di masyarakat.
Menurut dia, ada sejumlah masker yang bisa digunakan untuk masyarakat dan ada pula masker yang khusus untuk industri.
" Masker merupakan salah satu pencegahan penularan Covid-19," kata Erlina, dalam tayangan BNPB Indonesia, Rabu, 1 April 2020.
Erlina mengatakan, meski menjadi penangkal, selain masker harus ada kombinasi dengan yang lain. Misalnya cuci tangan dan perilaku hidup sehat lain.
Erlina menyebut, ada empat jenis masker yang bisa ditemukan saat ini. Diantaranya, masker kain, masker bedah, masker N95, dan facepiece respirator, atau masker yang menutupi seluruh muka. Dia mengatakan, ada beberapa keunggulan dari masing-masing masker tersebut.
Pertama, masker kain. Masker ini bisa di dipakai masyarakat yang sehat di tempat umum dan fasilitas lain. Meski demikian, kata Erlina, pengguna masker ini tetap perlu menjaga jarak satu hingga dua meter.
" Karena masker kain tidak bisa memproteksi semua partikel," ucap dia.
Masker kain (Foto: Shutterstock)
Masker kain disarankan tidak menggunakan tenaga medis. Untuk para tenaga medis yang bekerja di fasilitas kesehatan.
Dia menyarankan masker jenis kedua, yaitu masker bedah. Masker bedah, kata dia, juga bisa digunakan masyarakat yang punya gejala flu, pilek, demam, nyeri tenggorokan, dan batuk.
Masker bedah (Foto: Shutterstock)
Sementara itu, masker ketiga, yaitu N95 bisa digunakan tenaga medis yang punya kontak dekat dengan pasien terinfeksi virus. " Maka dianjurkan untuk dipakai petugas kesehatan, bukan masyarakat umum," ujar dia.
Masker N95 (Foto: Shutterstock)
Jenis masker keempat yaitu facepiece respirator. Masker jenis ini, kata dia, punya sistem penangkal yang ampuh dari virus.
Tetapi, kata dia, masker jenis ini biasanya hanya digunakan di industri. Para pekerja yang menggunakan masker ini diharapkan dapat terlindung dari gas berbahaya.
Masker Facepiece Respirators (Foto: Bulksafety)
Di tengah wabah Covid-19 ini, dia berharap kelangkaan masker dapat teratasi. Dia berharap masyarakat tidak melakukan pembelian secara panik.
Sebab, prioritas pengguna masker ini yaitu tenaga kesehatan dan orang-orang sakit. " Jadi kalau orang sehat yang memborongnya, yang memakainya,maka ketersediaan masker tidak lagi untuk orang sakit dan tenaga kesehatan. Jika orang sakit tidak ada lagi akses terhadap masker, ini akan menjadi sumber penularan," ujar dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN