Varian Covid-19 Baru Pemicu Lonjakan Kasus di Inggris Belum Teridentifikasi di Indonesia

Reporter : Arini Saadah
Selasa, 16 November 2021 19:01
Varian Covid-19 Baru Pemicu Lonjakan Kasus di Inggris Belum Teridentifikasi di Indonesia
Mutasi varian delta perlu diwaspadai lantaran memiliki karakteristik lebih cepat menular, meningkatkan risiko kematian dan kesakitan yang parah.

Dream - Pemerintah mencatat sebagian besar mutasi varian Delta yang menyebar di Indonesia adalah AY.23. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi varian ini rupanya juga mendominasi di Singapura.

" Kebetulan varian Delta turunan yang banyak beredar di Indonesia mirip dengan yang ada di Singapura, yaitu AY.23," ucap Nadia dalam jumpa pers virtual Selasa, 16 November 2021.

Mutasi varian delta yang satu ini, kata Nadia, sangat perlu diwaspadai lantaran memiliki karakteristik lebih cepat menular, bisa meningkatkan risiko kematian dan kesakitan yang parah.

Sementara varian delta plus AY.4.2 yang memicu lonjakan kasus Covid-19 di Inggris, Nadia memastikan belum teridentifikasi di Tanah Air.

1 dari 3 halaman

Kasus Varian Delta Tertinggi

Berdasarkan data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan 13 November 2021, kasus varian Delta di Indonesia mencapai 4.732. Sedangkan kasus Covid-19 varian Alpha hanya 76 dan Beta 22.

Perlu diketahui, DKI Jakarta mencatat kasus varian Delta terbanyak di Indonesia yakni 1.278. Kemudian disusul Jawa Barat sebanyak 757 kasus, Kalimantan Timur 393 kasus, dan Jawa Tengah 309 kasus.

Menurut lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini, keberadaan varian delta maupun turunannya tersebut perlu diwaspadai. Apalagi varian ini di Indonesia merupakan jenis virus penyebab Covid-19 yang paling banyak. Sehingga potensi penularan dan lonjakan kasus masih memungkinkan.

" Tentunya ini harus tetap menjadi kewaspadaan kita bahwa saat ini dominasi varian Delta maupun turunannya itu masih merupakan varian yang paling banyak. Artinya, potensi untuk terjadinya lonjakan kasus itu masih sangat memungkinkan," terangnya.

2 dari 3 halaman

Menurunkan Efikasi Vaksin

Ilustrasi

Berdasarkan hasil penelitian, dr Nadia juga mengakui varian Delta bisa menurunkan efikasi vaksin meskipun penurunannya tidak terlalu signifikan. Sehingga vaksin masih bisa memberikan perlindungan kepada tubuh manusia.

" Jadi jangan ragu-ragu mengikuti vaksinasi. Justru lebih baik divaksin supaya tetap ada proteksi terhadap varian-varian ataupun varian Delta," tegasnya.

Nadia menyebut mutasi varian Delta sudah mencapai sekitar 45 hingga 60. Mutasi yang sudah teridentifikasi di Indonesia sebanyak 22. Di antaranya ada AY.1, AY.11, dan AY.16.

3 dari 3 halaman

Varian Delta di Inggris Tak Ditemukan di RI

Sebagai informasi, Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane menyebutkan, telah ditemukan banyak sekali varian Delta plus di Tanah Air. Selain AY.1, AY.11, AY.16, ada juga varian AY.4, dan AY.24. Akan tetapi, AY.4.2 yang memicu lonjakan kasus Covid-19 di Inggris belum teridentifikasi di Indonesia.

" Sementara ini (AY.4.2) belum ditemukan di Indonesia. Tapi kita berharap tidak masuk ke Indonesia," ungkap Masdalina.

Ia menambahkan angka reproduktif Delta plus lebih tinggi dari varian lainnya, yakni mencapai enam hingga delapan. Artinya, satu orang yang terinfeksi Delta plus bisa menularkan kepada enam hingga delapan orang.

" Bahkan kalau dalam masa inkubasi 2 sampai 14 hari baru terinfeksi, dia (Delta plus) pun sudah menularkan. Jadi tidak harus menunggu terinfeksi, dia sudah mampu menularkan. Jadi menularkannya selain lebih cepat tapi juga lebih banyak," terangnya.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar