Dream - Asmawi, ayah Muhamad Al Zahra alias Joya, meminta proses hukum terus dilanjutkan, terkait aksi massa yang menganiaya dan membakar anak pertamanya di Kampung Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, Jakarta Barat.
Asmawi mengaku tidak pernah mengajarkan anaknya mencuri. Dia pun masih mempertanyakan kenapa anaknya dipukul hingga dibakar.
“ Saya selalu mengajarkan kebaikan kepada anak saya. Pedih hati saya, anak meninggal dunia karena dibakar,” kata Asmawi saat menghadiri proses otopsi oleh tim Puslabfor Mabes Polri, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kedondong, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu kemarin dikutip dari laman JPNN.com, Kamis 10 Agustus 2017.
Sambil duduk bersila di depan makam Joya, Asmawi kembali mengatakan dengan tegas, tidak rela anaknya dibakar massa sampai meninggal dunia. " Ini negara hukum kenapa anak saya dipukul dan dibakar mati. Dasarnya apa," ujar sesenggukan, sembari mengusap air mata.
Adik Joya, Bambang Purnomo, masih tidak mempercayai jika Joya merupakan sosok pencuri. Di matanya, Joya adalah sosok yang pendiam dan taat ibadah. “ Karena memang kakak saya (Joya) itu tekhnisi amplifier,” katanya singkat.
Proses otopsi di TPU Kedondong oleh tim Puslabfor Mabes Polri berjalan hingga 2,5 jam. Awal pembongkaran pemakaman dilakukan pukul, 10.30 hingga selesai pukul 12.00.
Tim Forensik melakukan pembedahan jasad Joya. Hasil otopsi ini baru akan diketahui sekitar delapan hari.
Kuasa Hukum Joya, Abdul Chalim mengatakan, dalam proses otopsi ini sang istri Joya, Siti Zubaedah tidak hadir. Alasannya, psikologi Siti masih labil. Sehingga, butuh waktu untuk menenangkannya. Hanya saja, sang istri sudah memberikan persetujuan soal proses otopsi ini.
Joya tewas dibakar massa setelah dicurigai mencuri alat pengeras milik Musalla Alhidayah di Kampung Suka Tenang RT 01 RW 07, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.
(Sumber: JPNN.com)
© Dream
Dream - Makam M Alzahra alias Joya, korban yang diamuk dan dibakar oleh warga, telah dibongkar tim gabungan, Disaster Victim Indentification (DIV) Bibdokes Polda Metro Jaya dan Tim Forensik RS Polri, Rabu siang, 9 Agustus 2017.
Empat tukang gali dikerahkan petugas untuk mengangkat jenazah Joya, yang dimakamkan di TPU Kedondong, BTN Buni Asih, Kampung Kongsi, Cikarang Utara, pekan lalu.
Para tukang makam itu yakni Ahmad, selaku Ketua RT, Masum, Ma Aang, dan Pak Ecin. Kesemuanya merupakan warga di sekitar TPU.
Masum, seorang tukang gali menceritakan jika proses pembongkaran makam secara keseluruhan berlangsung tanpa ada hambatan. Mereka pun berhasil mengangkat jenazah setelah menggali 90 cm ke dalam tanah.
" Tak ada masalah, sejak semalam kami di sini, semua Alhamdulillah berjalan baik," kata Masum.
Lalu bagaimana kondisi jenazah Joya?
© Dream
Menurutnya kondisi jenazah sudah bengkak dan menghitam.
" Lumayan berat, tadi yang angkat tiga di bawah. Satu di atas dan dibantu dari polisi," jelasnya.
Dia menambahkan, kondisi jenazah saat diangkat banyak mengeluarkan air. Khususnya, di bagian pinggir ke atas.
" Kami baru kali ini bongkar, biasanya hanya nguburin. Kalau kali ini rasanya lebih berat tubuh almarhum, tak seperti biasa-biasanya," ujarnya.
(Sumber: www.jpnn.com)
© Dream
Dream - Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Asep Adisaputra mengatakan berdasarkan keterangan saksi dan barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) penganiayaan Muhammad Al Zahra atau Joya (MA) polisi menduga ada korban yang mencuri amplifier milik musala Al Hidayah, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
" Penyidik sudah menyusun kesimpulan bahwa saudara MA terduga keras melakukan aksi pencurian tersebut," kata Asep di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 9 Agustus 2017.
Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saksi kunci yakni marbot musala, Rojali. Menurut polisi, Rojali mengetahui persis situasi pada saat itu.
Ketika itu, Al Zahra sempat melakukan sholat Ashar di Mushalla Al Hidayah bersama Rojali dengan keadaan sepi.
Setelah sholat Ashar selesai, Rojali tidak melihat amplifier musala yang sebelumnya dia gunakan untuk azan Ashar. Saat itulah Rojali mencurigai Joya telah mengambilnya dan meminta bantuan warga untuk melakukan pencarian.
Rojali bersama warga akhirnya menemukan Joya di pasar murah yang jaraknya sekitar lima kilometer dari musala.
" Rojali sebagai marbot dari Mushalla Al Hidayah itu berkali-kali menegaskan dialah yang menangkap tangan terduga pelaku saudara MA," ucap Asep.
Meski diduga mencuri, Al Zahra tidak diserahkan kepada aparat berwajib. Dia justru dihakimi massa hingga akhirnya dibakar hidup-hidup.
Dalam pengeroyokan itu polisi menetapkan lima orang sebagai tersangka yakni AL, KR, SD, SH dan NMH. Mereka terancam Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, dengan ancamaan hukuman penjara maksimal 12 tahun.
© Dream
Dream - Kapolres Metro Bekasi, Komisaris Besar Polisi Asep Adisaputra mengungkap pelaku yang membeli bensin dan membakar Muhammad Al Zahra. Menurut Asep, pria yang membakar Al Zahra berinisial SD dan berumur 27 tahun.
" Hari ini menetapkan kembali 3 tersangka, saudara AL, KR dan, SD. Yang paling menonjol ini SD, perannya adalah dia yang membeli bensin lalu kemudian menyiram ke tubuh MA dan sekaligus dia pelakunya yang membakar," kata Asep di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 9 Agustus 2017.
Selain menerangkan peran SD, Asep juga menjelaskan peran AL dan KR dalam peristiwa pada 1 Agustus 2017 itu.
Menurut Asep peran AL, 18 tahun, ialah menginjak kepala Al Zahra. Sementara itu, KR, 55 tahun, berperan memukul perut dan punggung korban pada saat penganiayaan terjadi.
Saat ini, total ada lima pelaku yang telah ditangkap.
Sebelum penangkapan tiga pelaku itu, polisi telah menangkap NMH yang berperan menendang perut korban satu kali dan SH yang menendang punggung korban sebanyak dua kali.
Perlakuan yang diterima Al Zahra karena pria itu dituduh mencuri amplifier musala di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Saat itu, dia tertangkap tangan membawa amplifier setelah dilakukan pencarian oleh marbot musala, Rojali dan beberapa orang warga.
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
