Situasi Di Times Square Usai Kepanikan (Twitter)
Dream - Warga yang tengah berada di Times Square New York, Amerika Serikat mendadak panik pada Selasa, 6 Agustus 2019. Mereka berhamburan setelah mendengar suara keras mirip sebuah tembakan.
Pusat bisnis Negeri Paman Sam itu langsung penuh keriuhan. Orang lari tunggang langgang menyelamatkan diri.
Kepanikan itu akhirnya berhenti setelah warga mengetahui pemicunya. Diketahui knalpot sepeda motor yang mengeluarkan api memicu suara keras tersebut.
Kondisi AS memang sedang dilanda kecemasan. Beberapa hari sebelumnya, terjadi dua kasus penembakan brutal yang menewaskan puluhan orang di El Paso dan Dayton. Penembakan tersebut menimbulkan trauma di sebagian besar warga Amerika Serikat.
People fleeing and hiding from #timessquare after suspected live shooter #NewYork we caught this from our hotel bar 10th floor #police confirmed this was not a live shooter #timessquare #NYC pic.twitter.com/IKfagFbtzy
— The Daniels Group (@DanielsGrp)August 7, 2019
Dikutip dari CBS News, pengunjung Times Square berlarian mencoba menyelamatkan diri. Media lokal tersebut melaporkan banyak warga mengira suara motor tersebut benar-benar sebagai tembakan dan Times Square menjadi target selanjutnya dari serangan teroris.
Sejumlah pengguna media sosial mengklaim banyak orang berteriak 'Tembakan" , menimbulkan ketakutan pada banyak orang. Beberapa orang mengaku mendengar bunyi ledakan, namun tidak bereaksi hingga sekerumunan orang mulai berteriak dan berlarian.
Sementara sebagian orang lainnya mengaku tidak tahu apa yang terjadi. Mereka terpaksa ikut berlari, kebingungan dan ketakutan.
Saksi mata mengatakan orang-orang berlarian dari jalanan seperti menyerbu restoran, toko, bahkan gedung teater. Sejumlah pejalan kaki terluka akibat diterjang kerumunan orang-orang panik.
Pejabat Departemen Kepolisian New York melaporkan 22 orang terluka. Empat korban di antaranya telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Seniman teater, Gideon Glick, mengaku sebelum kepanikan terjadi, dia sedang memainkan peran Dill Harris dalam pertunjukan teater " To Kill a Mockingbird" di Schubert Theatre. Tiba-tiba, orang-orang berlarian dari jalan masuk ke ruang pertunjukan, membuat para penonton panik dan berlindung di balik kursi.
Di dekatnya, tepatnya di Junior's Restaurant & Bakery, para pelanggan segera berlindung di bawah meja begitu kepanikan terjadi. Sebagian dari mereka merangkak menuju pintu agar bisa keluar dari restoran.
Orang-orang berlarian karena sangat panik. Bahkan sepatu, tas, dan sejumlah barang bawaan mereka sampai tertinggal di jalanan.
NYPD segera bergerak mengamankan situasi begitu mendapat panggilan lewat 911. Kepolisian lalu menyatakan situasi Times Square telah terkendali.
Sementara, Wali Kota New York, Bill de Blasio menyatakan New York sudah aman. Dia juga mengecam penyebab kepanikan tersebut.
" Times Square sudah aman dan terkendali, tapi perasaan panik dan takut dari orang-orang malam ini sangatlah nyata," kata de Blasio lewat Twitter.
Dream - Parade juara NBA 2019 yang diraih klub asal Kanada, Toronto Raptors, diwarnai insiden. Dalam perayaan yang digelar di Nathan Phillips Square, terjadi penembakan, Senin, 18 Juni 2019 waktu setempat.
Kepala Kepolisian Toronto, Mark Saunders mengatakan, empat orang menderita luka-luka dalam aksi penembakan itu. Polisi Kanada bergerak cepat dan menangkap tiga orang. Tiga orang itu ditangkap di dua lokasi yang terpisah.
Saunders bersikeras bahwa insiden itu mempengaruhi sekelompok kecil orang selama perayaan yang bergembira. Lebih dari satu juta orang menghadiri parade kemenangan dan " sebagian besar bahkan tidak tahu ini terjadi," kata dia, dilaporkan CNN, Selasa, 18 Juni 2019.
Gambar di media sosial menunjukkan orang berlari dari tempat kejadian. Saunders mengatakan, dia belum dapat memastikan laporan adanya orang-orang terinjak-injak. Tetapi, dia menolak informasi bahwa sebuah penyerbuan terjadi setelah tembakan dilepaskan.
Shot this from inside Toronto city hall, at the north entrance, seconds after shots were fired at Nathan Phillips Square. pic.twitter.com/H9fKpMwNKe
— Francine Kopun (@KopunF)June 17, 2019
Para pejabat Kanada juga bereaksi cepat. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mendesak masyarakat untuk tidak membiarkan para perusak parade kemenangan bersejarah itu.
" Saya harap semua yang terluka dalam penembakan hari ini pemulihan dengan cepat dan saya ingin berterima kasih kepada Polisi Toronto karena bertindak begitu cepat," kata Trudeau.
" Kami tidak akan membiarkan tindakan kekerasan ini merenggut semangat parade hari ini."
I hope all those injured in today’s shooting have a speedy recovery, and I’d like to thank the Toronto Police for acting so quickly. We won’t let this act of violence take away from the spirit of today's parade.
— Justin Trudeau (@JustinTrudeau)June 18, 2019
Trudeau memang turut hadir dalam parade kemenangan Raptor. Dalam perayaan yang digelar, para pemain Toronto Raptors menaiki bus tingkat terbuka. Parade perayaan itu dimulai sejak senin sore waktu setempat.
Kemenangan Raptors menandai bukan hanya gelar NBA pertamanya, tetapi juga pertama kalinya mencapai Final NBA dalam sejarah 24 musimnya di liga basket Amerika Serikat.(Sah)
Dream - Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Irfan Yunianto, menjadi saksi peristiwa penembakan di Masjid Al Noor, Selandia Baru, Jumat 15 Maret 2019. Irfan mengaku trauma dengan serangan biadab tersebut.
Dalam konferensi video, Irfan mengaku datang ke Masjid Al Noor, Dean Ave, Christchurch, menggunakan sepeda. Dia ingat, masjid tidak seramai biasanya.
Dia berpikir mungkin masjid sedikit lengang dari baisanya karena seharian hujan. Jemaah tidak terlalu banyak dan ruangan sholat utama juga terlihat lengang.
Irfan awalnya ingin menuju ruang utama sholat. Tapi, dengan jaketnya yang basah, dia justru memilih untuk sholat di ruangan sholat kecil yang biasa digunakan untuk pertemuan di masjid.
" Waktu itu saya berpikir, mau meletakkan jaket basah, kalau di ruang utama akan mengganggu jemaah lain," kata Irfan, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 19 Maret 2019.
Saat terjadi penembakan, kata Irfan, sejumlah jemaah yang panik keluar melalui pintu darurat yang ada di dekatnya. Pintu tersebut terhubung dengan tempat parkir kendaraan.
Di sekitarnya, dia melihat jemaah yang lari dan menyelamatkan diri melompat pagar setinggi dua meter.
Situasi mencekam itu membuatnya menghubungi supervisornya di University of Otago. " Saya juga menghubungi KBRI tetapi ternyata masih Jumatan, saya juga menghubungi teman yang ada di laboratorium, tujuannya supaya jangan ada yang mendekat ke daerah Masjid Al Noor," kata dia.
Meski tak mengalami luka-luka, peristiwa mencekaman itu membuat Irfan trauma. Dia merasa peristiwa itu masih terjadi dalam ingatannya.
Irfan mengatakan, telah mengunjungi rekannya yang terluka terkena tembakan. Dia juga sudah memulai aktivitas di kampus.
Dari peristiwa itu, dia mengatakan tidak ada lokasi yang aman di dunia. " Padahal Selandia Baru selama ini dianggap sebagai negara yang aman dari aksi semacam itu," ujar dia.
Sumber: Liputan6.com/Switzy Sabandar
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov