Dituduh Teroris, 30 Muslim Bosnia Alami Pelecehan

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 14 Mei 2015 12:30
Dituduh Teroris, 30 Muslim Bosnia Alami Pelecehan
Sekelompok polisi berpoteng dan bersenjata menyerbu rumah-rumah Muslim di Srebrenica atas kedok memerangi terorisme. Lebih dari 30 Muslim ditangkap.

Dream - Lebih dari 30 Muslim yang tinggal di Srebrenica, Bosnia mengalami tindak pelecehan dari kepolisian setempat. Mereka ditangkap setelah sekelompok polisi bertopeng dan bersenjata menyerbu rumah-rumah para Muslim dengan dalih menyelidiki ekstrimis Islam.

Hal itu membuat Walikota Srebrenica yang juga seorang Muslim, Camil Durakovic geram. Ia menyebut tindakan kepolisian sebagai bentuk penindasan.

" Terorisme merupakan persoalan global yang serius dan kita harus memeranginya, tapi Anda tidak bisa menggunakan isu ini sebagai alasan untuk mengirim pasukan bertopeng dan bersenjata menyerang rumah orang Islam dan menangkapnya tanpa bukti," ujar Durakovic.

Penyerangan itu terjadi pada Rabu, 6 Mei 2015 lalu. Anehnya, para polisi yang dikerahkan bukan berasal dari kesatuan yang berdinas di Srebrenica, melainkan dari luar kawasan itu.

Insiden ini juga membuat Presiden Komunitas Muslim Bosnia Bakir Izetbegovic meradang. Ia menuding polisi telah bertindak melampaui wewenangnya.

" Kami tidak membiarkan tindak pelecehan terulang dengan kedok memerangi terorisme," kata dia.

Beberapa pekan sebelumnya, sebuah kantor kepolisian yang terletak di kawasan timur laut Bosnia mengalami insiden penembakan. Satu polisi tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka.

Polisi kemudian menuding pelaku penembakan itu merupakan Muslim yang tergabung dalam jaringan gerakan ekstrimis. Hal itu menjadi dasar bagi polisi untuk menyerang rumah-rumah Muslim di Srebrenica.

Srebrenica merupakan kawasan yang menjadi lokasi pembantaian terburuk sejak Perang Dunia II. Kota ini dihuni para Muslim yang kemudian harus mengungsi untuk menghindari teror berkelanjutan, yang salah satunya salah perang etnis Bosnia pada 1990.

Komunitas Muslim kembali mendiami kawasan ini setelah perang etnis tersebut berakhir. Meski demikian, teror terus saja berlanjut. Salah satunya adalah pembantaian 8.000 Muslim dewasa maupun anak-anak pada 1995. (Ism) 

 

Beri Komentar