Ilustrasi Bilal Jumat. (Foto: Shutterstock.com)
Dream – Istilah bilal sepertinya sudah tidak asing di telinga kaum Muslim. Bilal merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut seorang muadzin pada saat sholat Jumat. Selain itu, bilal pada saat sholat Jumat juga membaca tarqiyyah sebelum khatib menyampaikan khutbah Jumat.
BACA JUGA: Sholat jumat berapa rakaat, lengkap dengan tata cara dan sunnah-sunnahnya
Sebelum sholat Jumat dilaksanakan, terdapat khutbah yang berisi ceramah untuk menguatkan iman dan islam kaum Muslim. Namun sebelum khatib maju ke mimbar menyampaikan khutbahnya, terlebih dahulu akan dibacakan tarqiyyah oleh bilal.
Tarqiyyah adalah bacaan yang menjadi penanda bahwa khatib akan segera naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah.
Orang yang bertugas membacakan tarqiyyah disebut dengan bilal atau muroqi. Bacaan doa bilal Jumat penting diketahui oleh orang yang bertugas sebagai bilal. Lantas bagaimana doa bilal Jumat lengkap? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Sebelum membahas doa bilal Jumat lengkap, Sahabat Dream juga perlu memahami hukumnya. Mengutip dari laman NU Online, pembacaan tarqiyyah oleh bilal menurut jumhur ulama tergolong bid’ah hasanah (bid’ah positif). Pembacaan tarqiyyah atau doa bilal Jumat ini memang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah SAW dan khulafaur rasyidin.
Meskipun demikian, isi dari bacaan doa bilal Jumat mengarah pada hal yang baik. Perlu dipahami bahwa tidak semua bid’ah (hal yang baru) adalah tercela. Selama ada dalil-dalil anjuran umum maka tergolong hal yang baik sebagaimana ditegaskan oleh para ulama dalam kajian soal bid’ah.
Syekh Syihabuddin al-Qalyubi dalam Kitab Hasyiyah al-Qalyubi ‘ala al-Mahalli menyatakan:
“ (sebuah cabang permasalahan). Mengangkat muroqi sebagaimana tradisi yang berlaku adalah bid’ah yang baik karena mengandung hal positif berupa anjura membaca sholawat kepada Nabi SAW dengan membaca ayat Al-Quran, anjuran diam saat khutbah dengan menyebutkan dalil hadis shahih yang dibaca Nabi dalam beberapa khutbahnya. Tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa Nabi dan tiga khalifah setelahnya mengangkat seorang muroqi.”
Sementara itu, menurut pandangan Syekh Ibnu Hajar seperti dikutip Syekh Sulaiman Al-Jamal dalam Kitab Hasyiyah Al-Jamal ‘ala Fath al-Wahhab, pembacaan bilal (tarqiyyah) sama sekali tidak bisa disebut bid’ah, bahkan hukumnya sunah.
Hal itu didasarkan pada hadis, yaitu saat melaksanakan khutbah haji wada’, Rasulullah SAW memerintahkan salah seorang sahabat untuk memberi instruksi kepada jamaah agar mendengarkan secara seksama khutbahnya.
Tradisi pembacaan tarqiyyah oleh seorang bilal adalah hal yang baik untuk dilestarikan. Meski ulama berbeda pendapat, namun mereka sepakat bahwa tarqiyyah sebelum khutbah Jumat bukanlah hal yang tercela. Maka tidak ada dasar yang kuat untuk melarang hingga menyebutnya sesat.
Berikut bacaan doa bilal Jumat lengkap sebelum khatib naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah Jumat:
Ma’asyiral muslimin, wazumrotal mukminiina rahimakumullah, ruwiya ‘an abi hurairata radhiyallahu ‘anhu annahu qola rasulullahi shallallahu ‘alaihi wasallam idza qultu lishahibika yaumal jum’ati anshit, wal imaamu yakhtubu faqod laghouta
Anshituu wasma’uu wa athi’uu rahimakumullah 2x
Anshithuu wasma’uu wa athi’uu la’allakum turhamuun 1x
Artinya: " Wahai golongan kaum muslim dan kaum mukmin, semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya kepada kamu sekalian. Diriwayatkan dari sahabat Abu Huraiarah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ‘Ketika kamu berkata anshit kepada temanmu pada hari Jumat (sholat Jumat), sedangkan khatib sedang berkhutbah, maka kamu telah melakukan hal yang sia-sia.
Barang siapa yang melakukan hal sia-sia, maka tidak ada Jumat baginya, maka perhatikan, dengarkan dengan baik dan taatilah, semoga Allah memberikan kemuliaan kepada kamu sekalian. Maka perhatikan, dengarkan dengan baik dan taatilah, semoga Allah memberikan rahmat kepada kamu sekalian.’”
Setelah bilal membaca bacaan tarqiyyah di atas, kemudian khatib menerima tongkat dan ketika naik ke mimbar, bilal membaca sholawat berikut ini:
Allahumma shalli ‘ala sayyidina muhammadi 2x
Allahumma shalli ‘ala sayyidina wa habibina wa syafi’ina wa maulana muhammadin wa sallam radhiyallahu tabaraka wa ta’ala ‘an saadaatina ashabi rasulillahi ajma’in
Artinya: " Ya Allah, berikanlah rahmat dan kesejahteraan dengan ke- agungan dan kesempurnaan-Mu kepada hamba-Mu yang paling mulia dan baginda kami, Muhammad, serta semua sahabat Rasulullah."
Setelah khatib sudah berada di atas mimbar, bilal menghadap kiblat dan membaca doa bilal Jumat lengkap berikut ini:
Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina wamaulana muhammadin wa ‘ala aali sayyidina Muhammad, allahumma qawwil islama wal iimana, wa minal muslimina wal muslimati, wal mukminina wal mukminati, al ahyaa-i minhum wal amwaati, wanshurhum ‘ala mu’anidilladzina rabbi ikhtim lana minka bilkhairi, ya khoiron-nashirin, birahmatika ya arhamar-rahimin
Artinya: “ Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (pria) dan muslimat (wanita), kaum mukminin (pria) dan mukminat (wanita), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, mudahkanlah mereka untuk mengokohkan agama, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.”
Demikian itulah bacaan doa bilal Jumat lengkap yang biasanya terdengar di masjid-masjid sebelum sholat Jumat. Setelah mengetahui bacaan doa bilal Jumat lengkap di atas, dapat dipahami bahwa setidaknya bacaan doa bilal Jumat lengkap di atas mengandung empat hal yang positif.
Yaitu anjuran mendengarkan secara seksama khutbah dari khatib, larangan berbicara saat khutbah berlangsung, pembacaan sholawat kepada Nabi SAW dan doa untuk kaum muslimin dan muslimat di seluruh dunia. (mut)
Isi bacaan Bilal Jumat sama sekali tidak melanggar hukum syariat Islam. Bahkan di dalamnya berisi setidaknya empat hal, yaitu:
Semua isi dari bacaan Bilal Jumat tersebut ialah hal-hal yang positif.
Syekh Muhammad bin Ahmad al-Ramli dalam Kitab Fatawa al-Ramli Hamisy al-Fatawa al-Kubra menyebutkan:
“ Maka dapat diketahui bahwa tarqiyyah adalah bid’ah akan tetapi bid’ah yang baik. Dalam pembacaan ayat suci Al-Qur’an (yang berkaitan anjuran membaca shalawat) merupakan sebuah peringatan dan motivasi untuk mebaca shalawat kepada Nabi di hari Jumat ini yang dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat. Pembacaan hadits setelah adzan dan sebelum khutbah mengingatkan mukallaf untuk menjauhi perkataan yang diharamkan atau dimakruhkan pada waktu ini (saat khutbah) sesuai dengan ikhtilaf ulama dalam masalah tersebut. Dan sesungguhnya Rasulullah membaca hadits tersebut saat menyampaikan khutbahnya di atas mimbar."
Advertisement
Dulu Hidup Sebagai Tunawisma, Ilmuwan Ijeoma Uchegbu Raih Gelar Tertinggi dari Raja Inggris

Isi Lengkap Fatwa MUI yang Menyatakan Rumah Tinggal Tak Layak Ditagih PBB Berulang Kali

Eksis Sejak 2012, Komunitas Fotografi di Bandung Ini Punya Nama Unik

Di Tengah Hujan Abu Semeru, Kurir Ini Tetap Melaju Antarkan Paket

3,5 Miliar Data Akun WhatsApp Berpotensi Bocor, Peneliti Ungkap Celah Serius di Sistem Keamanan


Beda Usia 25 Tahun, Olla Ramlan dan Tristan Molina Asyik Liburan Mesra di Gili Meno
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Inara Rusli Dilaporkan Polisi, Diduga Jadi Wanita Lain Dipernikahan Wardatina Mawa

Status Tanggap Darurat Semeru Diperpanjang, Pemerintah Lumajang Fokus pada Keselamatan Warga

3,5 Miliar Data Akun WhatsApp Berpotensi Bocor, Peneliti Ungkap Celah Serius di Sistem Keamanan

Dulu Hidup Sebagai Tunawisma, Ilmuwan Ijeoma Uchegbu Raih Gelar Tertinggi dari Raja Inggris

Siapkan Liburan Keluarga yang Sehat: Ide Destinasi Ramah Anak dan Cara Penuhi Nutrisi Si Kecil

Keindahan Wastra dari Timur Indonesia Hadir Lewat Pagelaran `Aku, Wastra, Kisah`