Doa Untuk Guru Di Tengah Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2022 (Foto: Shutterstock)
Dream - Posisi seorang guru dalam kehidupan seorang muslim sangat mulia. Guru adalah pendidik ruhani sementara orang tua lebih banyak berperan sebagai pendidik jasmani. Banyak syair dan kisah para ulama yang juga menceritakan tentang keutamaan seorang guru.
BACA JUGA: Doa untuk guru yang penuh dengan harapan
Salah satu syair yang membicarakan keutamaan seorang guru tersebut tercatat dalam Ta'lim Muta'allim.
أُقَدِّمُ أُسْتَاذِي عَلَى نَفْسِ وَالِدِي ** وَإِنْ نَالَنِي مِنْ وَالِدِي الْفضْلَ وَالشَرَف
“ Aku lebih mengutamakan guruku dari orang tuaku, meskipun aku mendapat dari orang tuaku keutamaan dan kemuliaan.
”فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرُ ** وَهذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَف
“ Ustadzku adalah pengasuh jiwaku dan jiwa adalah bagaikan mutiara, sedangkan orang tuaku adalah pengasuh badanku dan badan bagaikan kerangnya.”
Mengutip laman nu.or.id, kisah keutamaan seorang guru juga tergambar dari percakapan anak Imam Ahmad bin Hanbal, Abdullan bin Ahmad bin Hanbal yang membahas soal sosok Iman asy-Syafi'i.
“ Wahai ayahku, bagaimana sosok Imam asy-Syafi’i itu? Aku mendengar bahwa engkau banyak mendoakannya. Imam Ahmad bin Hanbal menjawab, “ Wahai anakku, Imam Syafi’i itu diperumpamakan seperti matahari bagi dunia, dan kesehatan bagi manusia. Lihatlah, apakah kedua benda itu memiliki pengganti?
Kisah dan syair di atas menggambarkan bagaimana seorang pendidik yang hari ini sedang merayakan Hari Guru Nasional memiliki posisi dan peran penting bagi setiap orang, terutama anak didiknya.
Sepantasnya kita yang pernah menjadi anak didik dan memperoleh segala ilmu serta pendidikan untuk memanjatkan doa untuk guru di saat perayaan Hari Guru Nasional ini.
Salah satu doa untuk guru dicontohkan oleh Syekh Abdul Fattah Abu Guddah yang menuliskan doa ampunan untuk guru-guru kita dalam catatan kaki kitab Risalah al-Mustardyidin;
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâhumma-ghfir li masyâyikhinâ wa liman ‘allamanâ wa-rhamhum wa akrimhum biridlwânikal ‘adhîm fî maq’adish shidqi ‘indaka yâ arhamar râhiîn
Artinya: Wahai Allah ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang. (Imam al-Haris al-Muhasibi, Risâlah al-Mustarsyidin, Dar el-Salam, halaman 141)
Pada peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 November, Kemendikbud Ristek yang mengusung tema “ Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar" juga telah membuatkan sebuah doa untuk guru yang bisa dibacakan saat upcaya Hari Guru Nasional.
Bacaan doa Hari Guru Nasional untuk upacara ini bisa mengikuti instruksi dari Kemendikbud Ristek atau menyusun sendiri.
Namun agar kamu tak perlu pusing merangkai kata-kata untuk doa Hari Guru Nasional untuk upacara, sebaiknya kutip langsung saja bacaan doa berikut ini.
Berikut bacaan lengkap doa Hari Guru Nasional untuk upacara yang dirangkum Dream dari kemdikbud.go.id.
Alhamdulillahirabbil 'alamin, hamdan syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahuu wa yukaafiu maziidah, yaa rabbana lakalhamdu kama yambaghii lijalaali waj-hika wa 'azhiimi sulthanik. Allahumma shalli wa shallim 'alaa muhammad, wa'alaa ali muhammad.
Yaa Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji serta syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala kenikmatan yang telah Engkau berikan. Ya Allah, ya Rahman ya Rahim, pada saat berbahagia nan khidmat ini kami berhimpun dalam mengikuti Upacara Bendera memperingati Hari Guru Nasional Tahun 2022 seraya berdoa dan berserah diri kepada-Mu yaa Rabb.
Ya Allah Ya Aziz Ya Adhim (Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Agung)
Jadikanlah Hari Guru Nasional Tahun ini sebagai momentum untuk melakukan refleksi diri agar terus meningkatkan kompetensi serta kualitas pembelajaran semata-mata demi mendidik putra putri kami menjadi Pelajar Pancasila yang unggul, maju, berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing.
Ya Allah Ya Jabbar Dzat yang Maha Kuasa
Berikanlah kepada para guru-guru kami petunjuk-Mu yang nyata, ketajaman mata hati, kesabaran yang membaja, kerendahan hati, keikhlasan, dan rasa syukur yang tinggi dalam berkarya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Kokohkan kesungguhan kami, bersihkan hati kami agar kami mampu mencari solusi dari setiap persoalan dan tantangan, serta bersikap bijak atas kekurangan.
Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim
Muliakan guru-guru kami. Kami sangat mendambakan guru-guru kami menjadi pendidik-pendidik sejati yang dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat. Sosok teladan yang selalu mendidik dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, menebar semangat dan inspirasi bagi sekitarnya, sehingga terlahir orang-orang hebat untuk mewujudkan peradaban Indonesia yang unggul dan mulia.
Yaa Allah yang Maha Pengampun
Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami, dosa Bapak dan Ibu kami, dosa guru-guru kami, dosa para pemimpin kami, serta dosa para pendahulu kami. Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau khilaf, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami, janganlah engkau bebankan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
Allahumma Ya Allah Ya Hadi, Tuhan Yang Maha Memberi Petunjuk
Tunjukkanlah yang benar itu tampak benar dan berilah kekuatan kepada kami untuk dapat melaksanakannya, dan tunjukkanlah yang salah tampak salah dan berilah kekuatan kepada kami untuk dapat menjauhinya., sebagaimana jalannya orang-orang yang Engkau berikan kenikmatan dan bukan jalannya orang-orang tersesat yang Engkau hinakan. sehatkan kami, kuatkan dan bahagiakan kami.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mendengar, kabulkanlah doa dan permohonan kami.
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina 'adzabannar. Alhamdulillahi rabbil alamin.
Hari Guru Nasional ditetapkan Presiden Soeharto pada tanggal 25 November 1994, melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional.
Sejarah Hari Guru Nasional tak terlepas dari perjalanan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Ini berawal dari semangat kebangsaan Indonesia yang telah lama tumbuh di kalangan guru bangsa. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Mengutip laman pgri.or.id, PGHB di awal berdirinya tak mudah memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sejalan dengan keadaan itu berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB).
Organisasi guru lainnya juga berdiri dan bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Pengunaan kata Indonesia mengejutkan pemerintah Belanda karena dianggap mencerminkan semangat kebangsaan yang sangat tidak disenangi oleh penjajah.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan.
Mereka adalah –guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 atau 100 hari setelah proklamasi, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan yang selanjutnya ditetapkan pemerintah sebagai Hari Guru Nasional.
Di tahun ini, salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada peringatan Hari Guru Nasional ke-77 tahun ini, adalah pemberian apresiasi dan penghargaan kepada Guru dan Tenaga Kependidikan yang inspiratif. Program untuk memperingati Hari Guru Nasional 2022 ini merupakan salah satu bentuk penghargaan pemerintah atas prestasi dan kinerja yang selama ini telah dihasilkan.
Pemberian penghargaan ini menjadi ikhtiar agar guru dan tenaga kependidikan dapat lebih termotivasi dan meningkatkan profesionalisme yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Kemendikbud juga sudah mengeluarkan logo dan tema peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022. Kali ini tema peringatan tersebut adalah Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar.
Advertisement
Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

LUNE: Debut Album Anggi Marito yang Menyentuh dan Penuh Cerita