Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Wabah virus corona telah menumbuhkan semangat kebersamaan di antara masyarakat untuk bersama-sama membantu mengurangi penularan penyakit Covid-19. Di sisi lain. pandemik ini juga telah membangkitkan sisi terburuk seseorang.
Sisi kelam wabah corona adalah munculnya tindakan rasial yang dilakukan segelintir masyarakat kepada orang yang berbeda. Kejadian yang disesalkan ini terjadi di Australia.
Dua mahasiswi asal Asia yang kuliah di University of Melbourne dilaporkan telah diserang orang yang tidak dikenal.
Rekaman kejadian tersebut kemudian viral di internet. Video tersebut menunjukkan dua mahasiswi tersebut dipukul serta ditendang hingga jatuh dan meringis kesakitan.
Wakil Rektor University of Melbourne, Duncan Maskell angkat bicara. Dia mengecam tindakan kekerasan yang mengacu pada rasisme tersebut.
" Tidak ada tempat untuk kekerasan dalam masyarakat modern yang menghadapi masa depan seperti Australia. Serangan tidak masuk akal dan ganas ini pada dua wanita muda tidak boleh ditoleransi di komunitas kami. Orang-orang yang melakukan ini adalah aib," ujar Maskell, dikutip dari World of Buzz.
Menurut pernyataan Maskell, polisi setempat telah menyelidiki penyerangan tersebut. Dia meminta pihak kepolisian untuk sesegera mungkin mengirimkan informasi terkait aksi ganas yang terjadi.
" Mereka harus ditangkap dan ditangani dengan hukuman yang berat," tambah Maskell.
Mengutip laporan 9news.com.au, Duncan mengatakan polisi tengah menginvestigasi tindakan penyerangan tersebut. Mereka juga meminta masyarakat yang mengetahui informasi tentang para penyrang untuk melapor ke polisi.
" Mereka harus ditangkap dan berhadapan dengan penegakan hukum yang keras," ujarnya.
Dilaporkan para korban mengalami cedera minor dan telah melaporkan penyerangan tersebut kepada polisi.
Wali Kota Sally Capp telah menyampaikan kemarahannya terhadap penyerangan brutal tersebut.
" Saya terkejut dengan serangan memalukan kepada duan mahasiswa muda dari University Melbourne pekan ini di pusat bisnis," tegasnya.
" Kekerasan yang ditampilkan benar-benar tidak dapat diterima. Itu tidak mencerminkan nilai-nilai yang diperjuangkan Melburnian (sebutan penduduk Melbourne,red) atau perilaku yang kami harapkan di kota kami."
Selain diserang, seorang pelaku yang tak terlibat dalam penyerangan juga dilaporkan mengambil sebuah Air Pod milik korban yang jatuh. Pria itu dianggap sebagai orang kulit putih, dengan tubuh kokoh dan tinggi sekitar 175cm.
Dream - Institut Virologi Wuhan akhirnya angkat bicara terkait banyaknya tudingan yang menyebut virus corona baru, Covid-19, sengaja dibuat oleh laboratoriumnya dan bocor sehingga menyebar.
Wakil Direktur Institut Virologi Wuhan, Yuan Zhiming, mengatakan, tudingan itu merupakan 'teori konspirasi' yang meresahkan masyarakat. Dia membantah virus tersebut buatan manusia.
Yuan menegaskan, laboratorium di institusinya memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Sehingga mustahil virus corona berasal dari laboratoriumnya.
Ditambah lagi, tidak ada satupun stafnya yang terinfeksi virus corona. Sehingga Yuan menyebut sangat tidak mungkin Covid-19 berasal dari lembaganya.
" Sebagai orang yang melakukan studi virus, kami jelas tahu jenis penelitian apa yang terjadi di institut dan bagaimana institut itu mengelola virus dan sampel. Seperti yang kami katakan sejak awal, tidak mungkin virus ini berasal dari kami," kata Yuan.
Yuan mengerti mengapa banyak orang yang menghubungkan wabah ini dengan laboratorium tersebut. Salah satu alasannya, virus corona jenis baru ini pertama kali teridentifikasi di Wuhan.
Dia juga menegaskan hal tersebut adalah rumor yang menyesatkan.
Sumber: NBC News
Dream - Pandemi wabah corona membuat seluruh masyarakat di dunia berusaha melakukan cara apapun untuk mencegah tubuhnya tertular penyakit Covid-19. Terlebih jumlah kasus terinfeksi di seluruh dunia sudah menyentuh angka 2 juta orang.
Para ahli juga berkejaran dengan waktu untuk menemukan vaksin, obat, maupun cara-cara agar orang sehat tak tertular virus corona.
Dilansir dari Sciencedaily.com, penelitian yang saat ini sedang dilakukan untuk menemukan cara mencegah penularan virus corona dibuat oleh UC Santa Barbara's Solid State Lighting & Energy Electronics Center (SSLEEC) dan perusahaan anggotanya.
Para peneliti di lembaga ini mengembangkan ultraviolet LED yang memiliki kemampuan untuk mendekontaminasi permukaan - udara dan air - yang telah bersentuhan dengan virus SARS-CoV-2 atau Corona Covid 19.
Peneliti materi doktoral, Christian Zollner mengungkapkan, dia berfokus memajukan teknologi lampu LED ultraviolet untuk sanitasi dan tujuan pemurnian. Dia menambahkan sudah ada pasar untuk produk desinfeksi UV-C dalam konteks medis.
Saat ini, memang banyak peneliti telah beralih ke kekuatan sinar ultraviolet untuk menonaktifkan virus corona baru. Sebagai sebuah teknologi, desinfeksi sinar ultraviolet telah ada sejak lama. Dan sementara ini, kemanjurannya terhadap penyebaran SARS-CoV-2 belum menunjukkan hasil.
Sinar UV menunjukkan banyak harapan untuk menghilangkan virus corona covid-19.
Perusahaan anggota SSLEEC, Seoul Semiconductor pada awal April melaporkan bahwa sterilisasi virus corona (Covid-19) bisa mencapai 99,9 persen dalam 30 detik dengan produk UV LED mereka.
Teknologi mereka saat ini sedang diadopsi untuk penggunaan otomotif-dimana lampu LED UV berfungsi mensterilkan interior kendaraan yang tidak dipakai.
Perlu dicatat bahwa tidak semua panjang gelombang UV sama. UV-A dan UV-B - yang banyak kita dapatkan dari matahari - sebenarnya memiliki kegunaan yang cukup penting.
Namun, ada sinar ultraviolet langka, UV-C yang bisa memurnikan udara dan air juga bisa menonaktifkan mikroba. UV-C dapat dihasilkan hanya melalui proses buatan manusia.
" Sinar UV-C dalam kisaran 260 - 285 nm yang paling relevan untuk teknologi desinfeksi ternyata juga berbahaya bagi kulit manusia. Untuk saat ini, penelitian masih dilakukan tanpa obyek manusia" ungkap Zollner.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik