Atlet Angkat Besi, Eko Yuli Irawan, Mengincar Medali Emas Di PON XX Papua. (Foto: Liputan6.com)
Dream – Usai Olimpiade Tokyo 2020, atlet angkat besi, Eko Yuli Irawan, kini siap tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Mewakili Jawa Timur, pria kelahiran Lampung ini fokus meraih medali emas.
Meskipun dirinya sudah memenangkan pertandingan internasional, Eko mengaku tidak pernah sekalipun meremehkan lawan.
“ Saya harus tetap mempertimbangkan lawan dan berpikir seolah-olah dia adalah lawan terberat saya,” kata Eko Yuli Irawan dalam Webinar Bincang Inspiratif Visa “ Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan”, Kamis 23 September 2021.
Eko berharap prestasinya ke depann selalu meningkat. Setidaknya, tetap dan tidak turun. “ Dari dulu saya berharap, kapan, ya, pertandingan angkat besi bisa disiarkan di TV supaya banyak yang nonton,” kata dia.
Sekadar informasi, Eko memulai karier angkat besi di kancah internasional saat berusia 17 tahun di Junior World Weightlifting Championship 2006 di Hangzhou, China.
Laporan: Angela Irena Mihardja
Dream – Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan berhasil mendapatkan medali perak pada Olimpiade Tokyo 2020. Ia bertanding melawan atlet asal Tiongkok, Li Fabin dan turun di kelas 61 kilogram pada Minggu, 25 Juli 2021.
Dilansir dari Liputan6.com, Eko mencoba mengangkat beban 137 kilogram di percobaan pertama dan langsung berhasil. Berbanding terbalik dengan lawannya.
Namun ketika mencoba mengangkat beban 141 kilogram dua kali di kategori snatch, kondisinya berbalik. Li Fabin langsung berhasil.
Begitu juga ketika ingin mengangkat beban 177 kilogram pada kategori Clean and Jerk yang dimulai dengan beban 165 kilogram.
Sedangkan lawannya berhasil mengangkat beban 172 kilogram di kategori yang sama dengan diawali beban 166 kilogram.
Akhirnya, Li berhasil meraih medali emas dengan total angkatan 313 kilogram. Sedangkan, Eko mendapatkan medali perak dengan total angkatan 302 kilogram. (mut)
Dream – Eko Yuli Irawan merupakan atlet angkat besi Indonesia dengan segudang prestasi. Di Olimpiade Tokyo, misalnya, Eko menyabet medali perak.
Sebelum menjadi atlet, ada satu hal yang mengejutkan dari dia. Atlet ini semula dilarang berlatih angkat besi oleh orang tuanya. Eko diminta untuk menjadi penggembala kambing.
“ Awalnya dilarang, tapi saya gigih berlatih dan tanggung jawab (sebagai penggembala kambing) tetap saya jalani,” kata dia dalam Webinar Bincang Inspiratif Visa “ Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan”, Kamis 23 September 2021.
Eko mulai debut internasional pertamanya pada usia 17 tahun. Kala itu, dia berlaga di Junior World Weightlifting Championship 2006 di Hangzhou, Tiongkok.
Sejak saat itu, Eko kerap memenangkan beragam kompetisi internasional.
Eko mengaku tak pernah terpikir untuk juara karena tak ada paksaan untuk berlatih. “ Jadi, ya, saya seperti bermain saja,” kata dia.
Pencapaian yang paling berkesan yaitu dirinya berhasil meraih dua medali emas dalam ajang Asian Games 2018 di Indonesia dan International Weightlifting Federation World Championship 2018 di Turkmenistan.
Meski gagal mendapatkan medali emas dalam ajang Olympic Games Tokyo 2020, Eko tetap konsisten untuk membawa pulang medali. Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil, pria yang telah mengharumkan nama bangsa ini kembali membawa medali perak.
“ Saya punya motivasi ingin medali emas di Olimpiade, saya punya target pulang harus bawa hasil,” kata dia.
(Laporan: Angela Irena Mihardja)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik