Fakta-Fakta Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Kasus Pelecehan

Reporter : Editor Dream.co.id
Senin, 26 Februari 2024 10:36
Fakta-Fakta Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Kasus Pelecehan
Kedua korban sebelumnya telah membuat surat kepada yayasan untuk mengusut dugaan pelecehan seksual tersebut. Namun, hingga kini tak ada tanggapan.

1 dari 14 halaman

Fakta-Fakta Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Kasus Pelecehan

Fakta-Fakta Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Kasus Pelecehan © Fakta-Fakta Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Kasus Pelecehan Shutterstock

2 dari 14 halaman

Dream - Universitas Pancasila sedang menjadi sorotan publik karena dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh rektornya berinisial ETH kepada dua karyawannya.


Kasus dugaan pelecehan seksual di Universitas Pancasila pertama kali mencuat ke publik usai dua orang yang mengaku sebagai korban melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

3 dari 14 halaman

Korban pertama, berinisial RZ, membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Laporan tersebut terdaftar dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.


Korban ke dua, berinisial DF memasukkan laporan ke Bareskrim Polri. Laporan itu tercatat dengan nomor LP/B/36/I/2024/SPKT/BARESKRIM POLRI.

4 dari 14 halaman

© Dream

Berikut fakta-fakta kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh rektor Universitas Pancasila:

5 dari 14 halaman

Kejadian Februari 2023

Pengacara RZ, Amanda Manthovani mengungkap, insiden pelecehan seksual yang dialami kliennya itu telah terjadi setahun lalu, tepatnya pada Februari 2023.

" Pada Februari 2023, terlapor memanggil korban ke ruangan dalam rangka pekerjaan," kata Amanda, dikutip dari Liputan6.com, Senin 26 Februari 2024.

6 dari 14 halaman

Saat itu, korban selaku pegawai universitas tanpa curiga masuk ke dalam ruangan terlapor. Di dalam ruangan itu, korban tiba-tiba dicium pipinya oleh ETH saat sedang mendengarkan arahan yang diberikan.

Mendapat perlakuan seperti itu, korban syok dan hanya bisa terdiam. Tidak berhenti di situ, ETH kembali melakukan aksinya dengan modus meminta korban untuk membantunya meneteskan obat tetes mata.

Pada saat berhadapan, pelaku kemudian meremas bagian sensitif tubuh korban. Atas insiden itu, korban langsung keluar ruangan dan mengadu kepada atasannya.

7 dari 14 halaman

© Dream

RZ sebelumnya telah mencoba melaporkan ke pihak universitas. Namun, pada 20 Februari 2023, korban malah mendapatkan surat mutasi dan demosi. Karena itu, korban langsung membawa kasus tersebut ke ranah hukum.

8 dari 14 halaman

Lapor Kemendikbud dan Komnas Perempuan

Amanda menambahkan, pihaknya telah menyurati sejumlah instansi seperti Kemendikbud dan Komnas Perempuan.

" Sampai saat ini kita sudah membuat laporan dan bersurat ke Kemendikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi dan Komnas Perempuan," kata Amanda.

9 dari 14 halaman

"Direspons sama semua instansi, mereka responsnya bagus. Sudah ada meeting, kita sudah ada pertemuan waktu itu saya dengan LLDIKTI, Dikti dan Komnas Perempuan,"

10 dari 14 halaman

Lapor Yayasan

Lapor Yayasan © Fakta-Fakta Rektor Universitas Pancasila Dilaporkan karena Kasus Pelecehan Shutterstock

Menurut Amanda, kedua korban sebelumnya telah membuat surat kepada yayasan untuk mengusut dugaan pelecehan seksual tersebut. Namun, hingga kini tak ada tanggapan.

11 dari 14 halaman

" Sampai dengan saat ini yayasan itu seperti acuh tak acuh dan mengabaikan makanya mereka akhirnya melakukan pelaporan itu karena merasa diabaikan sama pihak yayasan," kata Amanda.


Amanda menegaskan, kedua korban tidak serta-merta langsung melaporkan ke polisi. Jadi, ada tahapan-tahapannya salah satunya menyurati pihak yayasan. Tapi, justru tidak direspon sama sekali.

" Sudah pernah juga setelah surat masuk beberapa minggu sudah ditanyakan juga di follow up gak pernah ada jawaban sampai sekarang," ujar dia.

12 dari 14 halaman

Pemeriksaan

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, membenarkan telah melayangkan panggilan pemeriksaan terhadap ETH. Pemeriksaan dijadwalkan pada Senin, 26 Februari 2024.

" Betul (pemeriksaan)," kata Ade.

13 dari 14 halaman

Respons Rektor

Respons Rektor © Dream

Melalui pengacaranya, Raden Nanda Setiawan, ETH menepis adanya dugaan kejadian pelecehan seksual tersebut.

14 dari 14 halaman

" Berita tersebut kami pastikan didasarkan atas laporan yang tidak benar dan tidak pernah terjadi peristiwa yang dilaporkan tersebut," kata dia

Raden menyebut, laporan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilayangkan dua orang korban terhadap kliennya terlalu janggal. Pasalnya, kata dia, laporan tersebut dibuat tengah proses pemilihan rektor baru.

" Isu pelecehan seksual yang terjadi 1 tahun lalu, terlalu janggal jika baru dilaporkan pada saat ini dalam proses pemilihan rektor baru," kata Raden.

Beri Komentar