Fakta Kasus Penembakan Istri TNI di Semarang, Santet sampai Sewa Eksekutor

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 26 Juli 2022 11:15
Fakta Kasus Penembakan Istri TNI di Semarang, Santet sampai Sewa Eksekutor
Dari penangkapan kelima tersangka, polisi mengungkap sejumlah fakta baru kasus ini.

Dream - Kasus penembakan istri anggota TNI di Semarang mulai terungkap. Otak dari penembakan wanita berinisial RW itu tidak lain adalah suaminya sendiri, Kopda Muslimin. Ini terungkap setelah polisi berhasil menangkap lima tersangka dalam kasus tersebut.

Saat ini tim gabungan TNI-Polri masih memburu Kopda Muslimin yang disebut kabur dari Pulau Jawa. Dari penangkapan kelima tersangka, polisi mengungkap sejumlah fakta baru kasus ini.

Suami Jadi Otak Penembakan Istri

Korban RW (34), istri anggota TNI di Semarang ditembak di depan rumahnya pada Senin, 18 Juli 2022. Ternyata, insiden penembakan itu didalangi oleh suaminya sendiri.

Kini lima pelaku eksekutor telah diamankan polisi. Yakni, Sugiyono alias Babi, Supriyono, Agus Santoso, Ponco, dan Dwi Sulistyono. Sugiyono alias Babi merupakan eksekutor penembakan di lokasi kejadian. Sedangkan Dwi berperan sebagai penyedia senjata api.

" Jadi usai melakukan penembakan para pelaku langsung ketemu Kopda Muslimin. Di sana mereka dapat upah Rp120 juta dan per orang mendapat bagian Rp24 juta. Ada yang langsung dibelikan motor dan emas. Semuanya barang bukti sudah kita sita," kata Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi Senin, 25 Juli 2022.

1 dari 6 halaman

Tembak Istri Dua Kali

Tidak hanya itu, otak pelaku juga menyuruh pelaku mengikuti korban yang berangkat dari rumah untuk menjemput anaknya. Di depan rumah, Sugiyono alias Babi yang menembak korban dua kali.

" Dua kali menembak pertama meleset kemudian dilanjut menembak dua kali akhirnya pelaku jatuh," ujarnya.

2 dari 6 halaman

Kopda Muslimin Kabur

Tim gabungan TNI-Polri saat ini masih memburu Kopda Muslimin yang menghilang sejak istrinya ditembak. Petugas mengaku tak segan melakukan tindakan tegas, jika Kopda Muslimin tidak segera menyerahkan diri.

Kasad Jenderal TNI, Dudung Abdurachman mengatakan, Kopda Muslimin sudah tak lagi berada di Pulau Jawa. " Ini saya ajak Danpuspom AD kalau ada kemungkinan yang bersangkutan tidak ada di Jawa lagi," kata Dudung.

Keseriusan Kasad Dudung terhadap tindak pidana percobaan pembunuhan, ia tegas meminta Kopda Muslimin ditangkap secepatnya.

" Sudah saya perintahkan kejar dalam waktu yang sesingkat-singkatnya agar segera tertangkap," imbuhnya.

3 dari 6 halaman

Racun dan Santet Istri

Sugiono alias Babi mengaku sempat beberapa kali diperintahkan oleh Kopda Muslimin untuk melakukan pembunuhan kepada korban RW.

" Suami korban telah memerintahkan saudara Babi tidak hanya melakukan penembakan. Satu bulan yang lalu, dia memerintahkan babi untuk meracun istrinya, mencuri. Jadi pura-pura mencuri, targetnya istrinya mati," kata Irjen Luthfi.

Tak berhenti di situ, rupanya percobaan pembunuhan telah dilakukan dengan cara lain melalui eksekutor, yakni media gaib santet.

" Kemudian ketiga dia menggunakan santet. Jadi membela pacarnya, disantet, diracun, pura-pura maling yang akan bunuh (korban) dan terakhir ditembak," ungkapnya.

4 dari 6 halaman

Eksekutor Dijanjikan Uang Rp120 Juta

Sugiyono alias Babi, menurut Luthfi merupakan eksekutor penembakan di lokasi kejadian. Sedangkan Dwi berperan sebagai penyedia senjata api. Untuk melakukan aksinya, para pelaku dijanjikan imbalan Rp120 juta oleh otak pelaku alias Kopda Muslimin.

" Jadi usai melakukan penembakan, para pelaku langsung ketemu Kopda Muslimin. Di sana mereka dapat upah Rp120 juta dan per orang mendapat bagian Rp24 juta. Ada yang langsung dibelikan motor dan emas. Semuannya barang bukti sudah kita sita," kata Ahmad Luthfi.

5 dari 6 halaman

Motif Gegara Asmara

Motif Kopda Muslimin melakukan percobaan pembunuhan terhadap istrinya sendiri karena memiliki hubungan dengan wanita lain.

" Motifnya punya pacar lagi. Jadi ada delapan saksi yang kita periksa, di antaranya saksi W, itu pacarnya," ungkap Irjen Luthfi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, W sempat diajak kabur oleh Kopda Muslimin usai insiden penembakan terjadi, namun ia menolak.

" Itu pacarnya, W sudah kita lakukan pengamanan. Bahwa yang bersangkutan lari setelah kegiatan ini, tetapi pacarnya tidak mau," imbuh Luthfi.

6 dari 6 halaman

Kondisi Korban

Kasad Jenderal TNI Dudung menjenguk korban RW yang dirawat di RSUP dr Kariadi Kota Semarang, Senin 25 Juli 2022.

" Tadi saya lihat korban sedang tidur, jadi tidak bisa berkomunikasi karena dipasang ventilator. Saya sangat prihatin, semoga Ibu Rina bisa segera pulih dan beraktivitas kembali," ungkap Kasad Dudung.

Selain menjenguk istri Kopda Muslimin, Kasad Dudung juga menjumpai ketiga anak korban. Dalam kesempatan itu, Kasad Dudung berjanji akan memantau kondisi ibunda mereka.

" Tadi langsung ketemu anak-anaknya ada tiga. Yang paling kecil kurang lebih 4 bulan," paparnya.

Sumber: Merdeka.com

Beri Komentar