Polisi Jember Tilang Pelanggar dengan Tausiyah

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 10 April 2015 18:02
Polisi Jember Tilang Pelanggar dengan Tausiyah
Kepolisian berharap para pengguna kendaraan bermotor bisa disiplin sesuai perintah agama.

Dream - Lazimnya operasi lalu lintas yang digelar polisi terkesan mengerikan. Bagi pengguna kendaraan bermotor yang kedapatan melakukan pelanggaran, ancaman tilang sudah menunggu.

Tetapi, hal itu tidak dilakukan oleh Polres Jember dalam Operasi Simpati 2015 pada Kamis, 9 April 2015, kemarin. Bukan tilang yang mereka berikan, tetapi tausyiah dengan melibatkan seorang ustaz.

" Kita berharap agar ustaz bisa memberikan ceramah agama kepada pengendara yang melanggar, karena pelanggaran ini erat kaitannya dengan ajaran agama," ujar Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif, seperti dikutip dari nu.or.id, Jumat, 10 April 2015.

Seperti kebanyakan operasi, petugas kepolisian menghentikan pengendara dan memeriksa kelengkapan dokumen kendaraan, seperti Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Para pengendara yang melanggar diminta berkumpul dan digiring ke depan sebuah mushola.

Di depan musala terdekat sudah menunggu beberapa petugas kepolisian yang lain dan seorang ustaz bernama Mansur. Di depan para pelanggar, Ustaz Mansur memberikan tausiyah singkat agar mereka tidak lagi melakukan pelanggaran.

" Itu jelas dalam ayat Alquran, supaya kita patuh kepada Allah dan rasul-Nya serta ulil amri atau para pemimpin. Jadi pemerintah membuat peraturan itu sudah melalui banyak kajian. Makanya, mulai sekarang ayo kita disiplin," kata Ustaz Mansur di hadapan para pengguna kendaraan bermotor.

Ketika tausiyah usai, para pelanggar diperbolehkan melanjutkan perjalanan. Tidak ada satupun dari mereka yang mendapat surat tilang dari kepolisian. (Ism) 

 

1 dari 3 halaman

Usai Kena Tilang Polisi, Anda Bisa Makan Gratis di Warung Ini

Usai Kena Tilang Polisi, Anda Bisa Makan Gratis di Warung Ini © Dream

Usai Kena Tilang Polisi, Anda Bisa Makan Gratis di Warung Ini

Dream - Ada saja cara orang untuk menarik pelanggan dan menghibur mereka dari kemalangan dengan produk yang ditawarkan.

Seorang penjual makanan di timur laut Thailand menawarkan paket khusus bagi pelanggan tengah kesal.

Penjual makanan itu akan memberikan semangkok mie kepada siapa saja yang bisa menunjukkan surat tilang lalulintas dari polisi, tanpa bayar alias gratis.

Warung mie Tiew Mai Wa di Provinsi Nakhon Ratchasima mengumumkan melalui media sosial akan memberikan mie gratis kepada orang yang kena tilang. Namun, mie gratis itu diberikan dengan syarat.

Pelanggar lalulintas baru bisa mengklaim mie gratis mereka pada hari yang sama saat mereka mendapat surat tilang. Di samping itu, warung Tiew Mai hanya menyediakan 30 mangkuk mie gratis setiap harinya.

Sirithat Somsangiam, pemilik warung Tiew Mai, mengatakan promosi ini bukan bentuk penghinaan kepada polisi atau mendorong orang melanggar lalulintas agar mendapat mie gratis.

" Saya hanya kasihan terhadap mereka yang terpaksa membayar denda karena melanggar lalu lintas," kata Sirithat kepada Khaosod.com dikutip Dream.co.id, Jumat 6 Maret 2015.

Lebih dari selusin orang telah mendapat mie gratis dari warung Sirithat yang baru buka pada bulan lalu itu.

Weerayuth Nakhathor, seorang mahasiswa 21 tahun dari Nakhon Ratchasima Technical College, menyatakan kekesalannya karena polisi lebih sibuk mengeluarkan surat tilang bagi pengendara motor daripada menangkap para kriminal dan perampok.

" Saya sangat berterimakasih dengan warung Tiew Mai," kata Weerayuth.

Polisi lalulintas di Thailand terkenal selalu minta uang dari pengendara motor yang melanggar lalu lintas.

2 dari 3 halaman

Jenderal Hoegeng Dinobatkan Jadi Polisi Jujur Sedunia

Jenderal Hoegeng Dinobatkan Jadi Polisi Jujur Sedunia © Dream

Jenderal Hoegeng Dinobatkan Jadi Polisi Jujur Sedunia

Dream - Hoegeng Iman Santoso. Inilah polisi yang disebut sebagai contoh jenderal jujur yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Kapolri yang patut menjadi teladan bagi seluruh anggota Korps Bhayangkara.

Bahkan, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memiliki anekdot: hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Mereka yakni patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.

Dan kini, Kapolri ke-5, almarhum Hoegeng mendapat rekor MURI sebagai polisi paling jujur sedunia. Penghargaan itu langsung diberikan oleh Direktur MURI Jaya Suprana kepada istri Hoegeng, Merry Roeslani di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis 5 Maret 2015.

Wanita berusia 90 tahun itu tak kuasa menahan haru atas pemberian rekor penghargaan yang didapat suaminya meski telah tiada. Tampak matanya berkaca-kaca saat menerima piagam dari MURI.

Pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, pada 14 Oktober 1921, tak hanya dikenal jujur. Hoegeng juga tak segan turun ke lapangan melaksanakan tugas sebagai polisi.

Meski berpangkat jenderal, dia tak segan turun ke jalan mengatur arus lalulintas.

Sejak menjadi perwira polisi di Medan, Hoegeng terkenal karena keberanian dan kejujurannya. Dia tak sudi menerima suap sepeser pun. Barang-barang hadiah pemberian penjudi dilemparkannya keluar rumah.

Ya begitulah sosok Hoegeng. Usai pensiun sekali pun meski pernah menjabat sebagai Kapolri, ia tidak memiliki rumah dan kendaraan pribadi.

 

3 dari 3 halaman

Bripda Taufiq, Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi

Bripda Taufiq, Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi © Dream

Bripda Taufiq, Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi

Dream – Pagi baru saja merekah. Kumandang azan subuh baru saja mengangkasa setengah jam lalu. Di sebuah gubuk, seorang pemuda berbadan tegap sudah bersiap dengan seragam cokelat kebanggaannya. 

Usai salat subuh, diam-diam dia menyelinap keluar dari rumahnya yang sempit itu kala hari masih remang-remang tanah. Lalu mulai berlari menuju tempatnya bekerja.

Pandangan masih samar saat menyusuri jalan raya yang masih sepi dan gelap. Perut yang masih kosong dan udara dingin pagi yang menusuk tidak lagi dipedulikannya. Di sepanjang jalan, dia hanya berpapasan dengan satu dua kendaraan.

Baru seperempat perjalanan, keringat sudah mengucur deras di wajah dan seragam Muhammad Taufiq Hidayat. Pemuda 20 tahun itu pun memperlambat larinya sejenak. 

Setelah energi terkumpul kembali, ia menarik nafas panjang, lalu berlari lagi. Tak terasa hampir satu jam lebih lebih dia berlari dan berjalan. Setelah menghabiskan jarak sejauh 7 Kilometer, Taufiq akhirnya tiba di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Condongcatur, Sleman. Di situlah tempat ia bekerja.

Tapi hari itu Taufiq kurang beruntung. Meski sudah berangkat pagi-pagi buta, ternyata ia masih telat juga. Saat sampai di Polda, teman-temannya sudah kelar melaksanakan apel pagi yang dimulai pukul 06.30 WIB.

" Dari mana kamu? Jam segitu baru datang!" tanya atasannya dengan nada tinggi.

" Siap salah komandan. Saya tidak punya kendaraan, jadi harus lari dari rumah saya di Jongke ke sini," jawab Taufiq tegas sambil menahan letih. Pakaiannya masih basah karena keringat. 

Sang atasan tak percaya begitu saja. Paling alasan itu cuma akal-akalan saja. Taufiq pun tetap dihukum. Tapi belakangan, atasannya kaget bukan kepalang

dengan kejujuran anak buahnya itu.  Seperti apa?....

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More