Gunung Judi Menjadi Tempat Berlabuhnya Bahtera Nuh pada 10 Muharam, Begini Penjelasan Al-Quran dan Peneliti

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Rabu, 26 Juli 2023 18:02
Gunung Judi Menjadi Tempat Berlabuhnya Bahtera Nuh pada 10 Muharam, Begini Penjelasan Al-Quran dan Peneliti
Air menggenangi bumi selama 150 hari dan bahter Nabi Nuh pun berlabuh di tanggal 10 Muharam.

Dream - Umat Islam tentu sudah sangat familiar dengan kisah Nabi Nuh as bukan? Salah satu kisahnya yang terkenal adalah tentang kapal atau bahtera Nabi Nuh.

Di dalam Islam, Nabi Nuh diperintahkan Allah SWT untuk mengingatkan kaumnya yang menyembah berhala agar menyembah Allah SWT. Namun, Nabi Nuh justru mendapatkan perlakuan yang buruk.

Melalui firman-Nya dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah SWT akan mendatangkan azab yang besar dan bisa menenggelamkan mereka yang kufur. Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh agar membuat sebuah kapal yang berukuran besar agar bisa memuat umatnya serta seluruh hewan. Perintah itu pun langsung dilaksanakan oleh Nabi Nuh.

Selama 150 hari air menggenangi bumi, diketahui kapal Nabi Nuh berlabuh pada 10 Muharam. Al-Quran menjelaskan, kapal tersebut berlabuh di Gunung Judi. Lalu, apa yang terjadi setelah pendaratan kapal Nabi Nuh beserta umatnya?

Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 3 halaman

Berlabuhnya Bahtera Nabi Nuh di Gunung Judi Menurut Al- Quran dan Bibel

Berdasarkan penjelasan dalam surat Hud ayat 44, bahtera Nabi Nuh berlabuh di Gunung Joudi atau ada yang menyebutnya sebagai Judi, Judiy, dan Judd yang terletak di Pegunungan Ararat atau Turki.

وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيَا سَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: " Dan difirmankan, “ Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim.” (QS. Hud: 44)

Keterangan itu tak hanya berasal dari Al-Quran saja, tetapi juga dari Bibel bahwa bahtera Nabi Nuh berlabuh di Gunung Ararat (Kejadian 8:4)

Dr Maurice Bucaille menjelaskan bahwa Gunung Joudi adalah puncak yang tertinggi dari gunung-gunung Ararat di Armenia. Kemudian, R R Blachere berpendapat jika tidak bisa dijamin tidak ada perbuahan dalam nama untuk menyesuaikan kedua riwayat di atas. Ia mengatakan bahwa ada banyak nama Joudi di Arabia. Sehingga, ada kemungkinan persamaan nama itu adalah dibuat-buat.

Bucaille juga menjelaskan, riwayat yang ada dalam Bibel tidak sesuai dengan hasil-hasil penyelidikan pengetahuan moodern. Sedangkan dalam riwayat Al-Quran, hal itu bersih dari unsur-unsur yang memunculkan kritik objektif.

" Tetapi jika kita harus menyelidiki riwayat Bibel dengan perantaraan data-data yang jelas, kita dapat menyatakan bahwa dalam meriwayatkan Banjir dalam waktu dan tempat riwayat Bibel sudah terang tidak sesuai dengan hasil-hasil penyelidikan pengetahuan modern. Sebaliknya, riwayat Quran bersih dari segala unsur yang menimbulkan kritik objektif," jelas Bucaille.

Kemudian antara waktu riwayat Bibel dengan Al-Quran, Bucaille mengatakan bahwa manusia tidak mendapatkan informasi yang bisa memberikan penerangan tentang kejadian dari banjir tersebut. Karena antara waktu Perjanjian Lama dan Al-Quran, satu-satunya dokumentasi yang manusia miliki tentang sejarah kuno adalah Bibel.

2 dari 3 halaman

Pendaratan Bersama Orang-Orang Beriman

Dijelaskan dalam buku " Qashash Al-Anbiya" oleh Ibnu Katsir, setelah bahtera Nabi Nuh mendarat di Gunung Judi, beliau melanjutkan kehidupannya bersama dengan orang-orang beriman. Namun, tidak diketahui tentang kelanjutan bagaimana kisah beliau dengan para pengikutnya.

Hal yang bisa diketahui adalah ketika beliau wafat, beliau meminta kepada putranya agar menyembah Allah SWT saja. Lalu, beliau pun wafat.

Dijelaskan juga dalam firman Allah SWT melalui surat As-Saffat ayat 77, bahwa hanya keturunana dari Nabi Nuh saja yang tersisa.

وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهٗ هُمُ الْبٰقِيْنَ

Artinya: " Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan." (QS. As-Saffat: 77)

Quraish Shihab mengatakan bahwa adalah tafsir yang menjelaskan bahwa bajir bah di masa Nabi Nuh tidak melanda seluruh bumi. Jadi, ada kemungkinan manusia lain.

Lalu, menurut riwayat dari Qatadah bin an-Numan, saat Nabi Nuh turun dari bahteranya di tanggal 10 Muharam, beliau berkata kepada pengikutnya:

" Bagi kalian yang telah berpuasa harus menyelesaikan puasanya, dan bagi kalian yang telah berbuka puasa harus berpuasa."

Ibnu Katsir juga menjelaskan, bahwa Nabi Nuh melepaskan burung-burung ke muka bumi. Lalu, disusul dengan orang-orang beriman yang turun. Kemudian, Nabi Nuh meletakkan dahinya ke tanah untuk sujud.

Setelah itu, pengikut Nabi Nuh menyalakan api dan duduk di sekitarnya. Selama berada di kapal, mereka dilarang untuk menyalakan api agar bahtera tidak terbakar.

Barulah kemudian, Nabi Nuh membagi wilayah bumi kepada putra-putranya menjadi tiga bagian seperti yang dijelaskan oleh Amin bin Sharahil al-Sha'bi. Pembagiannya adalah sebagai berikut:

  • Untuk Sem diberikan bagian tengah bumi, yakni Yerusalem, Sungai Nil, Sungai Efrat, Tigris, Sayhan, Jayhan (Gihon), dan Fayshan (Pison).
  • Untuk Ham diberikan bagian bumi sebelah barat Sungai Nil dan daerah-daerah yang melampaui wilayah tempat angin barat bertiup.
  • Untuk Yafet diberikan di Pison dan daerah-daerah yang melampaui tempat angin timur bertiup.
3 dari 3 halaman

Wasiat Nabi Nuh untuk Putranya

Sebelum meninggal dunia, Nabi Nuh sempat memberikan wasiat kepada putranya. Hal ini dijelaskan dalam riwayat Abdullah bin Amr bin al-As, Rasulullah saw berkata, saat kematian Nuh mendekat, dia memperingatkan para putranya:

" Sungguh, aku akan memberimu nasihat yang jauh jangkauannya, memerintahkan kalian untuk melakukan dua hal, dan memperingatkan kalian untuk tidak melakukan dua hal juga."

" Aku meminta kalian untuk beriman bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa jika tujuh langit dan tujuh bumi diletakkan pada satu sisi dari suatu ukuran, dan kata-kata “ tidak ada tuhan selain Allah” ditempatkan di sisi yang lain, yang terakhir akan lebih besar daripada yang pertama. Aku memperingatkan kalian untuk tidak menyekutukan Allah dan melawan kesombongan.” (HR. Bukhari)

Terkait dengan di mana Nabi Nuh dimakamkan, berdasarkan tradisi dikatakan bahwa makam beliau ada di Masjid Suci di Makkah. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa makam beliau berada di Baalabak, yakni sebuah kota di Irak.

Beri Komentar