Ilustrasi Kapal Terkena Badai (Foto : Istockphoto.com)
Dream – Nabi Nuh AS merupakan nabi ketiga yang menjadi utusan Allah SWT untuk menyebarkan ajaran kepada umatnya. Tak hanya bagi Islam, kisah Nabi Nuh juga diyakini oleh dua agama samawi yaitu Kristen dan Yahudi.
Salah satu kisah yang paling banyak diketahui para penganut agama samawi adalah pembuatan bahtera kapal Nabi Nuh untuk bertahan hidup dari azab yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum yang durhaka. Di balik azab yang membinasakan umat manusia itu, terdapat beberapa pelajaran yang bisa kita teladani dari Nabi Nuh as, salah satunya tentang kesabarannya yang luar biasa.
Diketahui Nabi Nuh AS menjadi rasul pada usia kurang lebih 350 tahun. Pendapat lain dari Ibnu Jarir RA menyebutkan Nabi Nuh AS sudah berusia 480 tahun saat itu. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Abbas RA dalam Kitab al Mustadrak.
" Maka beliau senantiasa menyeru kaumnya selama 950 tahunBeliau hidup setelah banjir bandang selama 60 tahun, sehingga manusia menjadi banyak dan tersebar," demikian seperti yang diterjemahkan Imam Jaluddin.
Nabi Nuh as juga dikenal sebagai nabi yang membela dan melindungi kaum lemah, miskin, dan tertindas. Berikut ini kisah Nabi Nuh AS beserta nilai-nilai kehidupannya yang sudah dirangkum dari beberapa sumber.
Nabi Nuh AS dikirim oleh Allah SWT untuk memberikan peringatan kepada umat manusia yang tengah menyimpang dari ajaran-Nya. Kisah Nabi Nuh tercatat dalam kitab suci Al-Quran, Alkitab, dan Taurat. Ketika ajaran agama ditinggalkan, para manusia melakukan dosa seperti melakukan maksiat hingga melakukan segaala kemungkaran. Pada waktu itulah Nabi Nuh AS mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
Pada zaman tersebut, kaum Nabi Nuh juga tidak menyembah Allah, melainkan menyembah patung-patung berhala yang dipercaya dapat memberikan manfaat. Bahkan mereka percaya bahwa patung-patung tersebut dapat menolak bahaya yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Oleh kepercayaan para kaum Nabi Nuh tersebut, patung berhala yang dibuat diberi nama. Beberapa nama patung yang dibuat oleh kaum Nabi Nuh yaitu wadd, suwa, yuguts, ya'uq, dan nasr.
Ketabahan, kesabaran, dan keteguhan yang dimiliki oleh Nabi Nuh dalam berdakwah menyebarkan ajaran Allah selalu ditolak. Penolakan tersebut sebagian besar berasal dari kaum Nabi Nuh.
Walaupun banyak yang menolak ajaran Islam, tetapi beberapa ada yang menerima ajakan Nabi Nuh untuk ikut menyembah Allah SWT. Dalam waktu 950 tahun lamanya, Nabi Nuh berdakwah dengan tujuan agar seluruh kaumnya tidak berada di jalan yang sesat.
Apabila itu terjadi, maka hal itu hanya akan merugikan diri mereka sendiri, karena Allah akan memberinya azab. Ajakan dari Nabi Nuh dalam setiap dakwahnya selalu berkaitan dengan tidak bolehnya menyembah berhala seperti dulu, dan harus menyembah Allah. Dengan mengajak seluruh kaumnya untuk kembali menyembah Allah, Nabi Nuh juga berharap agar semua kaumnya kembali pada jalan yang terang dan benar.
Setelah Nabi Nuh berjuang untuk menyadarkan seluruh kaumnya, agar tidak menyembah berhala dalam jangka waktu yang hampir 1000 tahun lamanya, Allah pun memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal. Kapal tersebut berukuran sangat besar, sehingga dapat menampung banyak orang beserta hewan-hewan.
Orang-orang yang terlibat dalam pembuatan kapal memilih tempat yang jauh dari keramaian dan jauh dari daerah perkotaan. Walaupun Nabi Nuh sudah berusaha menjauh dari keramaian dan berharap tidak ada gangguan, tetap saja ada yang mengejek sekaligus menghina pembuatan kapal besar tersebut.
Walaupun Nabi Nuh dihina dan diejek oleh kaumnya tetapi, pembuatan kapal besar tetap dilakukan. Ketika orang-orang menghina dan mengejek Nabi Nuh, saat itu Nabi telah memberi informasi kepada mereka bahwa akan ada banjir bandang yang akan melanda wilayah tersebut.
Banjir bandang ini bahkan sangat besar dan akan menenggelamkan semua manusia yang ada di sana. Tapi kaum kafir tetap tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Nabi Nuh, anak Nabi Nuh pun tak percaya dengan hal itu dan ia lebih memilih menjadi kaum kafir saja.
Kan’an adalah putra Nabi Nuh yang paling tua, tiga yang lainnya yaitu Yafith, Ham, dan juga Sam. Kan’an merupakan putra Nabi Nuh yang juga durhaka dan tidak menyembah Allah SWT. Ia hanya berpura-pura beriman kepada Allah di depan ayahnya dan menyembunyikan kebenciannya pada Allah. Allah memperlihatkan bagaimana kemunafikan Kan’an dan tidak memasukkan ke beberapa golongan orang yang selamat.
Ketika banjir bandang terjadi, Nabi Nuh mengajak Kan’an untuk ikut ke kapalnya saat itu karena kasih sayangnya sebagai seorang ayah.Tetapi, Kan’an tetap tidak mau mengikuti ajakannya dan ia ingin berenang saja hingga ke puncak gunung.
Setelah itu, di sela-sela pembicaraan antara ayah dengan anak itu, munculah gelombang yang sangat besar yang menghalangi mereka.Seketika Kan’an pun menghilang dari pandangan Nabi Nuh, nabi tetap berusaha mencarinya tetapi ombah sudah semakin tinggi.Nabi Nuh pun sangat sedih ia juga sangat menyesali kematian anaknya yang terjadi dengan sangat tragis. Allah pun menjelaskan kembali kepada Nabi Nuh bahwa, Kan’an bukan menjadi salah satu keluarga yang dijanjikan oleh Allah untuk diselamatkan.
Nabi pun sadar akan kesalahannya bahwa Kan’an memang belum beriman, ia pun memohon ampun pada Allah mengenai kekhilafannya.
Dijelaskan di atas bahwa Nabi Nuh sudah melakukan dakwah selama 950 tahun. Hal tersebut menunjukkan ketabahan dan kesabaran dalam menyebarkan agama dari Allah SWT. Karena kesabaran dan ketabahannya, maka beliau diberi gelar oleh Allah yaitu Nabi Ulul Azmi. Sikap sabar dan tabah ini juga akan membuat seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi ujian atau cobaan dalam hidup.
Nabi Nuh AS selalu memberikan bantuan kepada orang-orang yang lemah, miskin, dan tertindas di sekelilingnya. Amalan kebaikan ini yang dibutuhkan oleh manusia. Membantu sesama manusia akan mendapatkan pahala.
Nabi Nuh AS selalu bersyukur kepada Allah SWT, meskipun pada saat itu kondisinya sedang dihina dan diejek oleh kaum kafir. Sikap selalu bersyukur wajib dimiliki oleh manusia, agar dijauhkan dari penyakit hati serta membuat jiwa menjadi tentram.
Demikian kisah Nabi Nuh dan nilai-nilai kehidupannya yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua, agar selalu meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
Laporan : Sasikirana Shafa Fathira (Magang).
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Presiden Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, 5 Menteri Diganti dan Lantik 1 Menteri Baru
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa