Harris Annuar (Instagram)
Dream - Berhati-hatilah saat memakai handuk. Pastikan handukmu aman, tidak dihinggapi serangga, sebeum mengelap badan.
Bila tidak waspada, bisa jadi berakhir petaka, seperti dialami aktor kondang Malaysia, Harris Annuar. Dia mengalami nasib apes saat mengenakan handuk ketika mandi pagi.
Ketika itu, Harris sedang mandi pagi sebelum sholat subuh. Dia mencuci mukanya. Setelah itu dia mengelap wajah dengan handuk. Namun dia tidak memeriksa handuk terlebih dahulu.
Padahal, handuk itu sedang dihinggapi tawon. " Aku tidak menyadarinya," kata dia dalam sebuah video di Instagram.
Saat handuk itu dipakai mengelap wajah, si tawon menempel pada bagian bibir. Nasib Harris memang kurang mujur pagi itu, tawon yang terperangkap di antara handuk dan wajah itu menyengatnya.
" Zap, dia menyengat di sini," kata Harris sambil menunjuk bibir bagian atas.
Dalam video itu, bibir Harris bagian atas memang jontor. Lebih tebal dari sebelumnya. " Guys, ini bukan filter ya guys, ini bukan filter," ujar dia sambil tertawa.
View this post on Instagram
Dream - Nasib malang dialami seorang bocah dari Thailand. Bibir bocah lelaki yang tak disebutkan namanya ini digigit tokek.
Malangnya lagi, gigitan itu sangat sulit dilepaskan. Sehingga bocah itu harus menahan sakit dalam waktu lumayan lama.
Dikutip Dream dari laman Siakap Keli, Minggu 19 Juni 2016, foto bocah yang digigit tokek ini pertama kali oleh akun Facebook Volunteer Rescue Club, Wangnua, Lampang, Thailand.
Sejak diunggah 16 Juni lalu, foto ini telah dibagikan ulang sebanyak 42,000 kali. Selain itu juga mendapat 85.000 tanda like dan 15.000 komentar.
Namun tak disebutkan di daerah mana peristiwa ini terjadi. Yang jelas, foto itu mengundang keprihatinan dari banyak pengguna media sosial.
“ Saya pernah diserang cicak dan dia menggigit baju saya. Gigitannya sangat kuat sehingga saya terpaska memotong baju itu,” tulis seorang netizen.
Dream - Sejak bulan lalu, warga di Kampung Cempaka, Kuantan, Pahang, Malaysia, digegerkan oleh kemunculan buaya. Yang unik, buaya tersebut hanya akan muncul jika dipanggil dengan nama “ Awang”.
“ Kalau ada yang berteriak nama Awang, dia baru mau muncul,” kata penduduk Kampung Cempaka, Mohd. Zaki Taufik, penduduk Kampung Cempaka, sebagaimana dikutip Dream darimynewshub.cc, Jumat 29 Januari 2016.
“ Tapi kalau dipanggil dengan nama lain, buaya itu tak mau ke permukaan,” tambah pria berusia 31 tahun tersebut.
Penduduk setempat menyebut buaya itu berwarna kuning kecokelatan. Sehingga sebagian juga menyebutnya sebagai buaya tembaga. Buaya ini diduga terdampar di parit kampung tersebut akibat meluapnya Sungai Kuala Baru ketika terjadi banjir tahun lalu.
Zaki menambahkan, setelah kemunculan Awang, banyak warga datang ke parit itu setiap pagi dan petang. Mereka semata-mata ingin melihat buaya itu muncul dan memberinya makanan.
“ Buaya ini tidak mengancam penduduk di sini. Sebaliknya keberadaan Awang membuat desa kami terkenal karena banyak orang dari luar datang untuk melihatnya,” katanya.
Sementara itu, kepala desa Kampung Cempaka, Mat Lazim Kadir, mengatakan, sejak daulu, daerah kampung itu sering menjadi tempat 'persinggahan' buaya yang terdampar akibat hanyut oleh air pasang sungai dan laut.
Menurutnya, buaya-buaya tersebut kembali ke habitat aslinya ketika terjadi air pasang yang berikutnya.
“ Kemunculan buaya di sini sebenarnya sudah lama terjadi. Tapi karena media sosial, baru kali ini menjadi buah mulut orang sampai tersebar luas,” ujar Kadir.
“ Ada yang bilang ada tiga ekor buaya tembaga di dalam parit ini, tapi saya hanya pernah melihat dua karena mereka tidak muncul secara serentak,” tambah Kadir.
Namun, menurut Kadir, reptil sepanjang hampir dua meter itu tidak berbahaya bagi penduduk, karena sudah jinak dan mengenal penduduk sekitar.
“ Parit yang dalam dengan jumlah ikan yang banyak menyebabkan buaya nyaman berada di dalam parit itu. Reptil itu hanya akan meninggalkan parit tersebut ketika terjadi banjir besar dan air pasang besar lagi,” tutur dia.
Selain itu, tambah Kadir, karena sering diberi makanan, buaya itu tampaknya tidak takut manusia dan akan muncul meskipun dikerumuni orang banyak yang menunggu untuk melihatnya.
Sekretaris Kampung Cempaka, Mohd. Azri Abdul Rahman, berharap pemerintah memasang papan tanda peringatan agar warga lebih berhati-hati.
Sementara itu, Departemen Perlindungan Satwa Negeri Pahang akan melakukan operasi penangkapan buaya tembaga itu. Salah satu caranya dengan menggantung ayam di permukaan parit.
“ Sebelum ini tali yang digunakan untuk menjerat moncong buaya yang diapung menggunakan pelampung tidak berhasil karena arus air yang deras,” tutur Datuk Khairiah Mohd. Shariff, Direktur Departemen Perlindungan Satwa.
“ Kami menyarankan warga agar tidak mendekati daerah itu untuk menghindari kejadian tidak diinginkan. Jika perlu kami harus bertindak tegas dengan membatasi warga dari mendekati tebing parit itu,” tambah dia.
Menurutnya, parit tersebut bukan tempat tinggal reptil seperti itu dan dikhawatirkan buaya tersebut akan menjadi buas ketika lapar dan terancam.
“ Hanya sungai saja menjadi habitat alami buaya,” kata Khairiah Shariff. (Ism)
Advertisement
Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau