Ilustrasi Tangan Yang Terbebas Dari Belenggu Rantai. (Foto: Shutterstock.com)
Dream – Hamba sahaya adalah salah satu istilah yang sering didengar umat Islam baik dalam ayat Al-Quran, hadis, maupun buku pelajaran agama. Dalam pengetahuan Islam, hamba sahaya adalah sebutan untuk seseorang yang mengabdikan seluruh hidup kepada majikannya dan termasuk golongan yang berhak menerima zakat.
Perlakuan para majikan kepada hamba sahaya sebelum ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW datang sangat tidak manusiawi. Bahkan mereka diperlakukan bukan layaknya manusia. Islam datang membawa perbaikan dan memperlakukan hamba sahaya dengan sangat baik.
Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW menempatkan hamba sahaya tidak sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan majikan saja. Islam memerintahkan kepada para majikan untuk berbuat baik kepada hamba sahaya miliknya.
Agar Sahabat Dream lebih mudah memahaminya, berikut penjelasan selengkapnya tentang hamba sahaya yang perlu diketahui.
Hamba sahaya kerap dipahami sebagai budak atau dalam bahasa Arab disebut dengan riqab. Riqab memiliki arti budak karena mereka diumpamakan sebagai orang yang dipegang lehernya sehingga tidak memiliki kebebasan dan hilang kemerdekaannya. Menurut Imam Hanafi, riqab adalah hamba yang dijanjikan oleh tuannya bahwa ia boleh menebus dirinya dengan uang atau harta lain.
Namun demikian, hamba sahaya harus diperlakukan dengan penuh kerhormatan layaknya manusia. Umat Islam dilarang menyiksa, menghina dan melecehkan hamba sahaya. Al-Quran banyak menjelaskan tentang hamba sahaya, salah satunya dalam Surat An-Nisa ayat 36. Allah berfirman:
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Artinya: “ Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”
Dalam ayat tersebut jelas bahwa hamba sahaya termasuk golongan yang harus diperlakukan dengan baik. Hal ini penting diperhatikan bagi orang-orang yang beriman untuk memperlakukan hamba sahaya secara hormat.
Lebih jauh lagi, Islam memerintahkan manusia untuk memerdekakan hamba sahaya yang dimiliki. Dalam Kitab Lengkap Fikih Sunnah Imam Syafi’i, Abu Syuja’ Al-Ashfani menjelaskan maksud memerdekakan budak adalah menghilangkan status kepemilikan dari orang lain dan membebaskan perbudakan.
Jelas di sini Islam adalah agama yang manusiawi dan memerhatikan hak asasi manusia. Islam yang membawa ajaran kasih sayang dengan perintah menghapuskan perbudakan di muka bumi. Dalam Al-Quran dan hadis pun banyak disinggung mengenai hal ini. Di antaranya dalam Surat Al-Balad ayat 11 sampai 13 berikut ini:
“ Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar? Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya).”
Sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ Siapapun yang memerdekaan hamba sahaya yang beragama Islam, maka Allah akan membebaskan setiap anggota tubuhnya dari api neraka, sebagaimana ia memerdekakan setiap anggota tubuh hamba sahaya tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam turun ke muka bumi ketika masyarakat masih ada menganut pola pikir jahiliyah. Salah satunya adalah keberadaan hamba sahaya yang tidak dianggap manusia, diperlakukan secara keji, dan kerap dilecehkan.
Islam datang untuk memperingatkan orang-orang yang memperlakukan buruk hamba sahaya yang dimilikinya. Bahkan, Islam juga memerintahkan untuk memerdekakan hamba sahaya. Artinya Islam adalah agama yang berusaha keras menghapuskan perbudakan di muka bumi.
Pertanyaannya adalah apakah saat ini hamba sahaya masih ada? Seharusnya hamba sahaya atau budak saat ini sudah tidak ada. Akan tetapi ternyata masih banyak orang yang memperlakukan orang lain layaknya budak. Mereka diperlakukan secara buruk, dilecehkan dan tidak dianggap manusia.
Kita kerap mendengar berita tentang pelecehan terhadap seorang pembantu oleh majikan, penyiksaan terhadap buruh dan pembantu rumah tangga, orang dipenjara karena hanya dijadikan kambing hitam, dan jenis-jenis perbudakan lainnya.
Miris jika mendapati perlakuan keji itu masih banyak ditemui hingga sekarang. Perbudakan modern tersebut bagaikan penampakan gunung es. Apabila kita punya pembantu rumah tangga atau asisten lainnya, sebaiknya memerlakukannya dengan baik layaknya manusia.
Advertisement
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Shandy Aulia Sampai Sewa Makeup Artist untuk Foto Paspor dan Visa, Hasilnya Wow Banget!
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Bahas Arah Kebijakan Ekonomi, Prabowo Adaptasi Ajaran Ayahnya
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
Bahas Arah Kebijakan Ekonomi, Prabowo Adaptasi Ajaran Ayahnya
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Menkeu Bagikan Nomor WhatsApp `Lapor Pak Purbaya`, Warga Bisa Curhat Soal Pajak
6 Zodiak yang Lebih Rentan Gaslighting dan Digaslight: Hati-Hati Kalau Kamu Salah Satunya
8 Destinasi Wisata Alam Terbaik di Asia Versi Agoda, Ada Megamendung
Studi: Industri Kripto Berpotensi Ciptakan 1,22 Juta Lapangan Kerja di Indonesia
7 Rekomendasi Warna Rambut yang Cocok untuk Kulit Kuning Langsat, Biar Tampil Glowing Alami!