Hari Minggu Mematikan di Gaza, 42 Tewas Dalam Sehari Akibat Serangan Israel

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 17 Mei 2021 18:01
Hari Minggu Mematikan di Gaza, 42 Tewas Dalam Sehari Akibat Serangan Israel
Israel mengklaim menyerang infrastruktur terowongan yang dimanfaatkan Hamas.

Dream - Pejabat Palestina di Gaza menyebut hari Minggu, 16 Mei 2021, merupakan hari yang mematikan sejak serangan Israel ke Gaza dimulai. 42 warga Palestina dilaporkan tewas dalam satu hari akibat serangan udara di Gaza.

Militer Israel menuding kelompok milisi Palestina telah menembakkan lebih dari 3.000 roket ke Israel dalam sepekan. Sehingga serangan yang mereka lancarkan sebagai balasan.

Sekjen PBB, Antonio Guterres, memperingatkan pertempuran lebih lanjut dapat menjerumuskan wilayah tersebut dalam krisis yang tak bisa dikendalikan. Dia mendesak agar kekerasan yang mengerikan segera diakhiri.

Pada Senin pagi, pesawat tempur Israel melancarkan 80 serangan udara ke beberapa daerah di Kota Gaza. Serangan tersebut tak lama setelah gerilyawan Hamas menembakkan rentetan roket ke Israel selatan.

PBB juga memperingatkan kekurangan bahan bakar di Gaza dapat menyebabkan rumah sakit dan fasilitas lain kehilangan daya. Wakil koordinator khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Lynn Hastings, mengatakan dia telah mengimbau otoritas Israel untuk mengizinkan PBB memasok bahan bakar tetapi diberitahu itu tidak aman.

Pejabat Gaza mengatakan 42 orang, termasuk 16 wanita dan 10 anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel hari Minggu. Sementara Israel menyebut 10 orang warganya, termasuk dua anak, tewas dalam serangan roket yang diarahkan ke wilayahnya sejak pertempuran dimulai Senin lalu.

 

1 dari 3 halaman

197 Korban Tewas di Gaza

Korban tewas secara keseluruhan di Gaza sekarang mencapai 197 orang, termasuk 58 anak-anak dan 34 wanita, dengan 1.230 terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang dikendalikan Hamas. Israel mengatakan lusinan militan termasuk di antara yang tewas.

Serangan udara Israel menghantam jalan yang sibuk di Gaza selepas tengah malam pada Minggu kemarin. Setidaknya tiga bangunan runtuh dan puluhan korban tewas.

Hamas meluncurkan serangkaian roket menuju Israel selatan pada malam dan sore hari.

Jutaan orang Israel bergegas ke kamar atau tempat perlindungan yang aman saat sirene berbunyi. Orang-orang Palestina juga mencoba untuk berhati-hati, tetapi di Jalur Gaza yang padat dan sumber daya yang buruk, banyak yang tidak punya tempat tujuan.

 

2 dari 3 halaman

Kepiluan Riyad Eshkuntana

Riyad Eshkuntana mengaku sedang menidurkan putrinya di kamar rumahnya saat serangan terjadi. Dia menempatkan putrinya pada ruang yang paling jauh dari ledakan.

Hanya satu putrinya, Suzy, enam tahun, selamat malam itu. Istri dan tiga anaknya meninggal.

" Saya berlari untuk memeriksa gadis-gadis itu," kata Tuan Eshkuntana. " Istri saya melompat, dia memeluk gadis-gadis itu untuk mengeluarkan mereka dari kamar, lalu serangan udara kedua menghantam ruangan ... Langit-langit hancur dan saya berada di bawah puing-puing," ucap Eshkuntana.

Militer Israel mengklaim telah melakukan serangan terhadap sistem terowongan militan di daerah tersebut. Runtuhnya terowongan juga menyebabkan rumah-rumah di atasnya runtuh dan menimbulkan korban sipil yang tidak diinginkan.

 

3 dari 3 halaman

Menarget Pejabat Hamas

Militer Israel mengklaim menargetkan para pemimpin dan infrastruktur yang terkait dengan Hamas. Dikatakan, serangan itu juga menyasar rumah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dan saudaranya, Muhammad Sinwar, yang digambarkan sebagai kepala logistik dan tenaga kerja Hamas.

Tidak mungkin mereka berada di rumah pada saat pemogokan, menurut kantor berita Associated Press.

Petugas penyelamat Gaza menghabiskan hari itu mencoba menyelamatkan orang-orang dari bawah puing-puing serangan.

Kementerian kesehatan Palestina mengatakan seorang dokter termasuk di antara yang tewas: Dr Ayman Abu Al-Ouf, kepala penyakit dalam di rumah sakit Shifa dan bagian dari tim virus corona, dikutib dari BBC.

Beri Komentar