Ilustrasi Foto : Istock
Dream - Tulisan Khusnul atau Husnul Khatimah sering digunakan masyarakat untuk mengungkapkan rasa bela sungkawa ketika menerima kabar duka meninggalnya seseorang.
Makna dari kalimat itu adalah mendoakan seseorang agar mendapatkan yang terbaik di akhir hidupnya.
Namun, masyarakat sering dihadapkan dengan permasalah penulisan yang salah. Masih banyak di antara mereka yang belum paham bahwa dua tulisan ini, husnul khatimah dan khusnul khatimah memiliki arti yang jauh berbeda. Bahkan makna yang dikandungnya bisa berkebalikan.
Untuk itu kita perlu mengetahuinya bagaimana perbedaan kedua kalimat ini. Berikut Dream rangkum dari beberapa sumber.
© Ilustrasi foto : (Instagram/curahan pendosa)
Husnul diambil dari kata hasan yang artinya baik. Khotimah sendiri memiliki arti yaitu sebuah akhir.
Jadi, husnul khotimah memiliki arti sebuah akhir yang baik. Arti operasionalnya adalah sebuah kematian yang berakhir dalam kondisi yang baik alias diridhai Allah SWT.
Banyak orang yang salah mengeja atau menuliskan kata husnul khotimah menjadi khusnul khotimah. Padahal kata husnul dan khusnul memiliki arti yang jauh berbeda.
Husnul memiliki arti baik sedangkan khusnul memiliki arti hina.
Tentu ini akan menjadi fatal bila kemudian ada orang yang meninggal lantas kita berucap, “ Semoga khusnul khotimah ya” yang artinya semoga berakhir dalam keadaan hina ya.
Walaupun demikian, kedua kalimat ini sebenarnya hanya beda transliterasi tapi merujuk ke satu kata yang sama. Seseorang menuliskan Khusnul khatimah atau Husnul Khatimah atau selainnya, maka maksudnya adalah yang bermakna akhir yang baik. Bukan makna lainnya.
Hal yang sama pula dengan tulisan Insya Allah, In Sya Allah, Insyallah, Insha Allah, In Sha Allah, In-Sya Allah, dll.
Namun begitu alangkah baiknya jika kita menggunakan yang benar karena sudah tahu yaitu husnul khatimah atau akhir yang baik .
Pengasuh pondok pesantren Darul Hikam di Mojokerto, Jawa Timur, Ustad Faishal Zulkarnaen memberikan penjelasan lebih lengkap. Dia mengaku sering mendapat pertanyaan terkait penulisan yang tepat dari kalimat tersebut.
Menurut Ustad Faishal, penulisan dengan kata awal kh sebagai translasi huruh Kha memang bisa bermakna hina atau tidak baik. Namun kalimat itu jarang atau hampir tidak pernah dipakai apalagi disandingkan dengan kata Khotimah.
" Yang sering dipakai untuk akhir yang tidak baik adalah Su'ul Khatimah," tulisnya dikutip dari laman nu.or.id.
" Pada dasarnya sikap menyalahkan ini tidaklah diperlukan karena hanya masalah transliterasi dari tulisan arab ke tulisan latin. Lebih baik berprasangka baik saja bahwa yang mendoakan ini sedang bermaksud agar yang didoakan mendapat akhir yang baik bukan sebaliknya," tandas alumni Pesantren Sunan Ampel Jombang ini.
Ada beberapa keutamaan yang akan didapatkan ketika seorang muslim meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
Saat kita bisa mengakhiri hidup dalam keadaan yang baik atau dalam keadaan berislam yang sempurna maka itu menjadi bukti takwa kita kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT yang sering disampaikan oleh khatib ketika sholat jum’at.
“ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri) ”. (QS. Ali-Imran: 102)
Ketika seseorang berakhir dalam keadaan yang baik maka ia akan diberikan taufiq untuk menjauhi semua yang dilarang oleh Allah SWT.
Sebagaimana hadist Nabi SAW dari Anas bin Malik Radiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“ Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?”
Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” (HR Imam Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak.)
Tidak ada yang paling didambakan bagi seseorang yang ingin meraih husnul khotimah selain meraih surga Allah SWT.
Dengan kita berakhir dalam kondisi yang baik dengan tanpa bermaksiat sedikitpun maka Allah akan janjikan surga bagi mereka.
Sesungguhnya Allah dari awal sudah memperingatkan untuk kita mempersiapkan diri. Sebagaimana dalam firman Allah pada QS. Al-Hasyr ayat 18.
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Lalu, bagaimana cara mencapainya? Tentunya agar kita bisa berikhtiar sebisa mungkin berakhir dalam keadaan husnul khotimah.
Beginilah kiat-kiatnya menurut Imam Sufyan Al-Tsauri
Pertama, menjaga iman dan ketakwaan secara istiqomah kepada Allah SWT.
Kedua, berusaha sungguh memperbaiki lahir dan batin.
Ketiga, Senantiasa berdoa kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan iman.
Keempat, senantiasa berdzikir kepada Allah dalam keadaan apapun.
Repot Mengurus Anak, Bolehkah Menjamak Sholat?
Puasa Ramadan 2023: Dalil, Keutamaan, hingga Ketentuan-Ketentuannya
Gadis Cilik Blasteran Berponi Jadi Artis Terkenal dan Hidup Bahagia, Coba Tebak?
Memotivasi Anak Ibadah Ramadan, Jangan Hanya dengan Hadiah
Setahun Jalani LDR, Pria Syok Saat Tahu Identitas Asli Sang Kekasih
Dulu Bucin dan Sering Main ke Rumah, 5 Momen Kebersamaan Nissa Asyifa dan Alshad Ahmad
5 Potret Kemesraan Alshad Ahmad dan Nissa Asyifa Saat Pacaran
Potret Clara Lasut, Aspri ke-108 Hotman Paris yang Kerap Tampil Menggoda
Doa Menyambut Hilal Ramadhan, Ketahui Juga Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Puasa
Menilik Tren Makeup Idul Fitri, Warna Soft Kembali Jadi Primadona
Artis yang Pilih Tinggal di Kontrakan, Jhody 'Super Bejo' Hindari Riba
Potret Outfit Nyentrik Tiara Andini saat Tampil di Atas Panggung