Keadaan Gedung PGRI Garut (Foto: Merdeka)
Dream - Jagat media sosial di Garut baru saja diramaikan dengan status Facebook seorang netizen yang dianggap menghina profesi guru karena tidak melakukan proses belajar mengajar tatap muka saat masa pandemi.
Akun Facebook Dede Iskandar menulis sebuah narasi dengan nada protes terkait gaji guru yang tetap dibayarkan meski sekolah diliburkan.
Dalam statusnya tersebut, ia meminta pemerintah tidak menggaji guru agar ikut merasakan susahnya ekonomi di masa pandemi Covid-19.
" Nagara ngagajih buta ieu mah hayoh we sakola di liburkeun, kudunamah guru nage ulah di gajih meh karasaeun sarua kalaparan (Negara memberikan gaji buta, terus saja sekolah diliburkan, harusnya guru juga jangan digaji agar ikut merasakan kelaparan)," tulis Dede di akun media sosialnya.
Akun Dede Iskandar kini sudah tak bisa ditemukan. Namun tangkapan layar status Dede Iskandar sudah menyebar di kalangan guru sejak pekan lalu.
Asep Sopian, salah seorang guru SMP di Garut, mengaku sangat terhina dan tidak terima dengan unggahan akun Dede Iskandar. Menurutnya, unggahan Dede di Facebook tidak memiliki dasar sama sekali.
" Kami ini masih memberi pelajaran secara daring ke anak-anak. Kata siapa gaji buta. Dia tidak merasakan sulitnya bikin materi untuk mengajar daring," kata Asep, Selasa 28 Juli 2020
Para guru, tambah Asep, semakin sakit hati dengan komentar Dede Iskandar di kolom komentar unggahan itu, yang menyebut lebih baik menjadi penjahat dibanding sekolah.
Atas unggahan tersebut, Asep meminta Dede meminta maaf secara terbuka, karena melukai seluruh guru di Indonesia.
" Kalau dia minta maaf pasti kami sampaikan. Tapi permintaan maaf tak akan menghentikan proses hukum. Kami akan tetap melaporkan soal unggahannya itu sebagai efek jera," tegasnya.
Dede Iskandar datang ke Gedung PGRI Garut untuk memeberikan klarifikasi pada Selasa 28 Juli 2020. Ratusan guru sudah berkumpul menyambut kedatangannya. Guru yang datang tidak hanya dari Garut saja, ada juga yang datang dari Bandung, Tasikmalaya, bahkan Ciamis.
Ketua PGRI Garut, Mahdar Suhendar, mengatakan, berkumpulnya para guru di Gedung PGRI karena mereka merasa terhina dengan unggahan Dede Iskandar.
Pengurus PGRI, kata dia, awalnya akan memediasi antara Dede Iskandar dengan perwakilan guru, namun karena jumlah guru yang hadir sangat banyak, proses mediasi di Gedung PGRI Garut tidak bisa dilaksanakan.
" Guru juga tetap manusia. Kami juga harus jaga keamanan dia (Dede Iskandar). Dia sudah minta maaf tapi tetap para guru mau diproses hukum," kata Mahdar.
Dia menyebut bahwa pada Sabtu 25 Juli, kakak Dede Iskandar telah datang kepadanya untuk meminta maaf. Kakak Dede Iskandar merupakan guru honorer.
" Kakaknya juga tidak terima dengan unggahan adiknya. Soalnya dia juga sama, guru," terangnya.
Dalam proses klarifikasi, pihak kepolisian setempat telah bersiap di sekitar Gedung PGRI Garut. Saat Dede selesai memberikan klarifikasi, karena ada ratusan guru yang berkumpul, pihak kepolisian membawa Dede melalui bagian belakang gedung.
Saat Dede digiring petugas, massa sudah memenuhi bagian depan Gedung PGRI. Saat proses tersebut, amarah massa tidak terhankan dan sempat terjadi kericuhan.
Beberapa diantara massa mencoba memukul Dede. Pukulan mereka pun bahkan sempat mengenai sejumlah petugas kepolisian saat Dede tengah digiring petugas.
Saat Dede digiring petugas, ratusan massa sudah memenuhi bagian depan Gedung PGRI. Saat proses tersebut, amarah massa tidak terhankan dan sempat terjadi kericuhan. Beberapa diantara massa mencoba memukulnya Dede. Pukulan mereka pun bahkan sempat mengenai sejumlah petugas kepolisian saat Dede tengah digiring petugas.
Petugas yang melakukan penjagaan, jumlahnya lebih sedikt dibanding jumlah guru yang berkumpul. Sehingga petugas kesulitan menahan massa, namun akhirnya Dede bisa masuk kedalam mobil.
Meski Dede sudah ada di dalam mobil, massa masih mencoba untuk mengeluarkan emosinya dan mengelililingi mobil yang akan membawanya ke Mapolres Garut.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren