Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha Jatuh Rabu 22 Agustus 2018

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 20 Agustus 2018 13:01
Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha Jatuh Rabu 22 Agustus 2018
Keputusan ini sama dengan hasil isbat Kemenag, namun berbeda dengan putusan MA Saudi.

Dream - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan Idul Adha 1439 H jatuh pada Rabu, 22 Agustus 2018. Hal itu didasarkan pada hasil hisab wujudul hilal yang diyakini ormas Islam tertua di Indonesia tersebut.

Keputusan tersebu tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2018 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1439 H.

" Idul Adha (10 Zulhijah 1439 H) hari Rabu Wage, 22 Agustus 2018 M," demikian pernyataan Muhammadiyah, dikutip dari muhammadiyah.or.id, Senin 20 Agustus 2018.

Dalam maklumat tersebut, Muhammadiyah menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada Senin 13 Agustus 2018. Sedangkan Arafah jatuh pada Selasa, 21 Agustus.

" Bagi orang yang tidak sedang melaksanakan haji, disunahkan untuk melaksanakan puasa pada hari Arafah tanggal 9 Zulhijjah," demikian pernyataan selanjutnya. 

1 dari 3 halaman

Dorongan Adanya Kalender Hijriah Global

Terkait dengan perbedaan waktu Arafah dan Idul Adha, Muhammadiyah mengambil sikap tetap berpegangan pada hisab hakiki. Perbedaan yang terjadi dalam penetapan hari besar Islam hanya dapat diatasi dengan Kalender Hijriah Global yang hingga saat ini belum ada.

 

1. Pada dasarnya Puasa Arafah, wukuf di Arafah dan tanggal 9 Zulhijah adalah satu kesatuan (terjadinya pada hari yang sama). Namun karena adanya perbedaan sistem penyusunan kalender hijriyah, maka terjadi pula perbedaan penentuan jatuhnya Hari Arafah tersebut. 2. Perbedaan tersebut hanya dapat diselesaikan dengan Kalender Hijriyah Global. Dalam kondisi ketiadaan Kalender Hijriyah Global, perbedaan penentuan awal bulan hijriyah akan selalu terjadi. Dalam situasi ini, Muhammadiyah tetap konsisten dengan penggunaan metode hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal untuk menentuan awal bulan kamariyah. Jadi, puasa Arafah bagi warga Muhammadiyah yang ada di Indonesia adalah pada SelasaPon, 21 Agustus 2018 M 3. Muhammadiyah tengah berupaya untuk merealisasikan terwujudnya Kalender Hijriyah Global. Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang diselenggarakan pada bulan Agustus tahun 2015 yang lalu turut merekomendasikan tentang perlunya kehadiran Kalender Hijriyah Global.

A post shared by Pimpinan Pusat Muhammadiyah (@lensamu) on

Muhammadiyah kemudian menyerukan warganya untuk berpuasa sunah Arafah pada Selasa Pon, 21 Agustus 2018.

Kementerian Agama sendiri telah menetapkan Idul Adha jatuh pada 22 Agustus. Ketetapan ini diambil dalam sidang isbat yang digelar pada Sabtu sore, 11 Agustus 2018 di Gedung Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta.

2 dari 3 halaman

Idul Adha 1439 H Jatuh Pada 22 Agustus 2018

Dream - Pemerintah menetapkan 1 Zulhijjah 1439H jatuh pada 13 Agustus 2018. Sehingga, tanggal 10 Dzulhijjah yang menjadi pelaksanaan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 22 Agustus 2018.

Penetapan dilakukan dalam sidang itsbat yang dihadiri oleh sejumlah pimpinan ormas Islam, MUI, dan sejumlah perwakilan negara sahabat. Sesuai laporan, posisi hilal di seluruh Indonesia masih berada di bawah ufuk.

“ Petugas rukyatul hilal sampai sidang Itsbat ini berlangsung, tidak satupun di antara mereka menyaksikan hilal,”kata Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin, di Jakarta, Sabtu 11 Agustus 2018.

Idul Adha 1439 H Jatuh Pada 22 Agustus 2018

Dia menambahkan, dari segi hisab (penghitungan) dan rukyatul hilal (melihat bulan baru), sebagaimana Fatwa MUI Nomor 2 tahun 2004 tentang penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah, bulan Zulqa'idah tahun ini digenapkan menjadi 30 hari.

“ Dengan demikian tanggal 1 Zulhijjah jatuh pada hari Senin 13 Agustus 2018, dan tanggal 10 Zulhijjah 1439 H jatuh pada Rabu 22 Agustus 2018,” sambung Muhammadiyah.

Dia berharap keputusan pemerintah ini membawa berkah bagi umat Islam. “ Atas nama pemerintah, kami menyampaikan selamat menempuh bulan Zulhijjah dan Idul Adha 1439 Hijriah,” ujar dia.

Perwakilan Majelis Ulama Indonesia, KH Basri Bermanda, mengatakan bahwa substansi dalam fatwa MUI Nomor 2 tahun 2004 adalah penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah ditentukan dalam sidang Itsbat. “ Ini menjadi solusi dalam penentuan hari-hari besar keagamaan,” katanya.

Dengan keputusan ini, kata dia, tugas umat Islam adalah melaksanakan sholat Idul Adha dan Kurban. “ Semoga tahun-tahun berikutnya dapat kita jaga, sehingga umat Islam dalam satu pandangan dan suasana kebersamaan dalam menghadapi hari-hari besar,” ucap KH Basri.

Sumber: Kementerian Agama 

3 dari 3 halaman

Hari Idul Adha Saudi dan Indonesia Berbeda, Ini Kata Menag

Dream - Kementerian Agama telah menetapkan Idul Adha 1439 Hijriah jatuh pada Rabu, 22 Agustus 2018. Penetapan ini berbeda dengan keputusan Mahkamah Ulya Arab Saudi yang menyatakan Idul Adha jatuh pada Selasa, 21 Agustus 2018.

Terkait perbedaan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau masyarakat dapat menyikapi perbedaan yang ada dengan bijak. Menurut Lukman, penetapan waktu ibadah bersifat lokal, bukan global.

" Untuk ibadah, terutama sholat dan puasa kita merujuk pada waktu lokal, sehingga perbedaan waktu, jam, termasuk hari kita mengikuti wilayah di mana kita berada," kata Lukman, dikutip dari kemenag.go.id, Selasa 14 Agustus 2018.

Menag Imbau Masyarakat Bijak Sikapi Beda Idul Adha Saudi dan Indonesia

Lukman menjelaskan penetapan waktu ibadah di Indonesia mengikuti ketentuan wilayatul hukmi meliputi Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS). Sehingga, perbedaan antara Indonesia dengan Saudi dalam menetapkan jadwal ibadah tentu terjadi perbedaan.

Hasil sidang isbat yang digelar Kemenag pada Sabtu sore, 11 Agustus 2018 menyatakan hilal tidak terlihat. Sehingga, diputuskan 1 Zulhijjah 1439 H jatuh pada Senin, 13 Agustus 2018 dan Idul Adha jatuh pada Rabu 22 Agustus 2018.

Sedangkan Mahkamah Ulya Saudi menetapkan 1 Zulhijjah jatuh pada Minggu, 12 Agustus 2018 dan Idul Adha berlangsung pada Selasa 21 Agustus 2018. Tim rukyatul hilal Saudi menyatakan hilal terlihat di beberapa tempat seperti di As Sudair dan As Syaqra'.

(Sah)

Beri Komentar