Hukum Sholat Gerhana Bulan dan Tata Caranya yang Memiliki Dua Kali Rukuk di Tiap Rakaat

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Rabu, 23 Februari 2022 18:47
Hukum Sholat Gerhana Bulan dan Tata Caranya yang Memiliki Dua Kali Rukuk di Tiap Rakaat
Hukum melaksanakan sholat gerhana bulan adalah sunah muakkad.

Dream – Gerhana bulan adalah salah satu tanda dari kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Fenomena alam ini terjadi ketika bayangan bumi menghalangi cahaya matahari, yang sebaliknya adalah memantulkan bulan. Di saat mengetahui adanya gerhana bulan, maka umat Islam sendiri dianjurkan untuk melaksanakan sholat gerhana bulan atau disebut juga dengan sholat khusuf.

Seperti dikutip dari islam.nu.or.id, sholat gerhana bulan atau sholat khusuf ini tergolong sebagai sholat sunah muakkad. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Nawawi dalam Nihayatuz Zein berikut:

و) القسم الثاني من النفل ذي السبب المتقدم وهو ما تسن فيه الجماعة صلاة (الكسوفين) أي صلاة كسوف الشمس وصلاة خسوف القمر وهي سنة مؤكدة

Artinya: Jenis kedua adalah shalat sunah karena suatu sebab terdahulu, yaitu shalat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah yaitu shalat dua gerhana, shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Ini adalah shalat sunah yang sangat dianjurkan,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zein, Bandung, Al-Maarif, tanpa keterangan tahun, halaman 109).

Pelaksanaan sholat gerhana bulan ini hampir memiliki kesamaan dengan sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha, yakni terdapat khotbah. Namun bedanya, dalam setiap rakaat sholat gerhana bulan dilakukan dua kali rukuk.

Nah, bagi sahabat Dream yang ingin mengetahui secara lebih jelas tentang hukum sholat gerhana bulan dan tata caranya, berikut sebagaimana telah dirangkum oleh Dream melalui islam.nu.or.id dan merdeka.com.

1 dari 3 halaman

Hukum Sholat Gerhana Bulan

Hukum Sholat Gerhana Bulan© Shutterstock.com

Seperti dikutip dari merdeka.com, pelaksanaan sholat gerhana bulan pertama kali disyariatkan pada tahun kelima Hijriyah. Sedangkan menurut pendapat yang kuat mengatakan bahwa sholat gerhana dilaksanakan pada bulan Jumadil Akhirah.

Sedangkan untuk hukumnya sendiri, sholat gerhana bulan hukumnya adalah sunah maukkad. Hal ini dengan didasarkan pada firman Allah SWT melalui surat Fushilat ayat 37 berikut ini:

وَمِنْاٰيٰتِهِالَّيْلُوَالنَّهَارُوَالشَّمْسُوَالْقَمَرُۗلَاتَسْجُدُوْالِلشَّمْسِوَلَالِلْقَمَرِوَاسْجُدُوْالِلّٰهِالَّذِيْخَلَقَهُنَّاِنْكُنْتُمْاِيَّاهُتَعْبُدُوْنَ

Artinya: Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 37).

2 dari 3 halaman

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan© Shutterstock.com

Dalam pelaksanaan sholat gerhana bulan tentunya berbeda dengan sholat yang biasanya dilakukan oleh umat Islam. Di mana sholat ini dilaksanakan secara berjamaah seperti layaknya sholat Idul Fitri maupun sholat Idul Adha. Kemudian seseorang yang menjadi imam dianjurkan adalah pemerintah atau pun dari pemerintah setempat.

Berikut adalah tata cara sholat gerhana bulan yang penting untuk diketahui sebagaimana dikutip dari islam.nu.or.id:

1. Niat di dalam hati saat takbiratul ihram.

Berikut adalah bacaan niat sholat gerhana bulan yang bisa sahabat Dream hafalkan:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “ Saya sholat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

2. Melafalkan takbir saat takbiratul ihram sembari berniat di dalam hati.

3. Membaca taawudz dan surat Al-Fatihah. Kemudian membaca surat Al-Baqarah atau selama surat tersebut dipanjang dengan lantang.

4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat dalam surat Al-Baqarah.

5. I’tidal, bukan membaca doa i’tidal melainkan membaca surat Al-Fatihah. Kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Ali Imran.

6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat surat Al-Baqarah.

7. I’tidal dengan membaca doa i’tidal.

8. Sujud dengan membaca tasbih saat rukuk pertama.

9. Duduk di antara dua sujud.

10. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama melakukan rukuk kedua.

11. Duduk sejenak sebelum kemudian berdiri lagi untuk melaksanakan rakaat sholat yang kedua.

12. Berdiri dari duduk, kemudian melaksanakan rakaat sholat yang kedua dengan gerakan yang sama sepert rakaat pertama. Perbedaannya ada pada rakaat kedua saat berdiri pertama, di mana dianjurkan untuk membaca surat An-Nisa. Lalu pada berdiri yang kedua, dianjurkan untuk membaca surat Al-Maidah.

13. Menyampaikan khotbah. Dalam hal ini seseorang menyampaikan dua khotbah, seperti halnya tentang printah beristighfar, takwa kepada Allah SWT, sedekah, bertobat, memerdekakan budak, dan sebagainya.

14. Salam.

3 dari 3 halaman

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

Dalam tata cara sholat gerhana bulan tersebut dianjurkan agar membaca surat yang panjang. Hal ini tentunya memiliki alasan tersendiri, yakni untuk bisa mempertahankan sholat tersebut selama gerhana sampai gerhana bulan selesai. Penjelasan itu ada dalam I’anatut Thalibin oleh Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi berikut:

ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس. ومقصود التطويل دوام الصلاة إلى الانجلاء

Artinya: Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).

Beri Komentar