Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kehamilan merupakan takdir dari Allah SWT. Amanah berupa janin yang tengah berkembang dalam rahim sudah sepatutnya dijaga dengan baik. Bukan hanya dengan asupan kaya gizi, tapi juga disirami dengan ibadah yang disukai Allah SWT.
Harapannya, anak dalam kandungan akan tumbuh menjadi generasi yang soleh atau soleha dan mampu menjadi muslim yang baik. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan selama hamil adalah membaca Alquran.
Seperti yang kita tahu, saat hamil ibu jadi lebih sensitif, mudah emosi dan tingkat kecemasannya sangat tinggi. Membaca Alquran, dikutip dari BincangMuslimah.com, bisa jadi solusi untuk mengatasinya.
Alquran adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga akhir kiamat kelak. Alquran dapat memberikan ketenangan jiwa bagi yang membacanya dan inilah yang menunjukkan bahwa Al-Quran merupakan obat penyakit yang ada di dalam diri umat islam. Dalam QS Al Isra ayat 82 disebutkan:
Artinya: Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Beberapa penelitian telah berhasil mengungkap bahwa Al-Quran dapat membantu menurunkan kecemasan kehamilan. Penelitian yang dilakukan oleh Abbas (2016) mengenai keefektifan Alquran terhadap intensitas nyeri, kecemasan, tingkat kepuasan, frekuensi muntah dan kebutuhan untuk tidak muntah pada perempuan yang mengalami persalinan cesar.
Alquran akan mempengaruhi kehamilan dalam aspek mengurangi intensitas nyeri dan menurunkan tingkat kecemasan pada perempuan mengalami cesar serta meningkatkan tingkat kepuasan dalam proses cesar. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Ajorpaz (2011) berhasil menemukan bahwa mendengarkan Al-Quran adalah intervensi yang sistematis yang dapat menurunkan tingkat kecemasan and stres pada pasien yang akan melakukan operasi cesar.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Proses persalinan tiap anak berbeda-beda. Ada yang mudah dan lancar, namun ada juga yang harus melewati proses panjang. Banyak yang mengungkap kalau persalinan adalah perjuangan ibu antara hidup dan mati.
Bagi Sahabat Dream yang tengah menanti persalinan, penting untuk memperbanyak berserah diri kepada Allah SWT dan memohon kemudahan dalam proses persalinan. Bagaimana bisa saat melahirkan mengalami kesulitan?
Dikutip dari Bincang Syariah, dalam kitab Lamahatul Anwar wa Nafahatul Azhar, Muhammad bin Abdul Wahid Al-Ghafiqi menyebutkan sebuah riwayat yang menjelaskan mengenai bacaan atau amalan yang harus dibaca ketika ibu sulit melahirkan.
Bacaan ini merupakan amalan yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Ummu Salamah dan Asma binti Umais ketika Fatimah hendak melahirkan. Adapun bacaan dimaksud adalah sebagai berikut;
Pertama, membaca ayat Kursi satu kali.
Kedua, membaca surah Al-A’raf ayat 54 satu kali, yaitu;
Inna robbakumullaahul ladzii kholaqos samaawaati wal ardho fii sittati ayyaamin tsummastawa ‘alal ‘arsyi yughsyil lailan nahaaro yathlubuhuu hatsitsaw wasy symasa wal qomaro wan nujuuma musakhkhorootim bi amrih, alaa lahul kholqu wal amru tabaarokallaahu robbul ‘aalamin.
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Ketiga, membaca surah Al-Falaq dan surah Al-Nas, masing-masing satu kali.
Amalan ini berdasarkan riwayat yang disebutkan oleh Muhammad bin Abdul Wahid Al-Ghafiqi dalam kitab Lamahatul Anwar wa Nafahatul Azhar berikut;
Dari Ali bin Husain, dia berkata bahwa ketika Fatimah hendak melahirkan, Rasulullah Saw mengutus Ummu Salamah dan Asma’ binti Umais kepada Fatimah, dan beliau berkata kepada keduanya, ‘Bacalah di dekat Fatimah ayat Kursi, dan ‘Inna robbakumullaahul ladzii kholaqos samaawaati wal ardho’ hingga akhir ayat, dan dua mu’awwidzatain.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Orangtua akan rela bekerja keras melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan materi anak. Sekolah yang bagus, makanan bergizi, fasilitas bermain dan belajar yang memadai dan masih banyak lagi.
Selain materi, ada juga yang sangat dibutuhkan anak, yaitu perhatian, komunikasi dan lingkungan sosial yang sehat. Hal ini merupakan kebutuhan psikologis yang juga harus dipenuhi oleh orangtua.
Dikutip dari BincangMuslimah.com, Dr. Faizah Ali Syibromalisi dalam salah satu makalahnya yang berjudul “ Pengasuhan Anak Usia Dini dalam Sorotan Agama” menjelaskan bahwa ada kebutuhan psikologis anak yang harus dipenuhi orantua dalam sorotan Islam. Apa saja?
1. Pelukan dan ciuman
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi pernah melihat Nabi Muhammad SAW sedang mencium Hasan bin Ali (cucunya), lalu ia berkata, “ Sungguh, aku memiliki sepuluh anak, namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka.” Nabi Muhammad bersabda, “ Siapa yang tidak menyayangi, maka ia pun tidak akan disayangi.” (H.R. Ibnu Hibban)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi anak-anak kecil, terlebih bila anak itu berasal dari darah dagingnya sendiri, yakni cucu beliau. Bahkan di dalam hadis lainnya, beliau bersabda, “ Bukan termasuk dari golongan dari kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami.” (H.R. At-Tirmidzi). Dan memberikan pelukan dan ciuman kepada anak-anak adalah salah satu bentuk sentuhan psikologis yang sangat dibutuhkan mereka.
Dari Anas r.a., bahwa Rasulullah pernah mengunjungi sahabat-sahabat Anshar (di Madinah), beliau memberi salam kepada anak-anak kecil mereka dan mengelus kepala mereka. (H.R. Ibnu Hibban).
Mengelus kepala anak merupakan bentuk ekspresi kasih sayang kepada anak. Pada hadis tersebut Rasulullah telah memberikan teladan yang baik sebagai seorang dewasa, beliau tidak hanya menghormati dan menyayangi sahabat-sahabatnya saja, tetapi juga kepada anak-anak mereka.
Teladan beliau ini pun diikuti oleh sahabat Anas bin Malik r.a. sebagaimana dikisahkan di dalam kitab Shahih Al-Bukhari. Setiap ia melewati anak-anak kecil di jalan, pasti ia akan memberi salam kepada mereka seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Abu Hurairah mengatakan bahwa ia melihat Rasulullah dengan mata kepalanya sedang bermain dengan kedua cucunya. Keduanya bergantian menaiki punggung Nabi Muhammad SAW sampai puas.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “ Pada suatu siang saya keluar bersama Rasulullah. Beliau tidak berbicara kepada saya dan saya pun tidak berbicara kepada beliau hingga beliau mendatangi pasar Bani Qainuqa. Kemudian, beliau pulang dan mendatangi tenda Fatimah seraya bertanya, “ Apakah ada Luka’? Apakah ada Luka’? (Yang dimaksud dengan Luka’ adalah Hasan) Kami menduga bahwasannya Hasan sedang dibawa oleh ibunya untuk dimandikan dan dipakaikan seutas kalung tanpa permata. Tak lama kemudian, Hasan muncul dan akhirnya keduanya (Rasulullah dan Hasan) saling berpelukan. Lalu, Rasulullah saw. berdoa, Ya Allah sungguh, saya mencintainya. Oleh karena itu, cintailah ia dan cintailah orang yang mencintainya.” (H.R. Muslim)
Komunikasi sangat penting antara orangtua atau pengasuh dengan anak. Melalui komunikasi, terjadi kedekatan dan saling pengertian. Anak dengan mudah diajak kerjasama. Sebaliknya, kurangnya komunikasi antara orang tua atau pengasuh dengan anak menyebabkan anak sulit diajak kerjasama. Bahkan, anak akan berpikiran negatif dengan aturan-aturan yang ada.
Salah satu contoh komunikasi yang baik antara orangtua dan anak digambarkan oleh Al-Qur’an tentang Nabi Ibrahim a.s. dan putranya; Ismail a.s. yang akan disembelihnya.
Dan dia (Ibrahim) berkata, “ Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.” Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail). Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “ Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “ Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. (Q.S. As-Shaffat: 99-102).
Penjelasan selengkapnya baca di sini
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia