Dream - Suasana sepi di kuburan dikejutkan dengan jeritan seorang ibu saat melihat anaknya terbungkus kain kafan.
Anaknya yang ‘terbujur kaku’ tersebut akan dibawa masuk ke dalam liang lahad.
“Tolong keluarkan anak saya!” suara si ibu sambil menangis.
Begitulah insiden yang terjadi saat Skuad Pengurusan Jenazah Malaysia (SPJM) mengadakan pelatihan pengurusan jenazah.
Ketua Eksekutif SPJM, Muhammad Rafieudin Zainal Rashid, mengadakan pelatihan tersebut di Masjid Damansara Perdana di Petaling Jaya, Selangor pada Minggu lalu.
Lebih akrab disapa Ustaz Rafie, dia menjelaskan sebanyak 99 peserta yang terdiri dari pelbagai umur mengikuti pelatihan pengurusan jenazah itu.
Pelatihan yang pesertanya kebanyakan anak muda itu diakhiri dengan sesi praktik penguburan 'jenazah' sesungguhnya.
“Peserta praktik yang mengkafani jenazah ada delapan orang. Untuk model yang dikebumikan adalah seorang pemuda berusia sekitar 20-an, dan masih bujang,” katanya.
Ustaz Rafie mengatakan, pemuda tersebut tampil menawarkan diri menjadi model jenazah untuk dikebumikan dalam liang lahad.
Alasan pemuda itu mau menjadi model jenazah karena ingin merasakan pengalaman dimasukkan ke dalam liang lahad saat dikuburkan.
Setelah pemuda itu dimasukkan ke dalam liang lahad dan menutupnya dengan papan, Ustaz Rafie bertanya adakah ahli keluarganya di sini.
Hal itu sekadar untuk menggambarkan situasi sebenarnya ketika proses penguburan jenazah di tengah masyarakat.
“Seorang wanita kemudian mengaku bahwa dia adalah ibunya. Wanita itu kemudian berkata, ‘Tolong keluarkan anak saya!’ dengan nada yang sedih dan hampir menangis,” ujarnya.
Menurut Ustaz Rafie, wanita tersebut sepertinya tidak dapat membayangkan situasi sekiranya dia benar-benar kehilangan anaknya.
" Begitulah kasih seorang ibu yang tak sanggup melihat kepergian anaknya walaupun itu hanyalah sekadar praktik saja.
“Padahal anaknya berada dalam liang lahad cuma 10 saja dan setelah itu kami keluarkan," ungkap Ustaz Rafie.
Si ibu kemudian meminta semua yang hadir di perkuburan itu untuk mendoakan anaknya supaya menjadi anak yang soleh setelah pelatihan ini.
Sementara itu, Ustaz Rafie mengatakan peserta paling muda dalam kursus pengurusan jenazah tersebut adalah berusia 10 tahun.
Pelatihan ini bertujuan mendidik masyarakat agar memahami ilmu pengurusan jenazah dan dapat diamalkan di tengah masyarakat.
Namun lebih khususnya lagi, ilmu pengurusan jenazah ini bisa diterapkan kepada keluarga sendiri apabila salah satu meninggal dunia nanti.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN