Ikhlas Berbuah Tanah Suci

Keikhlasan telah menuntun orang-orang ini ke Tanah Suci. Alhamdulillah....

Dream - Lelaki berihram duduk. Bersimpuh di antara ribuan manusia yang berjejal. Kedua tangan diangkat sebatas dada, menengadah. Mata terpejam. Bibir komat-kamit. Khusyuk, melafal doa.

Di depan Kabah itu, lelaki tua ini tetap tafakur. Tak peduli himpitan manusia. Dia tetap khidmad melambungkan segala puji-pujian. Bersyukur diberi kesempatan menjejakan kaki ke Tanah Suci.

Pria yang tengah khusyuk berdoa di depan Kabah itu adalah Soleh. Dia bukan orang berpunya. Cuma tukang ojek dengan penghasilan pas-pasan. Soleh baru saja menunaikan ibadah umroh.

“ Kami bersyukur bisa ke Tanah Suci,” tutur Soleh saat berbincang dengan Dream melalui telepon, pekan lalu.

Bagi sebagian orang, pergi umroh ke Tanah Suci memang biasa. Tapi bagi sebagian lagi, termasuk Soleh dengan ekonomi pas-pasan, umroh terkadang menjadi angan-angan saja.

Tapi pekan lalu, Soleh dan istrinya telah menjejakkan kaki di Tanah Suci. Mimpi Soleh untuk umroh menjadi nyata.

***
Soleh memang orang kecil. Bukan orang kaya yang bisa kapan saja pergi menghamburkan biaya. Dia hanya tukang ojek. Saban hari mangkal di Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat.

Sebagai tukang ojek, penghasilan Soleh tak menentu. Jangankan pergi ke Tanah Suci. Untuk menambal kebutuhan sehari-hari pun terkadang tak cukup.

“ Sehari paling dapat Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu,” ucap pria 66 tahun itu.

Kerja ringan ini pun terasa main berat. Kini ojek online menjamur. Armada yang bisa dipesan melalui internet. Orang banyak yang beralih karena tak mau ribet tawar menawar. Lebih praktis. Ojek konvensional seperti Soleh tinggal menunggu ditinggalkan.

Tapi, Soleh bukannya menyerah. Di tengah himpitan itu, dia malah tak mematok tarif kepada pelanggan. Hanya menerima ongkos berdasar keikhlasan penumpang.

“ Saya nggak pernah mau sebut berapa ongkosnya. Kalau dikasih, diterima. Mereka juga pasti naik angkot lagi, keluar biaya lagi. Saya mengerti,” ungkap Soleh.

Keikhlasan Soleh inilah yang membuatnya sohor. Akhir tahun silam, seorang penumpang, Dewi Rachmayani, mengunggah kisah Soleh ke media sosial.

Kisah itu menjadi viral. Banyak pengguna media sosial memuji dan bersimpati pada Soleh. Banyak media mengangkat kisah Soleh, mulai koran, online, hingga televisi. Soleh, mendadak tenar.

Dan Alhamdulillah... kisah keikhlasan Soleh itu rupanya membawa berkah. Seorang hamba Allah berkenan memberangkatkan Soleh dan istrinya ke Tanah Suci untuk umrah.

“ Ada hamba Allah yang membantu kami. Alhamdulillah umroh berjalan lancar,” tutur Soleh. [Baca selengkapnya: Umrah Ojek Ikhlas Pak Soleh]

***

Dan kisah keikhlasan berbuah Tanah Suci tak hanya dialami Soleh saja. Simaklah kisah Syahrul Ramadan. Pemuda Bogor ini sudah lama bermimpi ke Tanah Suci.

Berat bagi dia untuk mewujudkan mimpi. Namun, dia tetap memupuk cita-cita itu sambil iklhas bersedekah dan menjalankan Sholat Tahajud.

Dan benar saja, keikhlasan Syahrul dijawab Tuhan. Pada Januari silam, rumah produksi tempatnya bekerja memberinya kesempatan untuk melakukan syuting di Tanah Suci.

Menyelam sambil minum air. Syahrul diperkenankan untuk umroh di sela-sela tugasnya menggambil gambar untuk program bulan Ramadan itu. [Baca juga: Mengejar Mimpi Ke Tanah Suci]

Lihat pula kisah Ibu Erliyati. Guru mengaji di Palembang, Sumatera Selatan, ini juga lama menggantung harapan pergi ke Tanah Suci. Sambil terus mengajar, dia mengumpulkan uang.

Lama, uang receh baru terkumpul Rp 1 juta. Uang recehan itu dia simpan dalam buku tabungan haji. Seperti Soleh, Erliyati juga mendapat rezeki tak terduga. Dia terpilih berangkat umrah melalui program “ Umrah Ibu Guru Hasanah” dari sebuah bank syariah nasional. [Baca selengkapnya: Keikhlasan Ibu Aisyah Dibalas Tanah Suci]

Keikhlasan Soleh, Syahrul, dan Erliyati, telah membawa mereka ke Tanah Suci. Barang siapa menabur, mereka yang menuai. Siapa berbuat baik, mereka akan mendapat kebaikan pula.