Ilustrasi. (Source: Shutterstock)
Dream – Para ilmuwan menemukan fenomena geologi unik di lepas pantai Oregon, Amerika Serikat. Fenomena itu terdapat di puncak Zona Subduksi Cascadina.
Menurut para peneliti University of Washington, fenomena geologi yang ditemukan itu berupa sebuah lubang di dasar laut.
Menariknya, para peneliti menemukan ‘kebocoran’ air pada lubang itu. Bukan air laut yang masuk ke dalam, melainkan lubang itu menyemburkan air dari dasar laut.
Menurut para ilmuwan, kebocoran itu menjadi pertanda kurang baik terhadap aktivitas kegempaan di daerah tersebut.
Menurut laporan yang dituliskan dalam jurnal Science Advance, sebagaimana dikutip dari Futurism, air segar yang bocor dari dasar laut itu kemungkinan merupakan pelumas tektonik —tanpa ini, lempeng Bumi sangat rawan bergeser, dan inimenjaid kabar buruk
Foto: Futurism
Peneliti juga menemukan gelembung aneh di dekat kebocoran tersebut yang kemudian diduga merupakan cairan hangat dari sedimen dasar laut. Ternyata setelah dijelajahi, gelembung tersebut merupakan air yang keluar dari dasar laut dan menyerupai api.
Menurut Profesor Oseanografi dan Spesialis Geologi Dasar Laut University of Washington, Evan Solomon, fenomena tersebut belum pernah ditemukan dan diamati sebelumnya.
Sementara menurut Penasihat Gedung Putih, Brendan Phillip, cairan hangat itu berasal dari megathrust Cascadia dan bersuhu 150-250 derajat celsius. Kebocoran tersebut jadi yang pertama ditemukan dan merupakan ancaman bencana alam di masa depan.
Dream - Sebuah Black Hole atau Lubang Hitam berukuran raksasa baru-baru ini ditemukan di sebuah galaksi yang menghadap ke Bumi.
Lubang Hitam tersebut ukurannya jauh lebih besar, bahkan melebihi Galaksi Bima Sakti, tempat planet Bumi bersemayam.
Temuan ini didapatkan setelah para peneliti mengklasifikaskan ulang sebuah galaksi bernama PBC J2333.9-2343.
Salah satu peneliti, Dr. Lorena Hernandez-Garcia, mengatakan timnya di Royal Astronomical Society sedang mempelajari perilaku aneh dari galaksi tersebut.
Para peneliti menduga galaksi tersebut telah bergerak dan saat ini menghadap ke arah Bumi.
Perubahan arah tersebut disebabkan oleh pancaran relativistik dari lubang hitam supermasif itu.
" Kami harus banyak melakukan penelitian untuk memastikannya," ujar Lorena.
Galaksi tersebut berjarak 657 juta tahun cahaya, dan diklasifikasikan sebagai galaksi radio.
Namun, fenomena luar angkasa misterius telah mengubah arah galaksi itu hingga membuatnya menghadap ke Bumi.
Para peneliti memperkirakan panjang galaksi tersebut hampir 4 juta tahun cahaya atau hampir 40 kali ukuran Bima Sakti.
Hingga saat ini, para peneliti belum bisa memastikan apa yang menyebabkan perubahan arah tersebut.
Namun, sebagian menduga Galaksi PBC J2333.9-2343 bertabrakan dengan galaksi lain yang menyebabkannya berubah arah.
" Belum jelas bagaimana galaksi kita akan terpengaruh lubang hitam itu," demikian pernyataan dari Royal Astronomical Society.
Lubang hitam ini bukan satu-satunya ancaman yang Bumi hadapi saat ini.
Setidaknya, ada tiga asteroid dekat bumi (Near Earth Asteroids/NEA) di tata surya bagian dalam, yang menimbulkan risiko serius bagi Bumi.
Sumber: New York Post
Advertisement