Inilah Bahasa Paling Langka di Dunia, Hanya Satu Penutur yang Masih Mahir

Reporter : Editor Dream.co.id
Senin, 1 Juli 2024 07:36
Inilah Bahasa Paling Langka di Dunia, Hanya Satu Penutur yang Masih Mahir
Taushiro, juga dikenal sebagai Pinche atau Pinchi, berasal dari daerah Amazon di Peru dekat Ekuador.

1 dari 12 halaman

Inilah Bahasa Paling Langka di Dunia, Hanya Satu Penutur yang Masih Mahir

Inilah Bahasa Paling Langka di Dunia, Hanya Satu Penutur yang Masih Mahir © Inilah Bahasa Paling Langka di Dunia, Hanya Satu Penutur yang Masih Mahir 2024 dream.co.id

2 dari 12 halaman

Dream - Terdapat 195 negara di dunia dan lebih dari 7.000 bahasa yang ada. Namun, akibat nasionalisme dan globalisasi, banyak bahasa yang punah dan terancam hilang selamanya.


Salah satu bahasa yang hampir punah adalah Taushiro, yang hanya diucapkan oleh satu orang saja. Taushiro, juga dikenal sebagai Pinche atau Pinchi, berasal dari daerah Amazon di Peru dekat Ekuador.

3 dari 12 halaman

Bahasa ini diperkirakan akan punah dalam beberapa tahun ke depan karena hanya ada satu penutur yang masih hidup, yaitu Amadeo Garcia Garcia.


Dia adalah satu-satunya orang yang mengetahui bahasa ini dan satu-satunya anggota suku Taushiro yang masih hidup.

Amadeo tinggal di desa Intuto, Peru, di tepi Sungai Amazon. Taushiro adalah misteri bagi para ahli bahasa dan antropolog.

4 dari 12 halaman

© Dream

Dilansir dari Express, bahasa ini digunakan oleh suku yang dulu tinggal di hutan lembah Sungai Amazon dan kemudian menghilang beberapa dekade lalu.

Suku ini mundur ke dalam hutan ketika para industrialis mulai memasuki daerah mereka, mengancam tradisi kuno mereka.

5 dari 12 halaman

Suku Taushiro menemukan tempat yang aman jauh di dalam hutan dan melindungi pemukiman mereka dengan lingkaran lubang yang dalam.


Lubang-lubang ini tersembunyi di balik dedaunan dan ranting, sehingga setiap penyusup yang tidak sengaja terjatuh akan menemui ajal mereka.

6 dari 12 halaman

Mereka juga memelihara anjing yang dilatih untuk menyerang orang luar yang mendekat. Pada akhir abad ke-20, hanya sedikit orang luar yang pernah melihat suku Taushiro atau mendengar bahasa mereka.


Namun, suku Taushiro perlahan punah. Entah karena penyakit atau serangan hewan liar seperti puma dan ular, nasib mereka tidak baik.

7 dari 12 halaman

© Dream

Akhirnya, Amadeo dan saudaranya Juan, menjadi satu-satunya anggota suku yang tersisa. Ketika Juan meninggal karena malaria, Amadeo menjadi satu-satunya penutur bahasa Taushiro yang masih hidup.

8 dari 12 halaman

Pada tahun 2017, The New York Times berbicara dengan Amadeo dan menemukan seorang pria yang hidupnya penuh kesepian.


Tomás Villalobos, seorang misionaris Kristen yang bersama Amadeo ketika Juan meninggal, mencatat betapa pendiamnya Amadeo saat itu.

9 dari 12 halaman

Ketika ditanya tentang perasaannya, Amadeo hanya berkata, " Sekarang sudah berakhir bagi kita."


Meskipun Amadeo bisa berbicara bahasa Spanyol, dia tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan lancar. Taushiro adalah bahasa yang unik dalam strukturnya dan asal-usulnya.

10 dari 12 halaman

Bahasa ini memiliki urutan kata kerja-subjek-objek dan memiliki kemiripan dengan bahasa Kandoshi dan Omurano.


Taushiro memiliki sistem penomoran sederhana yang hanya mencapai angka sepuluh. Penuturnya menunjukkan angka dengan mengangkat jari mereka dan mengucapkan kata yang sesuai. Untuk angka lebih dari sepuluh, mereka menggunakan kata " ashintu" dan menunjuk ke jari kaki mereka.

11 dari 12 halaman

© Dream

Amadeo pernah berkata kepada publikasi tersebut, ia merasa cepat atau lambat hidupnya akan berakhir. Menurutnya, tidak ada yang tahu kapan namun hal itu akan terjadi.

12 dari 12 halaman

Dia tahu bahwa tidak ada masa depan bagi Taushiro, dan terkadang hal itu membuatnya merasa kesal dan bertanya-tanya apakah kepunahan sukunya benar-benar penting.


" Setiap saat saya mungkin menghilang, hidup saya akan berakhir, kita tidak tahu kapan. Terkadang saya tidak peduli lagi," katanya.


Laporan: Khaira Amaliya

Beri Komentar