Jadi Tersangka Pemasok Bom Molotov, Dosen IPB Diberhentikan Sementara

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 3 Oktober 2019 13:02
Jadi Tersangka Pemasok Bom Molotov, Dosen IPB Diberhentikan Sementara
Kampus ingin merancang iklim penelitian.

Dream - Dosen Fakultas Pembangunan Daerah Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) University berinisial AB, resmi dihentikan sementara.

" Ya (saat ini) diberhentikan sementara. Masih menunggu surat resmi penahanan dari Polda Metro Jaya," kata Rektor IPB University, Arif Satria, diakses dari Liputan6.com, Rabu, 3 Oktober 2019.

Arif mengatakan, IPB telah melakukan beberapa langkah pencegahan agar peristiwa serupa tak terulang. IPB ingin memperkuat iklim kampus yang membuat sivitas akademik fokus pada dunia ilmiah.

" Ada sejumlah langkah yang sudah dan akan kami lakukan untuk antisipasi agar tidak terulang yang secara detail belum bisa saya kemukakan di sini," ujar dia.

Dosen IPB University ditangkap anggota Jatanras Polda Metro Jaya terkait kepemilikan bom molotov untuk chaos saat aksi mujahid 212.

AB ditangkap bersama lima orang lainnya di Cipondoh, Tangerang Kota, Provinsi Banten, Sabtu 28 September 2019 dini hari. Dari hasil penangkapan tersebut polisi menemukan 29 bahan peledak jenis bom.

Kejadian ini tidak hanya mengejutkan keluarga besar IPB University, namun juga kerabat dan tetangga AB sendiri di kawasan Pakuan Regency Linngabuana, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Sumber: Liputan6.com/Achmad Sudarno

1 dari 6 halaman

Polri Sebut Dosen IPB Berperan Sebagai Donatur Teror

Dream - Polisi mendalami peran oknum dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) berinisial AB. Selain jadi pemasok bom untuk aksi mujahid 212, polisi menyebut AB sebagai donatur.

AB disebut mengalirkan dana ke sejumlah orang yang direkrut.

Pelaku lain yang direkrut AB berinisial S alias Laode. Rekrutan itu berperan memproduksi bom molotov.

" Contohnya, S alias Laode didatangkan langsung dari Ambon. Dan dibiayain langsung oleh AB untuk datang ke Jakarta," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, dikutip dari Liputan6.com, Rabu, 2 Oktober 2019.

Dedi menyebut, pelaku lain yang direkrut berinisial, OS. Sosok rektrutan ini bertugas mencari dana untuk eksekutor di lapangan.

2 dari 6 halaman

Hadang Pelantikan

Selain menjelaskan peta jaringan AB, Dedi mengonfirmasi jenis bom yang digunakan. Dedi mengatakan, bom yang digunakan AB yaitu bom ikan, bukan bom molotov.

" Bom ikan ini ada paku di dalamnya. Jadi kalau meledak terus kena manusia bisa fatal. Kalau sasarannya properti atau fasilitas publik bisa merusak," ujar dia.

Hingga kini, AB masih diperiksa di Polda Metro Jaya. Sejauh ini, diketahui motifnya ingin menggagalkan pelantikan DPR/MPR dan Presiden.

" Ini masih berproses. Dalam setiap demo buntutnya kerusuhan. Buntunya, impact turunannya menggangu pelantikan DPR/MPR kemarin. Kalau tidak dilakukan penegakan hukum dia (AB) akan mengulangi perbuatannya dengan melempar bom, jatuh korban baik aparat maupun masyarakat," kata dia.

Sumber: Liputan6.com

3 dari 6 halaman

Dosen IPB Diperiksa Polisi, Diduga Pasok Bom Molotov Aksi Mujahid 212

Dream - Polisi mengamankan seorang pria berinisial AB yang diduga sebagai pemasok bom molotov untuk aksi Mujahid 212 pada Sabtu pekan lalu, 28 September 2019. Pria tersebut diketahui berprofesi sebagai dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).

" Oknum dosen sedang didalami Polda Metro Jaya," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, dikutip dari Liputan6.com.

Dedi mengatakan pemeriksaan terhadap dosen tersebut dalam status penyelidikan ke penyidikan. Polisi tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.

" Nanti akan disampaikan Kapolda Metro Jaya," kata Dedi.

Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Dicky Ario Yustianto, mengatakan dosen tersebut ditangkap oleh penyidik Jatanras Polda Metro Jaya melibatkan Densus 88 Antiteror. Lokasi penangkapan di Jalan Hasyim Asyari, Tangerang Kota.

" Polres hanya backup," kata Dicky.

Barang bukti yang diamankan yaitu 29 bom molotov. Diduga, bom tersebut akan dikirimkan untuk aksi Mujahid 212.

" Kami juga tidak diperbolehkan untuk mengambil dokumentasi," kata dia.

(Sah, Sumber: Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

4 dari 6 halaman

94 Pendemo DPR Dibekuk, Ada Pembawa Bom Molotov

Dream - Polda Metro Jaya mengamankan puluhan massa pengunjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI, Selasa 24 September 2019 kemarin.

" Kami sudah mengamankan beberapa orang, itu lebih kurang jumlahnya 94 orang," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono di Jakarta, Rabu, 25 September 2019.

Gatot mengatakan, polisi saat ini masih menyaring apakah mereka benar-benar mahasiswa atau bukan. " Masih dalam proses pemeriksaan, kami akan pilah-pilah dari mana mereka ini," ucap dia.

Dia mengatakan, pendemo yang diamankan itu ada yang membawa bom molotov. " Bawa bom molotov adalah seorang pelajar dan sudah kita amankan di Polres Jakarta Barat," kata dia.

Lebih lanjut, Gatot mengimbau kepada mahasiswa dan semua pihak yang hendak melakukan unjuk rasa sebaiknya memperhatikan aturan yang ada, seperti tidak boleh berunjuk rasa lebih dari pukul 18.00 WIB.

Selain itu, jenderal bintang dua ini meminta pendemo senantiasa menjaga ketertiban dan juga tidak merusak fasilitas umum ketika melakukan unjuk rasa.

" Unras boleh disampaikan, aspirasi boleh tapi saya yakni betul bahwa adik-adik mahasiswa cerdas, lakukan dengan cara-cara cerdas," ujar dia.

5 dari 6 halaman

Buntut Bentrok Demo DPR, Mahasiswa Pendarahan di Otak

Dream - Rumah Sakit Pusat Pertamin (RSPP), Jakarta menerima 90 mahasiswa yang menjadi korban ketika aksi unjuk rasa di DPR RI pada Selasa, 24 September 2019.

Direktur RSPP, dr. Kurniawan Iskandarsyah mengatakan, dari 90 mahasiswa, 3 diantaranya masih menjalani perawatan intensif dan salah satunya masuk ruang ICU.

" Yang kita temui trauma tumpul, yang akibatkan kompresi dari tulang tengkorak daerah parietal kanan, yang sebabkan pendarahan di dalam otak pada selaput sub paranoid," ujar Kurniawan, Rabu, 25 September 2019.

Meski demikian, pihak rumah sakit belum dapat memberikan identitas ketiga korban itu.

" Kami belum bisa beri info nama, kami harus izin keluarga, sementara 3 orang ini laki-laki dengan usia 1 orang 19 tahun dan yang 2 orang 20 tahun," ucap dia.

6 dari 6 halaman

Observasi

Kabid Humas RSPP, Agus W Susetyo mengatakan, korban yang dirawat di ruang ICU saat ini dalam keadaan baik dan stabil.

" Tidak mendapatkan support nafas, support hemodinamik atau tekanan darah, pasien full penuh sadar," kata Agus.

Saat ini, RSPP masih melakukan observasi selama 24 jam ke depan untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Selain itu, korban yang dirawat lainnya mengalami trauma benda tumpul di kepala. Kondisinya pun saat ini dalam keadaan stabil.

" Yang ketiga yang trauma tulang belakang juga baik dengan cosposmentis kesadaran penuh," ujar dia.

Ketiga pasien tersebut saat ini mendapat perawatan penuh oleh dokter syaraf, untuk proses kesembuhannya.

" Untuk yang di ICU ditangani oleh dokter spesialis bedah syaraf dan dokter syaraf, neurologi. Untuk yang luka tulang belakang ditangani oleh ahli ortopedi dan yang satu lagi yang trauma kepala itu ditangani dokter syaraf," kata Agus.

Beri Komentar