Presiden Joko Widodo Meminta Jabatan Eselon III Dan IV Diganti Robot
Dream - Jokowi meminta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo, mengganti jabatan eselon III dan IV dengan robot pintar atau artificial intelligence (AI).
" Saya sudah perintahkan juga ke Kementerian PANRB diganti dengan AI," kata Jokowi, dikutip dari laman Liputan6.com, Jumat 29 November 2019.
Menurut Jokowi, kecerdasan buatan dapat mempercepat kerja dan penanganan masalah. Sebab, tambah dia, keberadaan eselon III dan IV justru membuat pelayanan birokrasi berbelit-belit.
" Kalau diganti artificial intelligence birokasi kita lebih cepat, saya yakin itu. Tapi sekali lagi, ini juga akan tergantung omnibus law ke DPR," ujar presiden bernama lengkap Joko Widodo tersebut.
Rencana pemangkasan jabatan eselon III dan IV muncul dalam pidato pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Minggu 20 Oktober 2019.
Dream - Uni Emirates Arab (UEA) saat ini sedang mengalami perombakan kabinet. Dalam perombakan kabinet itu, Perdana Menteri dan Wakil Presiden UEA Mohammed bin Rashid Al Maktoum membuat kementerian baru.
Kementerian yang khusus mengurusi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Mungkin ini yang pertama di dunia.
Untuk mengisi jabatan Menteri Negara untuk Kecerdasan Buatan, Rashid menunjuk Omar bin Sultan al-Olama, 27 tahun.
" Kami ingin UEA menjadi negara yang paling siap di dunia untuk kecerdasan buatan," kata Sheikh Mohammed, kepada laman Al Arabiya, diakses Dream, Selasa, 25 Oktober 2017.
Penunjukkan Al Olama didasari atas alasan yang kuat. Meski usianya muda, Al Olama telah menjadi Wakil Direktur Departeman Masa Depan. Al Olama juga telah menjadi anggota Komite Eksekutif World Government Summit sejak 2014.
WhatsOn Dubai melaporkan, Al Olama merupakan lulusan Universitas Amerika di Dubai.
Pengumuman kementerian futuristik itu dibuat sebagai fondasi rencana jangka panjang UEA untuk teknologi bernama UEA Centennial 2071. Proyek jangka panjang berusaha menjadikan UEA sebagai basis penjualan AI dunia.
" Gelombang baru setelah Smart Government ialah percepatan semua layanan di berbagai sektor dan infrastruktur masa depan. Kami berusaha untuk mengadopsi semua alat dan metodologi yang terkait dengan kecerdasan buatan untuk mempercepat dan memastikan efisiensi yang lebih besar untuk layanan pemerintah di semua lini," ucap Rashid kepada The National.
UAE Artificial Intelligence Strategy aims to speed up government’s performance &create conducive creative environment with high productivity pic.twitter.com/keuhyB2Km9
— Dubai Media Office (@DXBMediaOffice)17 Oktober 2017
Kecerdasan buatan ini, kata Rashid, akan menghasilkan peluang baru bagi pendapatan dan perekonomian UEA.
Dikatakannya, pengembangan kecerdasan buatan akan menghasilkan pendapatan baru dan memberi peluang baru bagi perekonomian nasional.
Dream - Otoritas Dubai, Uni Emirat Arab, membuat terobosan berupa layanan penyediaan fatwa keagamaan Islam. Uniknya, layanan ini beroperasi dengan basis kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) yang diberi nama Virtual Ifta.
Layanan tersebut diluncurkan pada Selasa, 29 Oktober 2019. Umat Islam yang membutuhkan fatwa mengenai segala persoalan keagamaan dapat melayangkan pertanyaan lewat aplikasi percapakan online dan langsung dibalas.
Tetapi, jawaban bukan diberikan oleh manusia melainkan mesin. Mesin akan menjawab semua pertanyaan seputar sholat, dia, dan lain sebagainya.
" Saat ini, layanan yang mampu memberikan jawaban untuk sekitar 205 pertanyaan terkait sholat," ujar Kepala Bidang Fatwa Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal (IACAD), Tariq Al Emadi, dikutip dari Gulf News.
Pada fase pertama, layanan AI tersedia dalam bahasa Arab dan Inggris di laman resmi IACAD, www.iacag.gov.ae. Sedangkan pada fase berikutnya akan bisa diakses via WhatsApp dan mencakup lebih banyak topik seperti puasa, kesucian dan wudu, serta masalah keuangan.
" Juga akan ditambahkan lebih banyak bahasa," ujar Emadi.
Layanan ini dapat diakses pada laman IACAD dengan mengklik ikon " Chat With Us" yang terletak di sudut kanan bawah halaman. Pengunjung dapat memilih bahasa yang diinginkan, dan akan muncul pesan pop up.
Para pengunjung dapat memilih salah satu dari empat topik yang tersedia saat ini seperti sholat, zakat, bersuci (thaharah), dan ibadah. Setelah mengajukan pertanyaan, pengunjung akan mendapat jawaban secara otomatis.
Virtual Ifta yang beroperasi 24 jam sehari dan 7 hari sepekan diperkenalkan untuk menyokong 'Dubai 10X'. Program pemerintah untuk menjaga agar Dubai selalu lebih maju 10 tahun dari kota-kota lainnya dalam menyediakan layanan publik dan menggunakan inovasi terbaru untuk menyelesaikan masalah.
Virtual Ifta dapat diakses oleh semua orang, di mana pun, kapan pun lewat laman IACAD dan secepatnya akan tersedia dalam bentuk aplikasi gratis yang bisa diunduh di Apple Store dan Google Play Store.
Di masa depan, masyarakat bisa mendapat jawaban lewat suara di samping tanggapan tertulis dari Virtual Ifta. Pengguna dapat menanyakan apapun sesuai keinginannya.
" Ini adalah proses intelijen, Virtual Ifta akan memahami Anda. Tapi jika tidak dapat dipastikan apa yang Anda tanyakan, layanan ini akan memberikan beberapa pilihan kepada Anda, apakah yang Anda maksud seperti ini atau seperti itu, untuk memastikan Anda dapat tanggapan yang relevan," kata Emadi.
Sumber: Gulf News
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik