Lagi-Lagi dari Pasar, China Dibayangi Gelombang Kedua Covid-19

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 18 Juni 2020 13:00
Lagi-Lagi dari Pasar, China Dibayangi Gelombang Kedua Covid-19
"Situasi epidemi di ibu kota sangat parah,"

Dream - Kasus Covid-19 di China selama beberapa minggu terakhir terus mengalami lonjakan. Kabar terbaru menyebutkan ada 130 orang dinyatakan positif tertular virus corona di Beijing, China. Akibatnya, status siaga COVID-19 kembali diberlakukan.

Pemerintah China juga kembali kembali menerapkan lockdown di sejumlah wilayah, menutup kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan membatalkan lebih dari 1.000 penerbangan.

Kondisi terbaru penanganan Covid-19 di China ini membuktikan jika wabah Corona belum sepenuhnya hengkang dari Tiongkok. Meski telah dua bulan melaporkan tak ada kasus, munculnya pasien baru ini menjadi pertanda baik sekaligus peringatan keras bagi dunia jika virus corona bisa kembali kapan saja.

1 dari 8 halaman

Awal Mula Ditemukan Kasus Baru Covid-19

Kemunculan kasus baru Covid-19 di China diduga berasal dari sebuah pasar tradisional Xinfandi. Dalam sebuah tes dilakukan kepada 517 orang yang berada di pasar ditemukan 45 orang telah terinfeksi virus corona. 

Dari pasar tersebut dilaporkan telah ada ribuan orang yang menginjakan kaki di Pasar Xinfandi. Mereka semua diminta melakukan isolasi diri selama 14 hari.

Jejak virus dilaporkan ditemukan di talenan yang digunakan untuk memotong salmon impor. Toko-toko di seluruh kota pun langsung menarik salmon dari rak-rak dagangan mereka.

2 dari 8 halaman

Ikan Salmon Pasar Xifandi

Pang Xinghuo, Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kota Beijing mengungkap, para pasien merupakan orang yang bekerja di pasar itu atau terpapar secara langsung maupun tidak langsung dengan lokasi itu.

" Sebanyak 27 dari 36 kasus positif merupakan orang yang bekerja di Xinfandi, sementara yang lainnya adalah orang yang telah mengunjungi pasar itu atau melakukan kontak dengan orang-orang yang kembali dari lokasi tersebut."

Dalam salah satu kasus, seorang wanita berusia 31 tahun belum pernah ke pasar Xinfadi, namun suaminya " terpapar secara konstan" dengan pasar makanan laut tersebut. Pasien lainnya, seorang wanita berusia 34 tahun, bekerja di sebuah restoran yang mendapatkan bahan-bahannya dari Xinfadi.

Ikan Salmon Pasar Xifandi

3 dari 8 halaman

Khawatir Muncul Gelombang Kedua

Pada Rabu 17 Juni 2020, Beijing melaporkan total 557 kasus baru yang ditularkan secara lokal per 16 Juni, termasuk 411 pasien yang sudah dipulangkan dari rumah sakit setelah dinyatakan sembuh dan 9 kematian. Sisanya, 137 pasien masih menjalani perawatan medis, dan 12 kasus tanpa gejala kini dalam pengawasan medis.

Status tanggap darurat COVID-19 di Beijing pun naik dari level III ke level II mulai Selasa 16 Juni. Dan, Bandara Beijing juga membatalkan 1.255 penerbangan atau 70 persen dari total penerbangan per harinya.

" Situasi epidemi di ibu kota sangat parah," kata juru bicara pemerintah Kota Beijing, Xu Hejian, seperti dilansir AFP.

Kekhawatiran munculnya gelombang kedua Virus Corona COVID-19 di China didasarkan pada luasnya pasar induk Xinfadi sebagai lokasi wabah baru. Di pasar itu ribuan ton daging, sayur dan buah-buahan bertukar tangan setiap hari.

4 dari 8 halaman

Dengan kompleks seluas 160 lapangan sepakbola, Xinfadi tidak hanya tercatat sebagai pasar bahan pangan terbesar di Asia, tetapi juga 20 kali lipat lebih luas ketimbang pasar daging di Wuhan, yang menjadi lokasi wabah Virus Corona pertama.

Distrik Fengtai, tempat pasar Xinfadi berada, mulai Sabtu 13 Juni pun langsung mengaktifkan mode " mekanisme perang" dan pembentukan pusat komando untuk mengekang penyebaran virus.

Infografis

5 dari 8 halaman

China Kembali Isolasi

Akibatt kekhawatiran munculnya gelombang kedua, kegiatan belajar di kelas langsung juga dipindahkan ke media daring bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Sedangkan pembukaan kembali perguruan tinggi akan ditangguhkan untuk sementara waktu, kata Chen Bei, Wakil Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Beijing.

Situasi epidemi di Beijing menjadi suram sejak Ibu Kota China itu melaporkan dua digit angka kasus baru harian yang ditularkan secara lokal pada 11 Juni, setelah 57 hari berturut-turut mencatat nol kasus baru yang ditularkan secara lokal.

Chen mengungkap, klaster wabah yang telah memengaruhi 9 distrik dan 28 permukiman, awalnya diyakini sebagai akibat dari penularan antarmanusia atau kontaminasi benda dan lingkungan. Dia menekankan, ada laporan infeksi sekunder di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat.

6 dari 8 halaman

Sejauh ini, Beijing mendaftarkan 27 lingkungan permukiman sebagai zona berisiko menengah dan satu lingkungan berisiko tinggi. Semuanya kini dalam status lockdown atau penguncian wilayah.

Orang-orang yang tinggal di lingkungan berisiko menengah dan tinggi, jelas dia, serta orang-orang yang berhubungan dengan pasar produk pertanian Xinfadi, tempat sebagian besar kasus baru saling terkait, untuk sementara tidak diizinkan meninggalkan Beijing. Orang-orang di luar kelompok tersebut yang perlu meninggalkan ibu kota wajib memiliki hasil negatif dari tes asam nukleat yang membutuhkan waktu tujuh hari.

" Orang-orang yang memasuki Beijing dari luar negeri akan ditempatkan di bawah pengawasan medis di beberapa tempat yang sudah ditunjuk, dan wajib menjalani tes asam nukleat," tegas Chen, seperti dilansir Xinhua.

Otoritas Beijing akan secara ketat memastikan langkah-langkah pencegahan epidemi di pasar produk pertanian, restoran dan kantin, serta meningkatkan pemantauan. Karyawan yang bekerja di tempat-tempat tersebut wajib mengenakan masker dan sarung tangan.

7 dari 8 halaman

Otoritas ibu kota juga meminta tim olahraga tertentu seperti bola basket, sepak bola dan bola voli, untuk sementara menghentikan kegiatannya. Tempat-tempat hiburan budaya, kolam renang umum dan pusat kebugaran juga masih akan ditutup.

" Kegiatan wisata tur kelompok antarprovinsi untuk sementara ditangguhkan," imbuh Chen.

8 dari 8 halaman

Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, Gao Fu menduga, gelombang kedua Virus Corona COVID-19 di Beijing sudah dimulai sejak Mei. Hal itu mengacu pada lama masa inkubasi virus Corona yang rata-rata memakan waktu 14 hari.

" Sangat mungkin sudah ada banyak pasien tanpa gejala (asymptomatic) atau carrier ringan selama bulan Mei. Itulah kenapa, tiba-tiba, ada banyak kasus bulan ini. Hal itu tengah kami verifikasi," ujarGao Fu dikutip dari South China Morning Post.

Menurutnya, Virus Corona bisa berinkubasi di lokasi-lokasi gelap, lembap, dan kotor. " Hal itu tidak disadari oleh banyak orang. Mereka yang tidak sadar kemudian terpapar Virus Corona setelah masa inkubasi. Saya menyakini hal itu yang terjadi di Beijing," Gao Fu memungkasi.

(Sah, Sumber: Liputan6.com)

Beri Komentar