Dream - Ketika mendengar sebutan Yahudi, tak sedikit orang yang menganggap kaum tersebut memiliki sifat buruk. Ditambah dengan konflik antara Palestina dan Israel, di mana orang-orang Israel yang mayoritas adalah Yahudi melakukan penindasan kepada rakyat Palestina.
Dikutip dari nu.or.id, Prof. Quraish Shihab mengatakan bahwa orang Yahudi memiliki sifat yang egosentris, sehingga mereka mendapatkan celaan.
Selain itu, orang Yahudi juga sangat materialistis, yakni segala sesuatu harus dilihat dengan nyata. Itulah kenapa Al-Quran menunjukkan kecaman kepada kaum Yahudi.
Meski begitu, dikatakan oleh Prof. Quraish Shihab bahwasanya ada orang Yahudi yang baik dan ada juga yang buruk. Sehingga, umat Islam pun harus behati-hati dengan mereka.
Bahkan, di Al-Quran banyak diceritakan kisah tentang perjalanan dari bangsa keturunan Nabi Ishak ini. Harapannya, agar umat Nabi Muhammad saw bisa menjadikannya sebagai i'tibar (pelajaran) berharga.
Salah satunya tentang riba yang telah dikuasai orang Yahudi sebelum Nabi Muhammad saw lahir. Di daerah Thaif mereka menumbuhsuburkan praktik riba.
Untuk mengetahui penjelasannya lebih lengkap, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa suku Quraisy yang ada di Makkah sangat terkenal dengan pedagangan. Bahkan hal itu juga dijelaskan dalam Al-Quran. Bahkan, dalam aktivitas perdagangan mereka juga mengenal praktik riba.
Hal ini dibuktikan dari beberapa sahabat Nabi saw yang mengenal praktik tersebut. Seperti 'Abbas bin 'Abdul Muthalib (paman Nabi saw), Khalid bin Walid, dan sebagainya. Mereka mempraktikkannya sampai diturunkan larangan tentang praktik tersebut.
Selain itu, dibuktikan juga dengan kaum musyrik yang heran dengan praktik riba yang dianggap sama dengan jual-beli. Riba itu dianggap bagian dari kelebihan yang didapatkan dari modal yang dipinjam. Hal ini membuatnya dimiripkan dengan keuntungan penjualan.
Tak hanya di Arab saja, praktik riba yang dikembangkan kaum Yahudi pun menyebar ke berbagai belahan dunia. Selain itu, mereka juga menguasai dan memonopoli perdagangan produk-produk strategis.
Keberadaan orang Yahudi di Palestina merasa terdesak dengan agama Nasrani atau Kristen yang mengalami perkembangan. Orang-orang Yahudi ini berusaha untuk menghalang-halangi orang Kristen, termasuk di Eropa.
Parahnya, orang Yahudi mendustakan nabi terakhir mereka dan menuduhnya telah melakukan sihir serta berusaha membunuh Nabi Isa as.
Hal itu karena dianggap bahwa umat Kristen sudah menghancurkan prinsip-prinsip ketuhanan dan syariat Talmud tentang keagungan Yahudi sebagai bangsa pilihan Allah.
Orang Yahudi yang suka memonopoli perdagangan membuat beberapa komoditas mereka kuasai. Seperti gandum, wol, emas, dan perak.
Sehingga, mereka pun bisa menguasai dan mengontrol ekonomi dunia. Mereka menjadi rentenir, di mana meminjamkan uang pada orang Kristen dengan bunga yang tinggi.
Sikap itulah yang membuat orang Yahudi dibenci di mana pun mereka berada. Sampai pada puncaknya adalah tindakan dari Nazi yang terjadi pada awal abad ke-20 masehi.
Kekesalan Yahudi kepada umat Kristen pun semakin bertambah. Apalagi saat melihat perkembangan Kristen yang semakin pesat di negara-negara Eropa dengan menyebarkan ajaran kasih sayang, persamaan, cinta kasih, dan persaudaraan.
Rasa tidak senangnya itu memicu kaum Yahudi untuk melakukan tindakan licik untuk memengaruhi penguasa Eropa. Salah satunya adalah Markus Urulius, yakni kaisar Romawi pengganti pamannya (Antonius Mulia).
Seorang Rabi Yahudi menyampaikan kabar yang menakuti Markus Urulius bahwa orang Kristen menderita penyakit menular yang sangat membahayakan.
Atas kabar itu, Markus Urulius pun memerintahkan agar membunuh semua penduduk Roma yang agamanya Kristen.
Fitnah yang disebarkan oleh orang Yahudi itu menjadi ujian yang sangat berat bagi umat Kristen. Kondisi itu berlangsung sampai abad ke-4 masehi.
Hingga akhirnya mengalami perubahan saat masuknya Nasrani Kaisar Konstantin.
Namun, kaum Yahudi belum juga berhenti dengan aksinya itu, yakni mengontrol kehidupan ekonomi negara secara fokus di mana mereka berada.
Bahkan, mereka juga menimbulkan krisis di negara agar negara dan rakyatnya bergantung kepada mereka.
Uang, emas, dan perak yang mereka kumpulkan lalu dimonopoli. Mereka juga meminjamkan uang kepada umat Kristen dengan bunga yang sangat tinggi. Sampai-sampai mereka dijuluki rentenir yang sangat populer.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`