Dream - Muhammad Ali akan terus dikenang sebagai seorang legenda. Kesuksesannya sebagai petinju tidak membuatnya menjadi angkuh. Dia tetap rendah hati dan menebar kasih ke seluruh manusia berdasarkan keyakinannya, Islam.
Legenda besar bernama lengkap Cassius Clay itu berpulang pada Jumat, 3 Juni 2016 waktu Amerika Serikat di usia 74 tahun. Dia meninggal setelah berjuang keras melawan penyakit Parkinson yang telah menyerangnya bertahun-tahun.
Ali sempat dirawat selama lima hari rumah sakit Arizona, setelah mengalami sesak napas. Rencananya, keluarga akan memakamkan jenazah Ali di kota kelahirannya di Lousville, Kentucky pada Jumat, 10 Juni 2016.
Kematian Ali membuat keluarganya terpukul. Meski begitu, mereka melihat ada keajaiban ketika Ali tengah menghadapi sakaratul maut.
Hal itu diceritakan oleh putri Ali, Hana. Dia mengunggah kronologi kematian ayahnya yang mengandung keajaiban di akun Twitter miliknya.
" Semua organnya tidak berfungsi tapi jantungnya tidak berhenti berdetak. Selama 30 menit... jantungnya tetap berdetak," tulis Hana di akunnya @Hanayali, diakses pada Senin, 6 Juni 2016.
— Hana Ali (@Hanayali)4 Juni 2016
Hana mengatakan belum pernah ada satupun orang yang menyaksikan kejadian seperti ini.
" Ini adalah bukti kekuatan dari semangat dan keinginannya," tulis Hana.
Tidak hanya keluarga yang terpukul, sebagian besar rekan dan kolega Ali turut merasakan hal yang sama. Mereka kehilangan sosok juara tidak hanya di ring tinju, tapi juga di hati setiap manusia. (Ism)
Dream - Petinju dunia legendaris Muhammad Ali meninggal dunia di rumah sakit di Phoenix pada Jumat, 3 Juni waktu setempat.
" Setelah 32 tahun berjuang melawan penyakit Parkinson, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. Petinju yang tiga kali menjadi Juara Dunia Kelas berat meninggal malam ini," kata juru bicara keluarga, Bob Gunnel kepada NBC News, Sabtu 4 Juni 2016.
Sebelumnya, mantan juara tinju kelas berat dunia Muhammad Ali dilaporkan dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit di wilayah Phoenix. Ali dilarikan ke rumah sakit pada Kamis kemarin, karena mengalami masalah pernapasan.
Diketahui, Ali telah menderita penyakit Parkinson selama lebih dari tiga dekade. Ali dilahirkan di Louisville, Kentucky, dengan nama Cassius Marcellus Clay Jr.. Dia kemudian berganti nama pada tahun 1964 setelah memeluk agama Islam.
Penampilan terakhir di depan publik pada April lalu saat " Celebrity Fight Night" di Arizona, acara amal yang dananya disalurkan untuk organisasi Muhammad Ali Parkinson Center.
Dream - Muhammad Ali. Dialah petinju terhebat yang pernah hidup. Pukulan-pukulan mautnya membuat lawan tersungkur. Terhempas di atas kanvas. Kemenangan demi kemenangan dia raih dengan gagah.
Jadi publik figur, bukan berarti kehidupan Ali diumbar di layar. Ternyata, banyak kisah hidup petinju, yang memutuskan menjadi mualaf, ini masih tersimpan rapat. Kini, cerita rahasia itu diungkap dalam sebuah film dokumenter berjudul 'I Am Ali'.
" Saya mendengar cerita yang berjalan seperti ini," demikian suara Ali melalui sambungan telepon sebagaimana ditampilkan dalam trailler film, dikutip Dream dari Mail Online, Jumat 5 September 2014.
Dalam film itu, sosok pria yang kini berusia 72 tahun itu benar-benar berbeda dengan kehidupannya di atas ring. Di balik sosok garang, Ali ternyata seorang ayah yang penuh kasih, humoris, dan puitis. Inilah yang belum dikenal publik.
Dalam rekaman lain, mantan juara dunia tinju itu digambarkan tengah riang bermain dengan putrinya, May May Ali. " Ini mikrofon dan ketika kamu menjadi gadis dewasa. aku akan memainkannya lagi sehingga kamu dapat mendengar ini," demikian suara Ali.
Sosok Ali yang jauh berbeda dengan di atas ring juga disampaikan May May dalam film dokumenter ini. " Ayah saya punya banyak sisi dan Anda mendengar tentang pertarungan. Anda tidak mendengar banyak tentang keluarga dan apa artinya bagi dia" demikian kata May May Ali.
Dalam film yang rencananya diluncurkan bulan depan itu, juga menampilkan komentar-komentar orang-orang dekat Ali. Selain May May, ada pula mantan istri, mantan petinju George Foreman, dan Mike Tyson. Mereka bercerita soal sosok Ali yang hangat.
Dalam film itu juga, Ali berbicara tentang bakat tinjunya yang luar biasa. Melalui ungkapan ini, dia ingin menyampaikan tidak ada lagi petinju yang sebesar dan segarang dirinya.
" Saya adalah Concorde-nya tinju. Saya berada di ketinggian yang lebih tinggi daripada yang lain. Tapi, Anda harus membiasakan diri menumpang jet lagi, sebab Anda tidak dapat menumpang Concord lagi," kata Ali menyamakan dirinya dengan pesawat Concord yang sudah tidak dioperasikan lagi. (Ism)
Dream - Penyakit Parkinson yang mendera petinju legendaris Muhammad Ali tak membuat `kesombongannya` pudar. Ali masih menganggap dirinya adalah petinju terbaik yang pernah ada.
Pernyataan Ali lewat akun media sosial Twitter ini kembali terucap menjelang pertandingan Manny Pacquiao and Floyd Mayweather.
Mengutip laman wdrb, Sabtu, 2 Mei 2015, hati Ali seolah mendidih ketika Mayweather membandingkan dirinya setara dengan Ali.
" Rasanya saya telah melakukan sesuatu dalam dunia olahraga ini seperti Ali," sesumbar Mayweather dalam telekonferensi pekan lalu.
Mayweather dengan sesumbar mengatakan tak ada petinju lain yang masih memiliki badan sebaiknya di usia 38 tahun.
" Tanpa mengurangi rasa hormat pada Ali, tapi saya merasa sayalah yang terbaik," kata dia. " Karir Ali terhenti di tangan Leon Spinks. Dia beberapa kali kalah dalam pertandingan namun masih dianggap yang terbaik."
Ucapan Mayweather itu pun sampai ke telinga Ali. Mayweather sendiri tak menanggapi kritikan seputar ucapannya itu.
Pada Selasa lalu, lewat akun Twitternya, Ali membalas Mayweather. " Jangan kau lupa. Saya masih yang terbaik," katanya.
Hanya dengan 7 kalimat itu, ciutan Ali langsung membahana di seluruh dunia selama delapan jam.
Sang putri, May May Ali mengatakan, ayahnya akan menjadi sosok yang aktif di dunia jika Parkinson tak menyerangnya.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas