Foto: Siakapkeli.my
Dream - Kebrutalan tentara dan polisi Israel terhadap warga Palestina bukan hanya sekali dua kali saja kita dengar. Kekejaman itu tidak juga berhenti meski mendapat kutukan banyak orang dari sekujur Bumi.
Terbaru, sebuah video polisi wanita Israel membuat geger karena menembak pria Palestina dari belakang. Laman Metro.co.uk menyebut alasannya penembakan ini hanya untuk senang-senang belaka.
Menurut laman asal Inggris itu, peristiwa yang trekam dalam video tersebut terjadi sekitar satu setengah tahun silam. Dalam video itu terdengar polisi wanita itu mengusir pria nahas tersebut dengan menggunakan bahasa Arab.
" Pergi dari sini," demikian teriak polisi wanita itu.
Media Israel Channel 13, sebagaimana dikutip The National, menyiarkan rekaman tersebut. Menurut laporan media itu, pria Palestina ini diminta kembali ke Tepi Barat, tepi Yerusalem.
Pria itu pun menuruti perintah itu, berjalan sambil mengangkat kedua tangan. Namun sekitar 20 detik kemudian, salah satu polisi wanita Israel menembaknya dari belakang, dari jarak yang dekat.
Channel 13 menyebut polisi wanita itu menggunakan peluru karet untuk menembak pria Palestina itu. Pelor ini jamak digunakan untuk pengendalian kerusuhan, namun bisa menyebabkan kematian bila ditembakkan dari jarak dekat.
Juru Bicara Kepolisian Israel, Micky Rosenfeld, mengatakan bahwa pria Palestina yang tertembak tidak mengalami cidera serius.
Pengadilan, tambah Rosenfeld, juga telah membuka hasil penyidikan insiden ini. Petugas polisi wanita itu dikabarkan telah dipecat.
Bahkan, polisi lain yang juga terlibat dalam insiden itu telah turun pangkat.
Sejak insiden itu, otoritas Palestina telah curiga terhadap tindakan Israel dan mendesak PBB untuk segera mengambil tindakan.
Dream - Indonesia mengutus upaya pencaplokan wilayah Tepi Barat Palestina yang dilakukan Israel. Pernyataan keras pemerintah itu disampaikan dalam Sidang Luar Biasa Tingkat Menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“ Indonesia memandang janji kampanye di Israel terkait aneksasi wilayah Tepi Barat Palestina sebagai tindakan yang tidak mengindahkan hukum internasional, dan bentuk nyata pelanggaran terhadap resolusi-resolusi PBB,” ujar Dirjen Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Febrian A. Ruddyard, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 16 September 2019.
OKI menggelar sidang luar biasa tingkat menteri, dua hari sebelum berlangsungya Pemilu di Israel. Pertemuan digelar untuk merespon pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu terkait rencana aneksasi atau pencaplokan Tepi Barat Palestina.
“ Resolusi DK PBB Nomor 2334 tahun 2016 secara jelas menyatakan bahwa perubahan terhadap garis batas tahun 1967 tidak diakui oleh DK PBB,” kata dia.
Indonesia mengharapkan, OKI dapat menyerukan kepada masyarakat internasional untuk dapat memberikan dukungan kepada Palestina dan tidak mengakui tindakan illegal Israel.
Febrian juga menyampaikan rencana aneksasi Israel sangat terkait dengan isu hukum dan kemanusiaan.
Proyek pembangunan pemukiman di wilayah Palestina merupakan salah satu kendala terhadap progres negosiasi, serta menyebabkan pelanggaran terhadap hak asasi masyarakat Palestina.
Pertemuan selama satu hari tersebut yang dihadiri delapan Menteri dari Negara OKI menghasilkan komunike bersama yang berisikan kecaman kepada Israel dan dukungan kepada rakyat Palestina.
Dream - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, mengecam keinginan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang ingin mencaplok sebagian besar Tepi Barat seandainya terpilih kembali.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Salman mengatakan deklarasi Benjamin Netanyahu merupakan eskalasi yang sangat berbahaya terhadap rakyat Palestina.
Raja Salman menyebut, keinginan itu sebagai pelanggaran terhadap piagam PBB dan norma-norma internasional.
Dilaporkan Arab News, Abbas mengapresiasi perhatian Raja Salman. Sebab, kondisi itu dapat mengangkat perjuangan Palestina.
Abbas juga memuji sikap Kerajaan Arab Saudi yang konsisten dan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina di KTT dan forum regional dan internasional.
Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel dan meminta pertanggungjawaban atas pelanggaran berat hukum internasionalnya.
Dream - Ismail Ajjawi akhirnya bisa kuliah di Universitas Harvard. Sebelumnya, pemuda Palestina itu ditolak masuk oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat.
Menurut laman CBS, Juru Bicara Universitas Harvard, Rachael Dane, mengatakan bahwa Ajjawi telah berada di kampus ternama dunia tersebut.
Pengacara Ajjawi mengatakan peristiwa yang dialami oleh kliennya sebagai " kisah drama klasik dengan pengecualian unik di akhir ceritanya" . Dia berterima kasih ke Universitas Harvard dan organisasi non-laba AMIDEAST, Kedutaan Besar AS di Beirut, dan dukungan publikasi media internasional.
Ajjawi sempat tak diizinkan masuk ke Amerika Serikat oleh otoritas imigrasi Bandara Logan Boston. Pers mahasiswa Harvard, The Harvard Crimson, melaporkan, Ajjawi merupakan pemuda 17 tahun asal Palestina yang tinggal di Tyre, Lebanon.
Ismail Ajjawi (Foto: CBS)
Menurut laporan itu, Ajjawi ditahan selama delapan jam sebelum dipulangkan. Selama penahanan, Ajjawi dicecar pertanyaan, ponsel dan laptopnya yang terkunci dibuka dan data di dalamnya diperiksa.
Ajjawi kemudian dituduh `telah menentang kepentingan politik AS`. Dasar tuduhan itu berasal dari akun yang dia ikuti di media sosial. Setelah interogasi, visa Ajjawi dicabut dan dikirim pulang ke Lebanon.
Presiden Harvard, Lawrence Bacow, menulis surat terbuka ke Menteri Luar Negeri, Michael Pompeo dan Pejabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri, Kevin McAleenan. Surat itu berisi keprihatinan atas kebijakan imigrasi AS dan pengaruhnya terhadap program akademik Harvard.
Dream - Seorang pelajar Palestina yang diterima di Universitas Havard ditolak masuk Amerika Serikat (AS). Pelajar bernama Ismail Ajjawi itu diberendong banyak hal, semisal praktik keagamaan dan aktivitas pertemanan di media sosial oleh petugas imigrasi bandara Amerika Serikat (AS).
Ismail, dilaporkan Al Jazeera, tinggal mengungsi di Lebanon. Dia dianugerahi beasiswa sarjana Hope Fund dari lembaga nirlaba Amideast.
Ismail mendarat di Bandara Internasional Bogan Logan dan dipulangkan Jumat, 30 Agustus 2019.
Juru bicara Perlindungan Pabean dan Perbatasan (CBP) AS, Michael McCarthy mengatakan, Ajjawi dianggap tidak dapat diterima oleh AS berdasarkan informasi yang ditemukan selama inspeksi.
" CBP bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dan penerimaan barang dan orang yang memasuki Amerika Serikat," kata dia.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi