Survei Kemenag: 78% Warga yang Paham Vaksinasi Covid-19 Bersedia Divaksin

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 22 Maret 2021 12:01
Survei Kemenag: 78% Warga yang Paham Vaksinasi Covid-19 Bersedia Divaksin
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi lebih banyak dipengaruhi media.

Dream - Tingkat literasi terhadap manfaat vaksin Covid-19 akan menentukan mau tidaknya masyarakat mengikuti program vaksinasi pemerintah. Sayangnya hingga saat ini baru separuh masyarakat Indonesia yang mengetahui manfaat vaksin anti-Covid-19 tersebut.

Kesimpulan ini berdasarkan hasil Survei Online Nasional yang digelar Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Kementerian Agama. Survei ini dilaksanakan pada 11-18 Februari 2021 melibatknya 3.015 responden di 34 provinsi.

Dalam kesimpulannya Kemenag menegaskan literasi manfaat vaksin berdampak pada kesadaran umat untuk mengikuti vaksinasi. Semakin tinggi pengetahuan akan vaksin, maka kesediaan umat untuk divaksin juga mengalami peningkatan.

" Makin responden terliterasi tentang manfaat vaksin, maka makin tinggi juga tingkat kesediaannya untuk divaksin dan begitupun sebaliknya," ujar Kepala Puslitbang LKKMO Kemenag, Arskal Salim, dikutip dari laman Kemenag.

Survei tersebut mengungkapkan temuan 78,0 persen responden terliterasi vaksinasi Covid-19 menyatakan bersedia divaksin. Kemudian, 9 dari 10 responden menyatakan sudah mengetahui adanya vaksin Covid-19 namun baru 5 dari 10 responden yang mengetahui manfaat vaksin.

Menurut Arskal, pemahaman responden terhadap vaksin saat ini lebih banyak dipengaruhi media. Dia pun berharap media dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui penyajian data yang valid dan menimbulkan asumsi ganda apalagi hoaks.

" Hal ini ditengarai karena tingkat kepercayaan responden pada media kredibel ditemukan memiliki hubungan pada kesediaan responden untuk divaksin," ucap Arskal.

1 dari 2 halaman

Temuan lain, sebanyak 80,9 persen responden yang percaya pada informasi vaksinasi Covid-19, bersedia untuk divaksin. Semakin responden percaya pada informasi yang diberikan oleh media kredibel dan akurat, maka semakin tinggi kesediaan responden untuk divaksin.

" Begitupun sebaliknya, bagi responden yang masih meragukan atau bahkan tidak mempercayai media kredibel dan akurat dilaporkan tidak bersedia untuk divaksin," sambung Arskal.

Pada segmentasi usia, ada tiga kelompok usia yaitu 14-23, 23-39, dan 40-50 tahun yang lebih mempercayai media sosial resmi Pemerintah sebagai sumber kredibel dan akurat mengenai vaksinasi Covid-19. Sedangkan dua kelompok usia yaitu 51-74 dan 75 tahun lebih mempercayai media televisi.

Temuan lainnya, responden yang bertanya kepada ahli kesehatan mengenai informasi vaksin ditemukan lebih bersedia untuk divaksin.

Lebih lanjut Arskal mengungkapkan, survei ini merekomendasikan penguatan literasi masyarakat terkait vaksin dan vaksinasi. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi rekomendasi survei ini.

 

2 dari 2 halaman

Pertama, perlu dilakukan sosialisasi informasi perkembangan terkait vaksin yang akurat dan terupdate kepada masyarakat secara berkala, menarik dan mudah untuk diterima bagi masyarakat.

Kedua, kanal media pemerintah baik media sosial, website, dan lain sebagainya serta televisi merupakan sumber media paling dipercaya dapat memberikan informasi yang kredibel dan akurat. Diharapkan media tersebut dapat melakukan inovasi-inovasi dalam melakukan sosialisasi agar literasi informasi masyarakat tentang vaksin meningkat.

Ketiga, lembaga kesehatan diharapkan menyediakan layanan bebas konsumen di mana masyarakat dapat bertanya secara gratis kepada tenaga kesehatan mengenai informasi vaksin.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar