Wahai Kepala Daerah, Informasi Soal Corona Satu Pintu Ya...

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 4 Maret 2020 18:02
Wahai Kepala Daerah, Informasi Soal Corona Satu Pintu Ya...
Kementerian Kesehatan menjadi pusat penyampaian informasi.

Dream - Kementerian Dalam Negeri meminta seluruh kepala daerah berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengenai penyampaian penyebaran virus corona (Covid-19).

" Informasi terkait dengan novel corona virus dilakukan lewat pintu pusat informasi yang dipimpin oleh Kemenkes. Sistem satu pintu informasi ini untuk mencegah kesimpangsiuran informasi yang dapat muncul di masyarakat," kata Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, Kastorius Sinaga, Rabu, 4 Maret 2020.

Kastorius mengatakan, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, meminta pemerintah daerah (pemda) bersama instansi vertikal di daerah melakukan upaya pencegahan.

" Mitigasi, dan kesiapsiagaan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan," ucap dia.

Dia mengatakan, pemda diminta berkoordinasi dengan instansi terkait. " Dengan tetap menjaga iklim kondusif di daerah dan tetap melaporkan setiap perkembangan di daerah masing-masing atas virus corona secara cepat dan akurat," kata dia.

 

1 dari 5 halaman

Flu Biasa dan Virus Corona

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md, mengatakan, informasi soal penanganan virus corona, Covid-19 yang terpusat di Kementerian Kesehatan. Dia meminta jangan sampai pemerintah daerah mendramitisir masalah.

" Diharapkan juga pemerintah jangan terlalu mendramatisir persoalan. Terutama pemerintah-pemerintah daerah itu. Ada sesuatu yang belum jelas, sudah konferensi pers Corona," kata Mahfud.

Dia mengatakan, seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, bahwa flu biasa yang lebih banyak membunuh manusia. Bukan hanya virus corona.

Dia pun menuturkan, jangan ada pemerintah daerah mencari panggung akan hal ini.

" Oleh sebab itu masalah-masalah teknis penanganan sekarang. Jangan bicara sendiri-sendiri, termasuk saya. Saya hanya menyampaikan itu sudah terpusat, itu yang sifatnya politis bukan teknis penanganannya supaya berhati-hati memberi keterangan itu, jangan terkesan ingin mendramatisir, mencari panggung, jangan terkesan itu," ucap dia.

Sumber: Liputan6.com/Putu Merta Surya

2 dari 5 halaman

Kominfo Rilis 158 Kabar Hoax Corona

Dream - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) membagikan sejumlah kabar palsu mengenai virus corona, Covid-19.

Terdapat 158 kabar palsu sejak 6 Mei 2019 hingga 3 Maret 2020. Berikut lima informasi palsu mengenai virus corona.

1. Tisu Basah Dapat Gantikan Masker

Hoaks

Beredar informasi di Facebook mengenai seorang perempuan yang memperagakan tisu basah sebagai pengganti masker. Wanita berbaju hijau tersebut mengklaim tisu basah dapat mencegah penularan virus corona baru.

Informasi tersebut dibantah oleh Kepala Bagian Pelayanan Masyarakat Biro Komunikasi Kemenkes RI Busroni. Kepada Medcom.id, dia mengatakan bahwa penggunaan tisu basah untuk mencegah penyebaran virus Corona adalah keliru.

Busroni juga menegaskan, penggunaan tisu basah justru akan mempermudah partikel-partikel di udara menempel pada bagian kulit yang dengan tidak sengaja bisa terhirup.

Faktanya, tisu basah yang memiliki kandungan alkohol hanya berfungsi membersihkan area pada kulit yang rentan terkontaminasi.

2. Biaya Tes dan Pengobatan Corona Tidak Dijamin BPJS

Hoaks

Beredar informasi di media sosial yang mengatakan bahwa di Indonesia biaya tes dan pengobatan virus corona berbayar, karena tidak di jamin BPJS.

Faktanya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah memastikan bahwa biaya perawatan medis bagi pasien corona virus ditanggung sepenuhnya dari anggaran di
Kementerian Kesehatan.

Dilaporkan Warta Ekonomi, di mengatakan Kementerian Kesehatan memiliki anggaran untuk kondisi khusus seperti pasien yang terinfeksi virus corona.

Hal ini ditetapkan pada 4 Februari 2020 lalu dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang penetapan infeksi virus Corona sebagai penyakit dapat menimbulkan wabah dan penanggulangannya oleh Menteri Kesehatan.

3 dari 5 halaman

3. Mahasiswa di Jogja Terjangkit Virus Corona

Hoaks

Beredar pesan berantai di Whatsapp yang menyebutkan bahwa ada tiga orang mahasiswa asal Bali dan sedang berada di Yogyakarta yang positif terjangkit virus corona.

Faktanya, dilaporkan Suara.com, Dinas Kesehatan (Dinkes) Yogyakarta, Pembayun Setyaning Astutie yang menjabat sebagai Kepala Dinkes DIY memastikan pesan
berantai tersebut adalah hoaks.

Dia menjelaskan bahwa terkait tiga mahasiswa asal Bali yang terjangkit virus corona tidaklah benar. Meski menjadi kabar hoaks, Pembayun mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan diri dalam mencegah virus
tersebut.

4 dari 5 halaman

4. Virus Corona Dapat Dideteksi dalam 10 Detik

 Hoaks

Beredar sebuah pesan di media sosial yang memberikan informasi tentang tes sederhana untuk mengenal virus Corona dalam sepuluh detik tanpa urusan ke dokter atau laboratorium.

Dilansir dari Kompas.com Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar.

Menurut Faqih, tes deteksi virus Corona yang ada di Indonesia dan sudah diakreditasi oleh WHO adalah tes PCR Litbangkes. Seperti diketahui, tes PCR telah dilakukan Litbangkes sejak 1 Februari 2020 lalu. Hasil dari tes tersebut dapat diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima.

5 dari 5 halaman

5. Kemenkes Tetapkan Zona Kuning Virus Corona

 Hoaks

Pesan berantai yang menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan peringatan terkait 6 Kota besar yang menjadi zona kuning virus Corona di Indonesia beredar di media sosial. Kota-kota yang termasuk dalam zona kuning tersebut adalah Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Bali, dan Manado.

Setelah ditelusuri Kumparan.com, ditemukan fakta bahwa informasi tersebut adalah tidak benar. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono yang memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Anung menegaskan bahwa Kemenkes tidak pernah mengeluarkan zona kuning perihal kewaspadaan atau kedaruratan Covid-19.

Beri Komentar