Ketua Satgas: 17 Persen Masyarakat Indonesia Yakin Tak Bakal Kena Covid-19

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 12 Oktober 2020 18:00
Ketua Satgas: 17 Persen Masyarakat Indonesia Yakin Tak Bakal Kena Covid-19
Doni mengatakan angkanya cukup besar.

Dream - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengungkapkan masih adanya masyarakat yang yakin tidak akan terinfeksi Covid-19. Angkanya tidak main-main, mencapai 17 persen.

" Kami tadi juga melaporkan kepada Bapak Presiden tentang adanya 17 persen masyarakat yang masih menganggap tidak mungkin dan sangat tidak mungkin untuk terpapar Covid. Nah, ini tentu angka yang sangat besar," ujar Doni dalam konferensi pers virtual usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.

Dari data yang diterima Doni, Maluku menempati posisi teratas dengan masyarakat yang yakin tidak mungkin terkena Covid-19. Urutan ke dua ditempati DKI Jakarta.

" DKI pada bulan Juli yang lalu hasil survei yang dilakukan oleh Balitbangkes Kemenkes, tingkat masyarakat yang tidak mungkin dan sangat tidak mungkin itu 30 persen. Sekarang sudah turun di posisi 13,78 persen," kata Doni.

1 dari 5 halaman

Ingat, Patuhi Protokol Covid-19

Selanjutnya ada Jawa Timur yang sempat mencatatkan persentase sebanyak 29 persen. Kini, kata Doni, masyarakat Jatim yang tidak percaya bakal tertular Covid-19 menurun menjadi 18,37 persen.

Doni kemudian mengatakan Jokowi telah meminta masyarakat untuk mengubah perilaku dan patuh pada protokol kesehatan. Selain itu, diperlukan keterlibatan dan kolaborasi semua pihak guna meyakinkan masyarakat bahwa Covid-19 adalah nyata.

" Jadi kolaborasi dari seluruh komponen kita yakini akan bisa mengubah cara pandang masyarakat kita yang semula merasa tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar terpapar Covid alhamdulillah pelan-pelan sudah semakin baik sudah semakin banyak yang menyadarinya," kata dia.

Sumber: Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin

2 dari 5 halaman

Sumbang 30% Kasus, 12 Kabupaten/Kota Jadi Prioritas Penanganan Covid-19

Dream - Presiden Joko Widodo meminta semua instansi memprioritaskan penanganan wabah Covid-19 di 12 kabupaten/kota dalam dua pekan ke depan. Belasan daerah tersebut melaporkan lebih dari 1.000 kasus aktif dan menyumbang 30 persen dari total kasus nasional.

" Saya juga minta 2 minggu ke depan diprioritaskan untuk 12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 yang menyumbang 30 persen total kasus aktif nasional," ujar Jokowi dalam pengantar Sidang Kabinet Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Senin, 12 Oktober 2020.

Ke-12 daerah yang menjadi prioritas itu sebagian besar berada di Jabodebek seperti Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Bogor.

Sementara daerah di luar Jabodebek adalah Kota Ambon, Kota Jayapura, Kota Padang, dan Kota Pekanbaru.

 

3 dari 5 halaman

8 Provinsi Dalam Pantauan Ketat

Jokowi juga mengapresiasi provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang telah berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19. Presiden bahkan meminta kinerja dua provinsi ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengendalian Covid-19.

Namun presiden mengingatkan, dua provinsi ini dalah 8 provinsi prioritas lainnya agar tak lengah meski mencatat penurunan jumlah kasus baru. Semua provinsi tetap harus terus dimonitor secara ketat.

" Testing, tracing, dan treatment terus diperbaiki sehingga gap antara provinsi satu dengan lain, terutama testing bisa kejar dengan baik," kata Jokowi.

Khusus kepada masyarakat, Jokowi mengimbau untuk tetap patuh pada penerapan protokol kesehatan agar angka Covid-19 terus berkurang.

" Yang penting juga menekan terus kasus-kasus positif dengan terus menyampaikan mengenai pentingnya kedisiplinan terhadap protokol kesehatan," ucap Jokowi.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

 

4 dari 5 halaman

Titip Pesan ke Jokowi, Perawat: Tolong Masyarakat Patuh Protokol Kesehatan

Dream - Presiden Joko Widodo terlibat perbincangan hangat dengan salah satu perawat yang turun menangani pasien Covid-19. Dia adalah Sifira Kristiningrum, perawat yang bertugas di ruang ICU Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya, Jawa Timur.

Perbincangan itu terjalin lewat video call. Jokowi hendak menyapa dan menyampaikan apresiasi kepada para dokter, perawat dan tenaga kesehatan.

Dalam video yang diunggah di akun @jokowi, Jokowi bertanya beberapa hal mengenai tugas Fira. Seperti kapan Fira mulai bertugas dan masih banyak lagi.

" Kapan terakhir bertemu dengan keluarga? Apakah diizinkan pulang atau berjaga terus di rumah sakit?" tanya Jokowi.

" Diizinkan pulang, Pak, setelah 1 bulan. Kita cek swab, kalau negatif kita pulang," jawab Fira.

 

5 dari 5 halaman

Banyak Pasien Ketakutan

Fira berdinas di ICU sejak Mei 2020. Dia menyebut fasilitas medis di tempat kerjanya mencukupi dengan 16 tempat dan 11 ventilator.

" Cuman, dua minggu terakhir ini pasiennya menurun," kata Fira.

Jokowi juga sempat bertanya apa yang paling sering dikeluhkan pasien. Fira menjawab kebanyakan pasien merasakan ketakutan.

" Dari pasien-pasien itu kebanyakan ketakutan, Pak. Kalau pasiennya sadar, sesak tapi masih dalam kondisi sadar pasti merasa takut," ucap dia.

Jokowi pun bertanya apakah Fira punya pesan untuk masyarakat.

" Untuk masyarakat dulu, ya Pak, tetap patuh protokol kesehatan. Tetap tolong dipatuhi," kata dia.

Fira mengaku sering melihat orang tidak menerapkan protokol kesehatan. Terutama ketika dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dari tempat kerjanya.

" Karena, tiap kali perjalanan pulang itu masih lihat kerumunan massa yang tidak pakai masker, masih suka berkerumun, Bapak," kata Fira.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar