Kisah Hidup Mbah Moen, Ulama Yang Jasadnya Masih Utuh Selama 4 Tahun Dikebumikan Di Pemakaman Ma’la
Dream - Setiap empat tahun sekali, Kerajaan Arab Saudi membongkar makam di Komplek Pemakaman Ma’la, Mekah. Tahun ini, sejumlah makam berusia empat tahun pun dibongkar, salah satunya adalah makam ulama Indonesia, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).
Saat makam Mbah Moen dibongkar, petugas terkejut karena jasadnya masih dalam keadaan utuh meski sudah empat tahun dikebumikan.
Kabar ini juga disampaikan oleh Gus Rifqil Muslim, pendakwah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah, Kaliwungu, Kendal, melalui cuitan Twitternya.
" Saya konfirmasi ke Muhammad Ali, Petugas Makam yang ikut membuka & melihat langsung mengatakan masih utuh Alhamdulillah Beberapa hari yang lalu makam KH. Maimoen Zubair dibongkar, jenazah beliau masih utuh & tetap dimakamkan di Ma’la," cuitan akun @rifqilmoeslim, dikutip pada Selasa 25 Juli 2023.
Mbah Maimoen memang dikenal memiliki berbagai karomah, bahkan hingga wafat di Tanah Suci, banyak kisah keistimewaannya. Dikenal sebagai sosok alim yang berilmu tinggi, kematangan ilmu KH Maimoen Zubair tidak ada satupun yang meragukan.
Sejak balita, ia bahkan sudah dibesarkan dengan ilmu-ilmu agama. Meski begitu, ia dikenal sebagai individu yang sangat tawadhu dan rendah hati.
Menurut NU Online, KH Maimoen Zubair merupakan putra Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Sang kakek, Kiai Ahmad bin Syu’aib merupakan ulama kharismatik yang teguh memegang pendirian.
Sementara Kiai Zubair merupakan murid kinasih Syeikh Sa’id Al-Yamani serta Syeikh Hasan Al-Yamani Al-Makky.
Sejak kecil, Mbah Moen diasuh langsung oleh sang ayah. Tak heran jika sebelum menginjak remaja, Mbah Moen telah menghafal dan memahami ilmu Sharaf, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah, dan bermacam Ilmu Syara’ lainnya.
Pada usia sekitar 17 tahun, Mbah Moen sudah hafal di luar kepala nadzam Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq, serta Rohabiyyah fil Faroidl.
Di tahun 1945, Mbah Moen memulai pengembaraannya guna ngangsu kaweruh ke Pondok Lirboyo Kediri, di bawah bimbingan KH Abdul Karim (Mbah Manaf). Kemudian, ia juga menimba ilmu agama dari KH Mahrus Ali dan KH Marzuqi.
Di usianya ke 21 tahun, ulama kelahiran tanggal 28 Oktober 1928 di Desa Karang Mangu Kecamatan Sarang, Jawa Tengah menimba ilmu di Makkah Al-Mukarromah.
Dua tahun kemudian, Mbah Moen kembali ke tanah air dan menikah di usia 25 tahun dan menjadi Kepala Pasar Sarang selama 10 tahun. Dari tiga kali pernikahannya, Mbah Moen dianugerahi 10 putra.
Tahun 1967, Mbah Moen mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar yang dekat dengan kediamannya. Banyak ulama-ulama dan santri yang berhasil karena ikut mondok di pesantren tersebut.
Mbah Moen wafat pada umur 90 tahun tepatnya Selasa, 6 Agustus 2019 saat sedang menunaikan haji di Mekah, Arab Saudi. Kemudian jasadnya dimakamkan di pemakaman Al Ma’la, Mekah.
Saya konfirmasi ke Muhammad Ali, Petugas Makam yang ikut
membuka & melihat langsung mengatakan masih utuh
Alhamdulillah Beberapa hari yang lalu makam KH. Maimoen Zubair dibongkar, jenazah beliau masih utuh & tetap dimakamkan di Ma’la
📍Jannatul Ma’la, Makkah
📆 23 Juli 2023 pic.twitter.com/Ea4duiSfAV— Rifqil Muslim Suyuthi (@rifqilmoeslim)July 23, 2023
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN