Kisah Kakek Penderita Stroke Seorang Diri Keliling Dunia

Reporter : Puri Yuanita
Selasa, 18 Agustus 2015 12:31
Kisah Kakek Penderita Stroke Seorang Diri Keliling Dunia
Perjalanan keliling dunia sejauh 43.000 mil (69,202 km) itu dilakukan sang kakek setelah ia mengalami stroke yang mengharuskannya berhenti dari pekerjaan.

Dream - Mendengar cerita ini tentu Anda akan merasa takjub. Seorang kakek asal Skotlandia bernama Stuart Macdonald melakukan perjalanan keliling dunia seorang diri melalui jalur laut menggunakan boat.

Menariknya, perjalanan keliling dunia sejauh 43.000 mil (69,202 km) itu justru dilakukan Stuart setelah ia mengalami stroke yang membuatnya berhenti dari pekerjaan.

Dilansir dari Dailymail, Selasa 18 Agustus 2015, diakui Stuart awalnya ia tak pernah berpikir atau berencana untuk berlayar keliling dunia. Dulu ia sangat menikmati karirnya sebagai seorang konsultan kelautan. Hingga akhirnya ia menderita penyakit stroke beberapa tahun lalu yang mengharuskannya untuk pensiun dini.

Menderita sakit tak lantas membuatnya menyerah pada keadaan. Ia justru 'tertantang' untuk hidup mandiri tanpa bergantung pada keluarga atau orang lain.

Hingga suatu hari ia terdorong untuk mewujudkan impian seumur hidupnya, yakni menikmati kebebasan di masa tua dengan melakukan perjalanan laut yang panjang.

" Waktu itu saya hanya ingin pergi dan belum punya gambaran apapun, ke mana atau berapa lama akan pergi. Saya hanya ingin pergi seberapa jauh yang saya bisa," terang Stuart.

Perjalanan pun ia mulai pada bulan Agustus 2010. Dari Glasgow, ia berkelana mengelilingi samudra mengunjungi Selandia Baru, Fiji, Mauritius, Barbados, Karibia, Cape Town, dan negara-negara lain, sebelum akhirnya kembali ke rumah setelah 4 tahun mengalami pengembaraan yang luar biasa.

" Saya telah melewatkan 4 tahun yang luar biasa. Sebelumnya, saya terbiasa hidup dalam masyarakat yang penuh aturan, kediktatoran dan kewajiban. Tapi di atas lautan, saya benar-benar bisa menikmati kebebasan. Saya hidup dalam aturan sendiri," katanya.

Meski mengasyikkan, tak berarti perjalanan Stuart berjalan tanpa hambatan. Ia banyak mengalami kendala selama berlayar terlebih karena kondisi fisiknya belum 100 persen pulih.

" Saya mengalami beberapa masalah. Terutama saat berada di dua area pelayaran paling ekstrem, yakni dari Pasifik ke Darwin di pantai utara Australia dan saat berlayar dari Samudra Hindia ke Mauritius. Di sana cuaca sangat buruk, angin bertiup kencang berhari-hari," ujar kakek 'perkasa' itu.

Tapi secara keseluruhan, lanjut Stuart, ia sangat puas terhadap apa yang dilakukannya.

" Empat tahun yang paling memuaskan hidup saya. Sekarang saya mengerti, bahagia itu bisa didapatkan dengan banyak cara. Setelah saya kembali, saya merasa lebih muda," katanya.

Kini, Stuart menuangkan seluruh kisah petualangannya di laut lepas ke dalam sebuah buku berjudul 'The Long Way Home'. Buku karya Stuart pun telah mulai dipasarkan secara online dengan harga 9,50 pound sterling.

Beri Komentar