Sumber: Instagram.com/medinakamil
Dream - Setelah 17 tahun berlalu, Medina Kamil masih berkaca-kaca saat menceritakan pengalaman pahitnya ketika menjadi pemandu acara Jejak Petualang yang membuatnya kehilangan seorang teman.
Dia mengalami musibah itu saat berada dalam perjalanan laut dari Kota Agats, Kabupaten Asmat, menuju Timika menggunakan perahu.
Namun, saat ditengah perjalanan itu yang terdiri dari lima kru dan tiga warga lokal harus menghadapi cuaca yang buruk. Perahu yang mereka tumpangi dihantam ombak besar hingga terbalik.
Mereka pun terpisah, Medina bersama tiga kru tidak berhasil naik ke perahu dan terapung seharian hingga akhirnya terdampar di pulau kecil.
“ Jadi ketika lagi dari Asmat mau nyebrang ke Timika jadi kejadiannya perahunya terbalik, akhirnya kami terapung-apung di lautan sekitar ada satu hari,” ucap Medina Kamil mengenang pengalaman pahitnya di acara TV FYP Trans7.
Saat terdampar di pulau yang tidak diketahui oleh mereka, terpaksa Medina dan rekannya harus bertahan hidup seadanya. Mereka mengandalkan pengalamannya syuting di Papua untuk mencari makanan sehari-hari selama terdampar.
“ Besoknya terdampar, ada satu pulau kecil gitu di daerah Asmat, nah di tengah pulaunya itu ada hutan mangrove,” ungkap Medina.
Selama di pulau itu, mereka memakan hewan-hewan laut yang ditemukan di hutan mangrove tersebut, mulai kepiting hingga keong.
“ Untungnya kita sebelumnya pernah syuting ya nangkep dalamnya itu ada kepiting, ada keong-keong bakau, jadi makan itu setiap hari,” tambahnya.
Saat itu, tak ada barang bawaan yang bisa diselamatkan selain baju yang menempel di badan. Semua peralatan syuting, seperti kamera dan materi yang telah diambil selama sebulan, pun ikut raib ditelan ombak.
“ Udah enggak ada apa-apa cuma baju di badan doang yang kebawa, ya hilang semua kamera, kamera hilang, materi syuting selama satu bulan hilang,” ujarnya.
Medina mengatakan bahwa Bagus yang saat itu bersama dengan tiga orang lokal dan terpisah dengannya berhasil naik ke perahu yang dihantam ombak.
Sementara Medina dan ketiga rekannya berhasil dievakuasi di hari ke lima mereka terdampar di pulau kecil.
Namun, sejak peristiwa yang terjadi 6 Juni 2006 itu, Bagus bersama tiga warga lokal yang bersamanya masih belum ditemukan hingga saat ini.
Menurut Medina, pertemanan singkat dengan rekannya yang hilang, bukan berarti Bagus tidak berarti untuknya. Hingga kini ia bahkan masih merasa kehilangan. Dia memandang Bagus sebagai sosok yang baik hati.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN