Dream – Kisah nenek moyang Bani Israil rupanya berawal dari saudara kembar yang saling bermusuhan. Mari kita telisik lebih jauh silsilah leluhur Bani Israil yang sering dinisbatkan kepada keturunan Nabi Yakub.
Nabi Yakub adalah putra Nabi Ishaq bin Ibrahim. Ibunya adalah anak dari saudara Nabi Ibrahim bernama Rifqah binti A’zar.
Rupanya, Nabi Yakub memiliki saudara kembar yang bernama Ishu. Dinamakan Yakub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit saudara kembarnya.
Fakta terungkap bahwa Nabi Yakub ternyata dimusuhi oleh saudara kembarnya sendiri. Konflik saudara kembar ini membuat Nabi Ishaq sebagai ayah semakin kalut.
Ahmad Bahjat dalam Buku “Sejarah Nabi-Nabi Allah” menjelaskan, Ishu disinyalir sebagai nenek moyang bangsa Romawi. Sedangkan Yakub merupakan nenek moyang Bani Israil. Nabi Yakub diangkat menjadi seorang Rasul yang menerima wahyu dari Allah dan mengajarkan wahyu tersebut kepada umatnya. Nabi Yakub juga dijuluki Israil karena sering melakukan perjalanan di malam hari.
Ishu menyimpan dendam kesumat kepada Nabi Yakub. Ishu merasa orang tuanya lebih mencintai dan menyayangi Yakub daripada dirinya. Hubungan saudara kembar ini semakin memburuk saat Ishu mengetahui bahwa ibunya mengajukan Yakub ketika sang ayah, Nabi Ishaq, meminta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan didoakan. Oleh karenanya Ishu tidak mendapat kesempatan seperti Yakub yang mendapat berkah dan doa dari ayahnya.
Sejak saat itu sikap Ishu sangatlah dingin dan sengit kepada saudara kembarnya, Yakub. Bahkan ia sering mengancam Yakub sehingga membuat saudara kembarnya itu mengadu kepada sang ayah, Nabi Ishaq.
“Wahai Ayahku! Tolonglah berilah aku solusi bagaimana aku harus menghadapi saudaraku Ishu yang membenciku, mendendam, dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakiti hatiku, sehingga hubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang, tidak ada saling cinta dan saling sayang. Ia marah karena Ayah memberkati dan mendoakan aku agar aku memeroleh keturunan yang sholeh, dimudahkan rezeki dan kehidupan yang makmur serta kemewahan.”
Keluh kesah Nabi Yakub masih berlanjut, “Ia menyombongkan diri dengan kedua istrinya dari Suku Kana’an. Ia mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua istrinya akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak. Hal ini begitu menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah! Berikan aku solusi bagaimana dapat mengatasi masalah ini secara kekeluargaan?”
“Wahai Anakku! Umurkan yang sudah lanjut membuatku tak dapat menengahi persoalan di antara kamu berdua. Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, raut mukaku sudah berkerut dan aku sudah di ambang pintu perpisahan dari kamu dan akan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khawatir sepeninggal diriku, gangguan saudara kembarmu akan menjadi-jadi dan secara terbuka ia akan memusuhimu hingga mencelakaimu.”
“Sementara ia memiliki dukungan dari saudara-saudara iparnya yang berpengaruh di negeri ini. Maka dari itu, jalan terbaik bagimu ialah meninggalkan negeri ini dan berhijrah ke Fadan A’ram di Irak.
Di sana ada bapak saudara ibumu, yaitu Laban bin Batu’il. Kawinlah engkau dengan salah satu putrinya.
Dengan demikian kuatlah kedudukan sosialmu, agar disegani dan dihormati karena kedudukan sosial mertuamu yang menonjol di masyarakat.
Pergilah engkau ke sana dengan iringan doaku, Wahai Anakku!
Semoga Allah memberkati perjalananmu, melimpahkan rezeki kepadamu dan diberi kedamaian dalam kehidupanmu.”
Nabi Yakub pun segera mempersiapkan diri untuk menjalankan nasehat sang ayah. Ia meminta restu kepada ayah dan ibunya ketika akan berhijrah ke Fadan A’raam di daerah Irak. Nabi Yakub melakukan perjalanan panjang seorang diri melewati gurun pasir Sahara yang membakar kulitnya. Sesekali ia beristirahat untuk mengurangi rasa letihnya. Dalam salah satu tempat istirahatnya, ia tertidur di bawah sebuah batu karang yang besar.
Ia terlelap dalam tidurnya kemudian bermimpi bahwa ia dikaruniai rezeki yang luas, kehidupan yang damai, keluarga yang lengkap, anak cucu yang sholeh dan memiliki kerajaan yang besar serta makmur. Tak lama kemudian ia terbangun dari tidurnya, mengusap matanya dan mendapai dirinya hanya bermimp. Namun demikian, ia yakin bahwa mimpinya akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuai dengan doa yang dipanjatkan ayahnya.
Setibanya di sebuah persimpangan jalan di Kota Fadan A’raam, ia bertanya kepada salah satu penduduk mengenai keberadaan rumah pamannya, Laban bin Batu’il. Diketahui bahwa pamannya itu adalah sosok yang kaya raya dengan perusahaan peternakan terbesar di kota itu.
Penduduk yang ditanyai Nabi Yakub itu menunjuk ke seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing sambil berkata, “Kebetulan sekali, itu adalah anak perempua Laban bernama Rahil, yang dapat membawamu ke rumah ayahnya.”
Nabi Yakub menghampiri gadis cantik itu dengan hati berdebar. Suaranya terputus-putus saat mengenalkan dirinya. Ia mengatakan bahwa ibunya adalah saudara kandung dari ayah si gadis. Mendengar perkenalan dan tujuan Nabi Yakub, Rahil pun bergembira. Ia dengan senang hati mengantarkan Nabi Yakub untuk menemui ayahnya, Laban.
Kehidupan Nabi Yakub berjalan sebagaimana nasehat dan doa ayahnya. Ia bertemu pamannya, mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, menikahi sepupunya.
Setelah dikaruniai 10 putera dari istrinya, kemudian ia kembali ke negeri Kana’an untuk menyempurnakan risalah ayahnya, Nabi Ishaq dan kakeknya, Nabi Ibrahim untuk menyeru pada agama tauhid.
Di kampung halamannya itu, Nabi Yakub dikaruniai dua putra yaitu Yusuf dan Benyamin. Sehingga jumlah putranya genap 12 orang. Keturunan Nabi Yakub inilah yang nantinya disebut Bani Israil. Israil adalah nama lain dari Nabi Yakub. Salah satu dari golongan Bani Israil ini nantinya disebut sebagai Yahudi yang merupakan keturunan Yehuda, anak Nabi Yakub yang paling kuat.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas