Kisah Paulus Selamat dari Kecelakaan Maut Sriwijaya Air Gara-gara Rapid Test

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Minggu, 10 Januari 2021 18:12
Kisah Paulus Selamat dari Kecelakaan Maut Sriwijaya Air Gara-gara Rapid Test
Begini kisah Paulus.

Dream - Paulus Yulius Kollo salah satu nama yang ada di dalam manifest pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak, ternyata terhindar dari kecelakaan maut pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Paulus bersama temannya bernama Indra Wibowo selamat dari insiden itu, lantaran memilih menggunakan KM Lawit ke Pontianak, via Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta, Kamis, 8 Janauri 2021 tanpa menginformasikan kembali ke pihak Sriwijaya Air.

Paulus kepada Merdeka.com melalui sambungan telepon menceritakan, ia bersama enam orang temannya berangkat dari Makassar ke Pontianak transit Jakarta menggunakan maskapai Sriwijaya Air, pada Senin, 4 Januari 2021.

Namun, karena hanya bermodalkan rapid test biasa, Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo tidak diperkenankan untuk melanjutkan penerbangan ke Pontianak. Menurut Paulus awalnya ia sempat protes ke maskapai, karena pembatalan keberangkatan itu tidak dilakukan langsung di Makassar.

" Saya ke Pontianak untuk kerja, saya kerja di perusahaan yang pasang jaringan telepon seluler. Kami dari Makassar tanggal 4 sore mau ke Pontianak transit di Jakarta. Saya dengan teman Indra Wibowo yang namanya urutan kedua di manifest itu tidak lanjut, karena katanya masuk Kalimantan Barat wajib swab, sedangkan kami dua hanya rapid test saja. Teman kami empat orang itu langsung berangkat tanggal 5 pagi karena punya hasil swab," cerita Paulus, Minggu 10 Januari 2021.

 

1 dari 4 halaman

Memilih Gunakan Kapal Laut

Setelah berdiskusi dengan petugas Sriwijaya Air di Bandara Soekarno-Hatta, mereka berdua diminta untuk penjadwalan ulang (reschedule) keberangkatan ke hari Sabtu, 9 Januari 2021  kemarin.

Karena tidak punya uang lebih untuk melakukan swab test, Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo yang bermodalkan rapid test memilih menggunakan KM Lawit Rute Jakarta-Pontianak, melalui pelabuhan Tanjung Priuk, Jumat 8 Januari 2021.

" Sampai di Jakarta kami diberitahukan jika masuk Kalimantan Barat wajib bawa hasil Swab, kami enam orang jadi empat teman langsung berangkat Pontianak karena punya hasil swab, sedangkan saya dengan Indra Wibowo batal karena hanya bawa hasil rapid antigen biasa. Kami tanya swab di Jakarta harganya 2,6 juta per orang, tapi tidak punya uang. Tanggal 8 bos dari Pontianak telepon saya dan tanya harga swab, saya jawab harganya per orang 2,6 juta, makanya bos bilang kalau begitu pake kapal laut saja makanya tanggal 8 saya dengan Indra Wibowo naik kapal Lawid rute Jakarta-Pontianak, di pelabuhan Tanjung Priok," jelas Paulus.

2 dari 4 halaman

Sempat Menangis

Dirinya baru mengetahui telah terjadi kecelakaan pada pesawat Sriwijaya Air SJ 182, di Kepulauan Seribu setelah handphone miliknya mendapatkan sinyal. Walaupun syok dan menangis sendirian di dalam kapal setelah mendapat informasi kecelakaan itu, Paulus bersyukur atas kebesaran Tuhan.

" Kapal sudah mau sandar di pelabuhan baru ada sinyal jadi baru saya liat banyak informasi kalau pesawat Sriwijaya Air, yang saya batal naik itu jatuh di Kepulauan Seribu. Keluarga dan teman-teman telepon tanya kabar dan saya jelaskan kalau saya batal terbang dengan Sriwijaya Air dan pake kapal laut ke Pontianak.

" Nama saya masuk manifest pertama dan Indra Wibowo nama kedua. Nama kami masih masuk manifest mungkin karena kami berangkat ke Pontianak pakai kapal laut, tidak menginformasikan ke pihak Sriwijaya Air terkait Reschedule atau penjadwalan ulang ke tanggal 9 kemarin. Saya baru saja sampai Pontianak dan sangat bersyukur kepada Tuhan," tutupnya. (mut)

Sumber: merdeka.com

3 dari 4 halaman

Video Bawah Laut Puing-puing Sriwijaya Air, Bikin Merinding...

Dream - TNI Angkatan Laut (TNI AL) menemukan puing-puing besar milik Sriwijaya Air SJ182 di kedalaman sekitar 23 meter. Lokasi temuan berada di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

" Mudah-mudahan rencana pengangkatan potongan-potongan pesawat yang saat ini ada di kedalaman kurang lebih 23 meter bisa segera diangkat," ujar Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam keterangan pers bersama Menhub Budi Karya Sumadi di JICT, Jakarta, Sabtu 10 Januari 2021.

Rencananya, lanjut Panglima TNI, puing-puing besar pesawat akan diangkat menggunakan kapal yang memiliki kemampuan untuk menderek atau kapal crane.

" Namun bagian-bagian yang besar akan kita datangkan kapal yang memiliki kemampuan crane untuk mengangkat bagian-bagian tersebut," terangnya lagi.

Para penyelam satuan khusus penyelaman TNI AL di bawah Komando Armada I, yang tergabung dalam Dinas Penyelamatan Bawah Air Komando Armada I (atau Dislambair Koarmada II) berhasil menemukan puing-puing besar pesawat.

Penampakan puing-puing yang berserakan di dasar laut itu terlihat begitu jelas. Berikut video bawah laut dari tim Dinas Penyelmatan Bawah Air Komando Armada I:

4 dari 4 halaman

Video Bawah Laut Puing-puing Sriwijaya Air SJ182

      View this post on Instagram      

A post shared by KOARMADA I (@koarmada_1)

 

Beri Komentar