Kisah Mubarak Pemuda Miskin yang Menikah dengan Perempuan Cantik dan Mertua Kaya Raya

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Kamis, 6 April 2023 05:01
Kisah Mubarak Pemuda Miskin yang Menikah dengan Perempuan Cantik dan Mertua Kaya Raya
Akhlak yang dimiliki pemuda itu berhasil membuat kagum.

Dream - Dikisahkan ada seorang pemuda miskin yang dinikahkan dengan seorang perempuan cantik yang adalah putri dari seorang hakim kaya raya. Mungkin terasa aneh bagi sebagian orang ketika mendengar ada orang tua yang justru menjodohkan putrinya dengan seseorang yang tidak memiliki apa-apa.

Namun, berbeda dengan Nuh bin Maryam yang merupakan hakim sekaligus pemimpin justru memilihkan jodoh untuk putrinya dengan seorang budak. Lalu, pertimbangan seperti apakah yang dilakukan oleh hakim tersebut hingga benar-benar mantap menjodohkan putrinya dengan laki-laki itu?

Kisah itu diceritakan oleh Imam al-Ghazali dalam At-Tibrul Masbuk fi Nashihatuil Muluk. Untuk mengetahui bagaimana Nuh bin Maryam memilih menantu sekaligus pasangan untuk sang putri, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui islam.nu.or.id.

1 dari 3 halaman

Keinginan Nuh bin Maryam Mencarikan Jodoh untuk Putrinya

Nuh bin Maryam adalah seorang hakim dan gubernur yang berada di Marw, Persia. Selain menjadi hakim dan gubernur, Nuh bin Maryam juga dikenal sebagai orang yang kaya raya. Ia memiliki seorang putri yang sangat cantik, bahkan pekerjaannya pun tidak bisa dianggap remeh.

Menyadari bahwa usia sang putri sudah waktunya untuk menikah, Nuh pun berencana untuk mencarikan jodoh bagi putrinya itu. Ada banyak laki-laki yang datang untuk melamar sang putri. Tak tanggung-tanggung, mereka adalah laki-laki terpandang, punya pangkat tinggi, dan pastinya kaya raya.

Meski begitu, Nuh tidak langsung menerima begitu saja lamaran itu meski laki-laki yang datang berasal dari kalangan atas. Ia sangat berhati-hati dalam memilihkan jodoh untuk putrinya. Nuh mengalami kebingungan jika memilih salah satu dari mereka, lalu yang lainnya bagaimana. Ia sangat takut yang lain akan merasa tersinggung karena tidak dipilih.

2 dari 3 halaman

Memilih Menantu Seorang Budak

Sebagai seorang yang kaya raya, Nuh memiliki kebun sangat luas dan di dalamnya ditugaskan seorang budak laki-laki untuk mengurus kebun tersebut. Laki-laki itu berasal dari India bernama Mubarak.

Suatu hari, Nuh meminta tolong pada Mubarak untuk memetik anggur segenggam. Mubarak pun langsung memetiknya dan memberikan anggur itu pada tuannya. Saat dimakan, ternyata semua anggur itu rasanya masam. Nuh pun meminta Mubarak untuk memetiknya lagi dan sama saja, anggur itu rasanya masam juga.

" Mubarak, dari anggur sebanyak ini, kenapa kamu tidak bisa membedakan mana yang manis dan mana yang masam?" tanya Nuh.

" Maaf, tuan. Aku benar-benar tidak tahu mana yang manis dan mana yang masam." jawab Mubarak.

" Kau ini bagaimana? Sudah satu bulan penuh kau mengurus kebun ini, tapi membedakan jenis anggur saja tidak bisa." tegas Nuh.

" Benar, tuan. Aku memang tidak bisa membedakan rasanya." ucap Mubarak.

" Kau kan bisa mencicipinya agar tahu mana yang manis dan mana yang masam." jelas Nuh.

" Maaf, tuan. Engkau hanya memerintahkan untuk menjaganya, bukan mencicipi. Aku tidak ingin mengkhianatimu." terang Mubarak.

Penjelasan Mubarak pun membuat Nuh kagum dengan moral dan kecerdasan dari budaknya itu. Ia pun mengatakan bahwa dirinya senang dengan prinsip yang dimiliki oleh Mubarak hingga akhirnya Nuh memberikan perintah untuk Mubarak. Begitu juga Nuh sebagai budak yang taat akan langsung menuruti perintah tuannya.

Nuh menceritakan bahwa dirinya memiliki seorang putri yang cantik. Ada banyak laki-laki kaya yang datang untuk melamar, tapi belum bisa menentukan pilihan. Lalu, Nuh pun meminta saran kepada Mubarak tentang menantu. Beginilah jawaban Mubarak?

" Dalam memilih menantu, dulu orang-orang kafir zaman ahiliah melihat siapa orang tuanya, bagaimana reputasinya, seperti apa rumahnya, dan berapa besar kekayaannya. Sementara umat Yahudi dan Nasrani melihat sejauh mana kecantikan dan kemolekannya. Pada zaman Rasulullah sendiri, yang jadi pertimbangan adalah kualitas agama dan ketakwaannya. Pada zaman kita sekarang, kekayaan menjadi prioritas utama. Silakan, tuan pilih di antara empat ini."

Setelah mendengar penjelasan Mubarak, Nuh pun mengatakan bahwa ia menyukai menantu yang agamanya kuat, bertakwa, dan amanah. Ia menyampaikan keinginannya agar Mubarak menjadi menantunya.

" Tapi, tuan. Aku hanya seorang budak India berkulit hitam yang dulu engkau beli. Kenapa sekarang justru tuan ingin mengangkatku sebagai menantu?" jawab Mubarak dengan penuh keheranan.

3 dari 3 halaman

Pernikahan Mubarak dan Putri Nuh bin Maryam

Setelah menjelaskan niatnya kepada Mubarak, Nuh pun langsung berunding dengan istrinya. Dan istrinya menyerahkan segala keputusan pada sang suami. Namun akan terlebih dahulu menanyakan hal tersebut pada putrinya dan mengetahui bagaimana respons dari sang putri.

Putri mereka pun juga menyerahkan pilihan itu kepada kedua orang tuanya dan akan mematuhi keputusan tersebut. Mubarak dan putri dari Nuh bin Maryam pun akhirnya melangsungkan pernikahan. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang ulama besar yang zuhud dan banyak meriwayatkan hadis. Nama beliau juga sangat terkenal dalam dunia intelektual Muslim.

Beri Komentar