Riski Rismawan (Foto: Istimewa)
Dream - Tak ada yang melarang seorang menjadi sukses, semua individu pasti akan menemukan jalannya masing-masing. Hal inilah yang dipercaya Riski Rismawan, santri Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Jurusan Desain Grafis Kampus Sawangan, Depok.
Riski, sapaan akrabnya, telah menjadi piatu sejak usianya 17 tahun. Sejak saat itu, ia menjadi tulang punggung keluarga dan rela masa remajanya terenggut demi bisa menopang kebutuhan sehari-hari.
Berbagai pekerjaan pun ia lakoni, mulai dari mengumpulkan barang bekas agar bisa dijual, membajak sawah milik orang, hingga menjadi tukang ojek. Semuanya ia lakukan demi menghidupi seluruh anggota keluarganya.
Riski hidup bersama ayah, nenek, dan satu adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Ayahnya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp500 ribu per bulan. Ia juga kerap mencari barang rongsokkan untuk penghasilan tambahan, namun usahanya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan serta pendidikana kedua anaknya.
Sebelum meninggal dunia, sang ibunda berkeinginan membangun rumah agar seluruh keluarga bisa tinggal di tempat yang layak. Kondisi rumah Riski saat ini sungguh memprihatinkan, atapnya kerap kali mengalami kebocoran saat hujan datang, dindingnya rapuh dan tak terta rapi.
Atas dasar itu, Riski bertekad untuk menjadi orang sukses di kemudian hari. Ia juga harus menyekolahkan sang adik lantaran ayahnya kini sudah memasuki usia renta.
Meski hidup dengan serba keterbatasan, semangat belajar Riski tak pernah redup. Atas dasar motivasi dari keluarga dan temannya, Riski mulai tertarik untuk mengikuti program LAZ Al Azhar dalam pengentasan pengangguran untuk usia produktif Rumah Gemilang Indonesia (RGI) di Kampus Sawangan, Depok.
Ia bergabung bersama ratusan pemuda yang memiliki visi dan misi yang sama yaitu mengubah perekonomian keluarga menjadi lebih baik serta menjadi pribadi dengan spiritualitas yang baik.
Riski memiliki mimpi menjadi seorang animator 3D yang andal. Ia juga diketahui kerap mengikuti kelas sharing session bersama CEO dan Founder The Little Giant, Aditia Triantoro yang juga merupakan animator dari film animasi Nussa dan Rara.
" Saya sangat terinspirasi dengan kisah perjalanan Mas Adit. Dia aja harus berjuang selama 17 tahun baru bisa mencapai titik kesuksesan seperti sekarang, dan saya yakin melalui belajar di RGI adalah bagian dari step kesuksesan saya" , jelas Riski.
Dream - Dalam meraih kesuksesan dan keluar dari keadaan ekonomi yang kurang memadai, diperlukan kerja keras serta kegigihan. Seperti kisah perjuangan Agustina Wulan, 27 tahun.
Wulan, panggilan akrabnya, tinggal bersama ibu dan kedua saudara kandungnya di Jl Pepaya 2, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Ia tinggal di rumah petak sederhana berkuran 2,5 x 7 meter.
Ibu Wulan bekerja sebagai pedagang sayur keliling yang hampir setiap harinya terjaga hingga pukul 03.00 dini hari. Penghasilannya setiap hari Rp50 ribu yang hanya bisa dipakai untuk membeli makan bagi tiga anaknya.
“ Tak jarang saya selalu merasa sedih, setiap malam selepas saya salat tahajud saya selalu menyempatkan diri untuk sujud meminta agar Allah SWT memberikan kemudahan untuk mencari rezeki. Setiap perjalanan hidup memang tidak dapat ditebak. Siapa sangka saya yang seorang single parent mampu mengantarkan anak-anak ke gerbang pendidikan,” ujar Wiku Pamerdasih, ibunda Wulan.
Meski hidup terbilang pas-pasan, beruntungnya Wulan dikenal sebagai sosok yang rajin dan cerdas.
Sejak duduk di bangku SMK Farmasi Minasa Mulia, Wulan kerap mengambil pekerjaan paruh waktu di berbagai tempat guna membantu ibunya. Penghasilannya digunakan untuk tambahan biaya sekolah.
Meski waktu senggangnya dipakai untuk bekerja, prestasi pendidikannya tak berpengaruh banyak. Malahan, Wulan kerap mendapat deretan prestasi di sekolah.
“ Meskipun sempat mengalami kesedihan hebat saat kepergian ayah, tapi itu tak menjadi alasan untuk kembali bangkit melanjutkan cita-cita yang sudah terajut. Waktu itu tujuan saya hanya ingin membahagiakan ibu dan mengubah perekonomian keluarga menjadi lebih baik,” katanya.
Saat masih bersekolah di SMK, ibunda Wulan mengaku kebingungan lantaran tidak memiliki uang untuk melanjutkan sekolahnya. Beruntungnya, ada program beasis 3G (Tiga Gemilang) yang digulirkan oleh LAZ Al Azhar untuk siswa/i kelas 3 SMA/sederajat bagi kalangan duafa yang berprestasi di bidang akademik.
Selepas lulus dari SMK Farmasi Minasa Muia, Wulan belum bisa langsung meneruskan pendidikannya karena kendala biaya. Tapi karena dorongan dan doa kuat dari ibunda tercinta akhirnya Wulan bisa meneruskan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Farmasi.
Merasakan pahitnya kehidupan membuat Wulan terus maju, ternyata pesan moral yang disampaikan ibunda juga menjadi sebuah pengingat.
“ Bekerjalah kamu, semua itu untuk kamu sampai kamu sukses dan bisa mandiri. Semoga kehidupan yang kamu miliki kelak dapat lebih baik dari kehidupan yang ibu jalani,” ungkap Wiku.
Wiku juga mengatakan bahwa pengalaman hidup berliku yang dijalani Wulan agar dijadikan pembelajaran dan pasti ada hikmah bisa diambil.
“ Kamu ini termasuk orang yang dipilih Allah SWT dan termasuk kepada orang-orang luar biasa, karena bisa menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini hingga sukses. Sama seperti mama yang bisa membesarkan tiga orang anak tanpa didampingi bapakmu, dan semoga kamu menjadi orang sukses dan punya banyak manfaat” tutupnya.
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO