Lambaian Tangan Selamatkan Siswa Korban Gempa Dahsyat Meksiko

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 22 September 2017 16:02
Lambaian Tangan Selamatkan Siswa Korban Gempa Dahsyat Meksiko
Awalnya tim penyelamat menduga tidak ada korban selamat.

Dream - Struktur Sekolah Enrique Rebsamen bertingkat tiga runtuh karena 7,1 skala Richter yang terjadi di Meksiko pada Rabu, 20 September 2017. Tim evakuasi berhasil mengevakuasi 21 jenazah anak-anak dan empat orang dewasa dari lokasi reruntuhan.

Tetapi, dari proses evakuasi muncul kejadian yang tak terduga. Dilaporkan Foro TV, tim penyelamat mendengar teriakan anak kecil, siswi Sekolah Enrique Rebsamen. Siswi yang selamat itu menggerakkan tangannya agar tim penyelamat dapat melihat.

Anjing pencari dilepaskan untuk mencari tahu keberadaan siswi tersebut.

Tim penyelamat kemudian menggali tumpukan puing-puing. Tentara meletakkan balok kayu, mencegah reruntuhan jatuh.

The Chichago Tribune menggambarkan proses penyelamatan di malam itu sebagai 'secercah harapan di malam yang suram'.

Tak lama setelah berhasil membuka jalan masuk, sekelompok tim penyelamat memutuskan masuk ke liang reruntuhan.

Pedro Serrano, dokter berusia 29 tahun, yang menjadi sukarelawan menuturkan kisah penyelamatan itu. Pedro merangkak ke celah tumpukan yang rawan ambruk itu.

" Kami menggali lubang, lalu merangkak masuk," kata Serrano.

" Kami berhasil masuk ke kelas yang ambruk, kami melihat beberapa kursi dan meja kayu," kata Serrano. " Berikutnya yang kami lihat adalah sebuah kaki, dan kemudian kami mulai membereskan puing-puing dan kami menemukan seorang gadis dan dua orang dewasa, seorang wanita dan seorang pria."

Tak satu pun dari mereka masih hidup.

Tim penyelamat meninggalkan mereka di sana. Sebab, tidak ada cara untuk mengeluarkannya.

Di luar gerbang sekolah, kerumunan orang tua yang cemas mengabarkan telah menerima pesan Whatsapp dari para siswi yang terjebak di dalamnya. Tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti apakah itu benar.

" Kita bisa mendengar suara kecil," kata Serano. " Kami tidak tahu apakah mereka datang dari atas atau bawah - dari dinding di atas (runtuh), atau dari seseorang di bawah meminta pertolongan."

Pekerjaan berlanjut hingga malam, saat truk pickup penuh dengan regu penyelamat sukarela dengan sekop dan beliung. Terkadang, tim penyelamat akan meminta keheningan sehingga mereka bisa mendengarkan tanda-tanda kehidupan.

Relawan berhenti melewati balok kayu dan ember puing-puing dan terdiam.Diam-diam, mereka mengepalkan tinjunya ke udara dengan isyarat harapan, solidaritas dan ketahanan.

Beberapa anak lainnya akhirnya mampu dievakuasi tak lama setelah gempa.

Beri Komentar