Kisah Wanita Tetap Selamat Usai Terlempar Dari Pesawat Dan Terdampar Di Hutan Amazon Selama 11 Hari (Shutterstock)
Dream - Pesawat memang sudah dirancang untuk siap menerima sambaran petir. Namun, rupanya tak semua pesawat aman dan selamat ketika menerima sambaran petir.
Beberapa kasus pesawat jatuh akibat tersambar petir jadi bukti nyatanya. Seperti kisah pesawat yang menyisakan satu penumpang selamat ini.
Juliane Koepcke yang mengudara bersama LANSA 508 dan jatuh di atas hutan Amazon di Peru setelah sambaran petir pada bulan Desember 1971, menjadi satu-satunya orang yang selamat dari 92 penumpang di pesawat tersebut.
Gadis berusia 17 tahun itu berhasil bertahan hidup sendirian dari ganasnya hutan Amazon selama hampir sebelas hari setelah terlempar sejauh dua mil ke tanah dari udara.
Hingga saat ini, wanita legendaris itu masih hidup. Cerita bermula ketika dia dan ibunya hendak pergi menemui ayahnya untuk merayakan Natal bersama. Namun karena cuaca yang buruk, penerbangan tersebut sempat delay selama tujuh jam.
Sempat beredar rumor bahwa maskapai yang mereka tumpangi memiliki reputasi yang buruk, namun karena tak sabar ingin merayakan Natal bersama, keduanya pun menghiraukan hal tersebut.
Benar saja, usai tersambar pertir, pesawat tersebut terjatuh dan hancur di atas hutan Amazon. Namun, Juliane diketahui tetap terikat dengan sabuk pengamannya di kursi, hal itu cukup membuatnya terlindung dan mendapatkan pendaratan yang empuk.
Selepas tragedi maut itu, dirinya berjuang untuk hidup melawan ganasnya hutan Amazon dan para penghuninya.
Sebanyak 14 penumpang lainnya sempat ditemukan selamat dari kecelakaan awal tetapi berujung meninggal menunggu penyelamatan. Termasuk ibunda Juliane.
Ibu Juliane, yang duduk di kursi di sebelahnya, mengucap kata-kata terakhirnya, “ Itulah akhirnya, semuanya sudah berakhir,” sesat setelah petir menyambar.
Orangtua Juliane diketahui menjalankan pusat penelitian yang mempelajari satwa liar di hutan Amazon, dan pengetahuan yang dia peroleh di sana terbukti sangat berharga untuk kelangsungan hidupnya.
Juliane harus melawan nyamuk dan kelaparan sebelum nelayan menemukannya dan membawanya dengan kano kembali ke peradaban.
Luka di tangan membuat lenganya dihinggapi belatung. Ia lantas teringat nasihat ayahnya untuk menuangkan bensin dan mengambilnya setelah diselamatkan.
Dirinya berjalan menyusuri pinggir sungai dengan berbekal pengetahuan dari kedua orangtuanya, tertatih-tatih menyeret dirinya selama sebelas hari. Hingga dia menemukan sang penyelamat yang membawa ke desa. (x)
Sumber: Daily Star
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia