Ilustrasi
Dream - Setiap khutbah, terdapat beberapa rukun yang harus dijalankan seorang khatib. Salah satunya adalah sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sholawat ini diucapkan di bagian pembuka khutbah. Tepatnya setelah mengucapkan lafal Alhamdulillah.
Secara rinci, rukun khutbah terdiri atas lima hal. Rukun pertama adalah mengucap Alhamdulillah, dilanjutkan rukun kedua yaitu membaca sholawat.
Rukun ketiga adalah menyampaikan wasiat takwa. Ketiga rukun ini merupakan penentu sahnya sebuah khutbah.
Rukun keempat yaitu membaca salah satu ayat Alquran. Sedangkan rukun kelima yaitu berdoa untuk kaum mukminin.
Tetapi, ada yang meyakini sholawat bukanlah bagian dari rukun khutbah. Ini karena dalam setiap khutbah, Rasulullah Muhammad SAW tidak membaca sholawat.
Lantas, apa makna di balik dijadikannya sholawat Nabi sebagai rukun khotbah?
Dikutip dari rubrik Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama, terdapat perbedaan pandangan terkait masalah ini. Mazhab Hanafi memandang sholawat bukan merupakan bagian dari rukun khutbah, sementara Mazhab Syafi'i memandang sholawat adalah rukun khutbah.
Alasannya, khutbah Jumat diqiyaskan dengan ibadah lainnya seperti sholat ataupun azan. Sholawat dibaca dalam sholat dan azan, sehingga khutbah pun harus menyertakan sholawat.
Syamsuddin Ar Ramli dalam kitab Nihayatul Muhtaj ila Syarhil Minhaj, memberikan penjelasan sebagai berikut.
" Kedua, membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Sebab setiap ibadah yang membutuhkan mengingat Allah (dzikrullah), ia juga membutuhkan untuk mengingat Rasulullah SAW seperti azan dan sholat."
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
