Foto: Liputan6.com/Johan Tallo
Dream - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Mario Dandy, terdakwa kasus penganiayaan berat kepada David Ozora dengan hukuman 12 tahun penjara. Tuntutan itu dijatuhkan sebab tindakannya menganiaya korban hingga mengalami cedera berat.
" Menjatuhkan pidana penjara oleh untuk terdakwa Mario Dandy Satriyo alias Dandy dengan pidana penjara selama 12 tahun," kata Tim JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa 15 Agustus 2023.
Selain tuntutan penjara, Mario juga diminta membayarkan restitusi senilai Rp 120 miliar atas perbuatan yang membuat David Ozora menderita secara fisik hingga saat ini.
" Menuntut terdakwa harus membayar restitusi Rp120 miliar," ujar JPU.
Jaksa melanjutkan, jika Mario tidak dapat membayarnya maka akan diganti dengan hukuman tambahan penjara 7 tahun lamanya.
“ Jika tidak membayar maka ganti pidana penjara selama tujuh tahun," ungkap JPU.
Setelah tuntutan dijatuhkan, Jaksa meminta kepada majelis hakim agar Mario tetap ditahan sesuai ketentuan.
Dalam kasus ini, Jaksa menilai terdakwa melanggar Pasal 355 ayat (1) KUHP Jo 55 ayat (1) ke-1 KUHP mengenai Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu.
" Mario Dandy terbukti bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan berat dengan rencana terlebih dahulu," ucap Jaksa.
Sebelumnya, jaksa mendakwa Mario Dandy dengan dakwaan penganiayaan berat yang disertai dengan perencanaan terlebih dahulu terhadap Cristalino David Ozora (17).
Selama kejadian, Mario turut bersama dengan Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan alias Shane (19) dan anak AG (15).
Perbuatan Terdakwa Mario Dandy Satriyo alias Dandy adalah tindak pidana yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal 355 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Atau pasal Pasal 76 C jo Pasal 80 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
sumber: Liputan6.com.
Dream - Rafael Alun Trisambodo dengan tegas menolak membayar restitusi atau uang ganti rugi atas perbuatan anaknya, Mario Dandy, terdakwa kasus dugaan penganiayaan berat berencana terhadap David Ozora.
Adapun biaya restitusi yang diajukan melalui Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sebesar Rp120 miliar.
Ada dua alasan yang diungkap Rafael Alun, dalam surat tertulisnya yang disampaikan melalui kuasa hukum Mario Dandy, Andreas Nahot Silitonga saat agenda sidang saksi meringankan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
" Tentang restitusi, yang disampaikan pihak keluarga korban melalui lembaga perlindungan saksi dan korban, menjadi keputusan keluarga kami, apabila nanti ada putusan dalam hukum anak kami Mario Dandy Satryo untuk membayar restitusi, maka kami mohon agar dapat diputus sesuai hukum yang berlaku, yang utama terkait kesediaan kami sebagai orang tua untuk menanggung restitusi," ujar Nahot, Selasa 25 Juli 2023.
Namun, keputusan untuk melibatkan keluarga Rafael dalam pembayaran restitusi itu pun batal. Rafael berpendapat anaknya telah dewasa dan sudah seharusnya menanggung perbuatannya.
" Kami menyampaikan bahwa dengan berat hati kami tidak bersedia untuk menanggung restitusi tersebut, dengan pemahaman bahwa bagi orang yang telah dewasa maka kewajiban membayar restitusi ada pada pelaku tindak pidana," tulis Rafael Alun.
Rafael mengakui, sejak awal ingin membantu biaya perawatan David pasca kejadian dan pertama kali dirawat di RS Permata Hijau.
Hal itu juga sempat disampaikan oleh ayah David Ozora, Jonathan Latumahina yang menyebut ada seseorang yang mengaku utusan dari orang tua Mario untuk menawarkan pengobatan yang lebih layak dan bagus. Namun tawaran tersebut pun ditolak Jonathan.
Namun, kondisi Rafael sekarang ini berbeda. Dia telah ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU).
" Saat ini kami mohon untuk dipahami kondisi keuangan keluarga kami yaitu sudah tidak ada kesanggupan serta tidak memungkinkan untuk memberikan bantuan dari segi finansial," ungkap Rafael.
" Aset aset kami sekeluarga dan rekening sudah diblokir oleh KPK dalam rangka penetapan saya sebagai tersangka sebuah tindak pidana dugaan gratifikasi," jelas dia, dikutip dari Liputan6.com.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia