Ganjar Pranowo (TikTok @sahabatganjarpranowo)
Dream - Setiap orang punya masa lalu di masa muda. Sekalipun pejabat negara dengan jabatan menterengnya, mereka juga punya cerita.
Seperti kisah seorang pria satu ini. Mendiang ayahnya berstatus sebagai polisi, dia memilih terjun memasuki dunia politik. Dia pernah menjabat sebagai anggota DPR, hingga saat ini menempati posisinya sebagai Gubernur Jawa Tengah bahkan dua kali periode.
Pria itu tak lain adalah Ganjar Pranowo yang mengungkapkan masa mudanya disebut 'kumal'. Katanya saat berbincang di podcast Denny Sumargo.
Siapa sangka sosok Ganjar Pranowo yang sekarang dapat menjadi pusat perhatian kaum hawa dengan paras tampannya, dulu ditolak banyak wanita.
Ganjar mengatakan saat masa kuliah banyak wanita yang dia taksir menolak cintanya. Ganjar Pranowo sendiri menempuh pendidikan sarjananya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jurusan Fakultas Hukum.
" Waktu saya kuliah semua cewe yang saya taksir enggak ada ya mau," kata Ganjar dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo
Denny Sumargo sendiri tak percaya seorang Ganjar Pranowo ditolak banyak wanita. Dengan jujur, Denny mengatakan Ganjar adalah sosok yang ganteng.
" Kan bapak ganteng?" tanya Denny.
" Ganteng jadi ukuran enggak ya?" celetuk Ganjar.
Gubernur kelahiran Karanganyar, 28 Oktober 1968 itu pun mengungkapkan alasan mengejutkannya, kenapa para wanita menolaknya.
" Ganjar gondrong, jelek, enggak mandi, begitu kira-kira ya," sahut Ganjar sambil tertawa.
" Oh Kumal dulu Pak?" tanya Denny lagi.
" Oh iya Kumal," jawab Ganjar.
Akun TikTok @sahabatganjarpranowo yang mengunggah ulang pengakuan Ganjar pun memperlihatkan bagaimana paras muda sang Gubernur.
Sangat kontras dengan penampilannya yang sekarang. Memang benar, rambutnya terlihat gondrong.
Advertisement
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal