Diragukan Bisa Deteksi Virus Corona, Menkes: `Kita Punya Alat Itu`

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 12 Februari 2020 09:12
Diragukan Bisa Deteksi Virus Corona, Menkes: `Kita Punya Alat Itu`
Terawan meyakinkan Indonesia mampu mengatasi virus corona.

Dream - Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, memastikan Indonesia memiliki perangkat alat untuk menguji suspek virus corona. Penegasan tersebut sekaligus membantah keraguan yang menyebut Indonesia tak mampu mengidentifikasi virus corona.

" Kalian bisa melihat sendiri dan ini sangat terbuka, tidak ada sesuatu yang ditutupi dan memang kita punya alat itu," ujar Terawan, dikutip dari Setkab.go.id.

Terawan meyakinkan tidak ada hal yang bisa ditutupi di era penuh keterbukaan seperti sekarang ini. Jika ada yang meragukan kemampuan Indonesia dalam mengatasi ancaman virus corona, Terawan mempersilahkan melihat peralatan yang sudah didatangkan pemerintah dari Amerika Serikat.

Terkait Indonesia yang terbebas dari kasus suspek positif corona di kala negara tetangga berkutat dengan masalah tersebut, Terawan hanya bisa menyatakan jika hal tersebut berkat Tuhan Yang Mahakuasa serta doa dari rakyat.

" Kita ndak mengharapkan untuk ada dan kita terus berdoa mudah-mudahan jangan ada mampir ke Indonesia dan kita melakukan pemeriksaan yaitu dengan ketat dan sesuai standar," kata Terawan.

Menurut Terawan kecurigaan apapun terkait Indonesia yang bebas virus corona tidaklah beralasan. Selama ini fasilitas laboratorium bersertifikasi biosafety level 3 (BSL 3) di Indonesia terbuka dan bisa dilihat semua orang.

" Laboratorium BSL 3 kita boleh dilihat tetapi ya mengikuti tata caranya harus pakaian APD-nya dipakai meskipun kameramu juga harus terlindungi," terang dia.

1 dari 5 halaman

62 Suspek Negatif Virus Corona, Jokowi: Ini Patut Disyukuri

Dream - Presiden Joko Widodo bersyukur wabah virus corona sampai saat ini tidak terdeteksi di Indonesia. Sebanyak 62 suspect dinyatakan negatif virus corona oleh Kementerian Kesehatan.

" Kemarin ada 62 yang suspect, tapi setelah dicek semuanya pada posisi negatif, ini patut kita syukuri," ujar Jokowi saat memimpin Sidang Paripurna Kabinet di Istana Bogor, dikutip dari Liputan6.com.

Jokowi meminta seluruh jajarannya memberikan informasi mengenai perkembangan penanganan wabah corona di Indonesia kapan pun. Dia ingin dunia mengetahui jika Indonesia benar-benar serius menangani dampak virus mematikan tersebut.

" Saya minta agar penyampaian ke media pagi, siang, malam terus dilakukan sehingga informasi betul-betul konkret, ada fakta-faktanya, sehingga persepsi yang ada di luar kepada Pemerintah Indonesia betul-betul sangat serius dalam menangani ini," kata Jokowi.

Selanjutnya, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada kementerian terkait yang telah bekerja keras menangani virus corona. Dia yakin kerja keras tersebut dapat mencegah masuknya virus corona ke Indonesia.

" Saya kira ini menunjukkan kewaspadaan kita, kehati-hatian kita, ekstra kerja keras kita. Sehingga virus itu tak masuk ke Indonesia," kata Jokowi.

(Sah, Sumber: Liputan6.com/Lizsa Egeham)

2 dari 5 halaman

Fakta Baru Virus Corona, Masa Inkubasi Diduga Lebih Lama!

Dream - Penelitian terbaru mengungkap temuan masa inkubasi virus corona ternyata lebih panjang. Virus yang telah merenggut nyawa 1000 orang di seluruh dunia ini ternyata memiliki masa tunas selama 24 hari dari sebelumnya 14 hari.

Temuan mengejutkan itu didapat dari data lebih dari 1.000 pasien terjangkit virus corona.

Selain itu, kurang dari setengah jumlah pasien mengalami demam setelah pertama kali bertemu dokter.

Penelitian tersebut dijalankan sedikitnya oleh 36 peneliti dari rumah sakit dan kampus kedokteran di seluruh China, di bawah koordinasi pakar epidemologi, dr Zhong Nanshan. Zhong yang merupakan penemu virus corona untuk untuk wabah SARS pada 2003 menyatakan masih banyak hal yang belum diketahui dari virus mematikan bernama 2019-nCoV itu.

Dikutip dari Straits Times, para peneliti juga menyimpulkan metode identifikasi awal mungkin mengandung kecacatan. Akibatnya sebagian besar orang terinfeksi tidak ditemukan.

Penelitian itu juga menyebutkan demam awalnya terjadi pada sekitar 43,8 persen pasien. Tetapi, jumlah tersebut meningkat menjadi 87,9 persen setelah pasien dirawat di rumah sakit.

 

3 dari 5 halaman

CT Scan Tak Cukup Ampuh

Sementara, frekuensi pasien tidak mengalami demam di kasus 2019-nCoV berjumlah lebih sedikit dibandingkan infeksi SARS dan MERS. Kemungkinan banyak pasien terlewatkan jika kasus pengawasan hanya difokuskan pada deteksi demam.

Sebelumnya, sebelum pasien menjalani tes asam nukleat (NATs) untuk mengkonfirmasi infeksi, CT scan harus menunjukkan tanda-tanda infeksi virus. Umumnya tampak dari pantulan pada ground-glass opacity atau bilateral parchy shadowing di bagian dada.

Tetapi di antara 840 pasien responden yang menjalani pemeriksaan CT scan, hanya setengah yang menunjukkan tanda ground-glass opacity dan 46 persen menunjukkan bilateral parchy shadowing.

Artinya, mengandalkan CT scan saja dapat membuat kegagalan dalam proses identifikasi proporsi yang signifikan dari pasien yang terinfeksi.

4 dari 5 halaman

Hasil Uji 62 dari 64 Suspek Virus Corona Dipastikan Negatif

Dream - Kementerian Kesehatan memastikan 62 dari 64 pasien diduga terpapar virus corona menunjukan hasil negatif atau bebas dari penyakit tersebut. Sementara dua orang lainnya masih haru menunggu hasil penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes.

Data tersebut dikeluarkan Kemenkes dari hasil penelitian termukathir per 10 Februari 2020 pukul 18.00 WIB.

Sesditjen P2P Kemkes, dr Achmad Yurianto, mengatakan kementerian telah berkoordinasi dengan tiga institusi dalam menjalankan pengujian ini. Menurut dia, sampel yang digunakan bukanlah darah.

" Perlu dipahami memeriksa virus tidak sama dengan memeriksa golongan darah karena spesimen yang akan kita periksa adalah mukosa atau lendir saluran napas, bukan darah dan bukan urine," ujar Yurianto, dikutip dari Liputan6.com.

Yurianto mengatakan pemeriksaan yang seusai dengan standar WHO membutuhkan fasilitas laboratorium bersertifikasi biosafety (BSL) level 2 dan 3. Sejauh ini, terdapat tiga laboratorium di Indonesia yang telah mengantongi sertifikasi tersebut yaitu di Pusat Penyakit Tropis Universitas Airlangga Surabaya, Balitbangkes, serta Lembaga Eijkman Jakarta.

" Hanya di tempat inilah pemeriksaan dapat dilakukan," kata dia.

5 dari 5 halaman

Pakai Mesin PCR

Selanjutnya, Yurianto mengatakan sampel yang digunakan berasal dari 28 rumah sakit di 16 provinsi di Indonesia. Rinciannya, DKI Jakarta 14, Bali 11, Jawa Tengah 7, Jawa Barat 6, Jawa Timur 6, Banten 4, Sulawesi Utara 4, Yogyakarta 3, Kalimantan Timur 2, Jambi 1, Papua Barat 1, NTB 1, Kepri 1, Bengkulu 1, Kalimantan barat 1, dan Sulawesi Utara 1.

Sampel-sampel tersebut diuji menggunakan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat mendeteksi langsung virus corona. Mesin ini resmi digunakan di Indonesia sejak Januari lalu.

Metode yang dijalankan yaitu mengekstraksi RNA lebih dulu, lalu ditambahkan reagen tertentu. Lalu, sampel dimasukkan ke mesin PCR selama kurang lebih 2 jam.

" Total waktu satu hari untuk memeriksa itu," kata Yurianto.

(Sah, Sumber: Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Beri Komentar