Miris Rumah Lansia di Bekasi Tertutup Bangunan Hotel, Akses Jalan hanya Lewat Got

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 11 Juli 2023 10:35
Miris Rumah Lansia di Bekasi Tertutup Bangunan Hotel, Akses Jalan hanya Lewat Got
Akses jalan satu-satunya yang bisa dilalui Ngadenin untuk bisa sampai ke rumah hanya melalui saluran got.

Dream - Ngadenin (63) dan Nurhidayati (54) warga Jalan Raya Jatiwaringin, RT03 RW04, Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, harus bersusah payah untuk masuk dan keluar rumahnya. Akses jalan menuju kediamannya itu tertutup tembok bangunan hotel setinggi 15 meter.

Akses jalan satu-satunya yang bisa dilalui Ngadenin untuk bisa sampai ke rumah hanya melalui saluran got. Untuk melewati saluran sepanjang 60 meter dan lebar 2 meter itu, ia biasanya memakai sepatu boot.

Kondisi jalan yang sulit dan faktor usia, membuat pasangan lansia itu kewalahan setiap kali bolak-balik menuju rumah mereka. Alhasil keduanya memilih tinggal di warung sate yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.

1 dari 5 halaman

Ngadenin mengaku telah tinggal di rumah tersebut selama 24 tahun atau sejak 1999. Sementara tembok hotel yang menutup akses jalan rumahnya sudah berdiri selama tiga tahun terakhir.

Sebelumnya Ngadenin tinggal di pinggir jalan raya yang berada persis di belakang warung sate miliknya.

" Saya kan tadinya (tinggal) di depan pinggir jalan, saya beli, saya bangun (rumah dan warung sate)," katanya, dikutip dari liputan6.com, Selasa 11 Juli 2023.

2 dari 5 halaman

Ngadenin mengaku dipaksa pengelola hotel untuk menjual rumah dan warungnya dengan disertai ancaman.

" Kalau enggak mau jual ke dia (pihak hotel), nanti saya ditakut-takuti akan dikurung, ditutup (akses jalan) akhirnya saya nyerah," ujarnya.

Sebenarnya Ngadenin enggan menjual rumah dan lapaknya lantaran ditawar dengan harga rendah.

3 dari 5 halaman

Namun karena takut dengan ancaman pihak hotel, akhirnya ia terpaksa menjualnya.

" Ditawar harganya sangat rendah, tidak sesuai kalau buat beli rumah pengganti enggak dapat, setengah saja enggak dapat," ungkapnya.

Dengan uang hasil penjualan tersebut, Ngadenin kemudian membeli rumah yang tak jauh dari kediamannya semula.

Sang pemilik rumah sebelumnya sempat berujar, bahwa tanah sekitar merupakan tanah wakaf.

4 dari 5 halaman

Namun, setelah sekitar 10 tahun menempati rumah tersebut, Ngadenin baru mengetahui akses jalan sekitar dikuasai oleh pihak hotel.

" Saya beli di sini awalnya ada jalan, katanya sudah diwakafkan. Tapi akhirnya dijual semua ke hotel sama jalannya, saya enggak tahu," ucapnya.

Alhasil, akses jalan di samping rumah Ngadenin tertutup tembok seiring dimulainya pembangunan hotel di lokasi tersebut. Selama berbulan-bulan, ia dan sang istri terpaksa melewati saluran air got sebagai satu-satunya akses jalan menuju rumah.

5 dari 5 halaman

Ngadenin mengaku sempat berkomunikasi dengan pengelola hotel dan ditawari sistem tukar guling. Namun ia menolak karena selain lokasi yang jauh, kondisi rumah yang ditawarkan rusak serta rawan banjir.

" Saya sudah tidak nyaman lagi menempati rumah milik saya sendiri. Saat ini, saya terpaksa tinggal di warung karena sudah tidak memungkinkan untuk kembali ke rumah," keluhnya.

Sejauh ini pemerintah setempat belum bisa menyelesaikan permasalahan ini. Karena itu Ngadenin berharap pemerintah daerah bisa turun tangan mencari solusi untuknya dan istri agar bisa menikmati hari tua dengan nyaman.

Beri Komentar